Sekarang, Esok, Dan Selamanya

34.3K 1.8K 553
                                    

Sepanjang perjalanan pulang kami terdiam. Hanya terdengar suara berisik becandaan anak-anak basis di dalam bus. Ika sendiri masih bersandar di bahu gua sambil menatap kosong kursi di depan kita.

"Romi," panggil Ika pelan.

Gua menoleh menatap wajah Ika yang masih sembab.

"Kamu jangan berantem kaya gitu lagi ya..." pintanya dengan suara yang lemas.

Gua hanya menatap Ika tanpa bergeming.

"Bisa bahaya kalau anak yang kamu pukulin itu celaka," lanjutnya.

Gua masih diam.

"Janji ya...?" Katanya lagi.

Gua menghembuskan nafas berat. "Maaf aku gak bisa janji..." kata gua pelan tanpa menatap wajahnya.

"Kenapa?"

"Aku merasa menjadi cowok yang gak berguna kalau gak bisa melindungi kamu. Aku merasa sia-sia aja pacaran sama kamu, kalau aku hanya berdiam diri melihat kamu di lecehkan seperti itu..." lanjut gua, "Melihat kamu nangis kaya gini aja aku jadi merasa bersalah...seharusnya tadi aku ada di sisi kamu, seharusnya aku bisa melindungi kamu...seharusnya..." *emosi jiwa*

Ika menutup mulut gua. "Udah Romi..." ucapnya pelan.

Ika memandang gua dengan mata yang seakan bersinar.

"Terima kasih ya, sudah mau membela kehormatan aku," lanjutnya sembari tersenyum dan menatap wajah gua.

Gua pun tersenyum sambil menatapnya.

"Kok sekarang mau ngomong lagi sama aku?" Tanya gua mencoba menggodanya.

Ika mengangkat kepalanya dari bahu gua dan menatap dengan mata yang aneh.

"Oh iya..Ika kan lagi ngambek sama Romi! Ih! Jadi kesel lagi! Ika males ngomong, ah!" Katanya yang langsung membuang muka dan melepaskan rangkulan tangan nya.

"Ha..ha..ha..ha..ha..ha.." gua tertawa ngakak melihat tingkahnya yang seperti anak kecil itu.

"Kok malah ketawa sih?" Tanya nya protes.

"Abisnya kamu lucu sih, ngambek kok bisa lupa,"

Ika tersenyum malu.

"Namanya juga lupa, gak salah dong...hi..hi..hi.." kembali gadis itu merangkul tangan gua erat-erat dan menyandarkan kepalanya di bahu ini.

"Iya deh yang penting kamu seneng," balas gua.

"He..he..he..he.."

"Ika jangan ngambek kaya gitu lagi ya? Aku kan jadi bingung kalo di diemin kaya gitu.."

Ika tertawa sambil mengangguk lalu menyembunyikan wajah nya yang malu di lengan gua.

"Romi juga jangan ngeselin..jangan tawuran-tawuran lagi..." lanjutnya dengan wajah cemberut

"Iya Ika..iya..."

"Janji ya?" Kata Ika.

"Iya gua janji, nyet!" Potong Erik tiba-tiba. Kepala anak itu muncul dari belakang kursi sambil menyengir lebar.

Gua dan Ika langsung mundur menjaga jarak tubuh kita.

"Ganggu aja lu, nyet! Gak bisa liat orang seneng apa?" Protes gua ke Erik Banjir.

"Pacaran di angkot, pindah sono ke kebon, biar bisa bikin anak!" Seru anak itu.

"Ih! Erik porno ngomongnya..." protes Ika.

BADJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang