Musuh Baru

34.3K 2K 91
                                    

Gua mulai masuk sekolah dan masih sering ikut nge-basis seperti biasa. Entah kenapa penyesalan dan rasa ketakutan ketika membacok Away seperti menguap begitu saja. Mungkin karena polisi tidak mengkasus kan kejahatan tersebut, gua jadi semakin santai dan jauh dari rasa kapok.

Malam minggu ini, gua, Bastian, Okib, Buluk, Endank, dan Bagol sedang bertamu ke tongkrongan Djarot anak kalibata ps. minggu. Gua kenal Djarot dari salah satu kawan di Warchild yang dulu pernah tinggal di wilayah itu.

Djarot adalah anak jalanan sejati, umurnya sekitar 26 tahun, dia juga pimpinan genk motor trek liar yang sering taruhan di Kemayoran. Nama anak itu sudah nyohor di seantero kalibata pasar minggu.

Saat itu kami nongkrong di tempat yang bernama Holiday Opyong. Di gang masjid. Jembatan kami nongkrong cukup luas, dengan rentetan anak muda yang berjejeran di pinggir pembatas jembatan, sambil menenggak minuman keras dan bernyanyi-nyanyi sepanjang malam dengan gitar bolong.

Bastian bangkit sambil membersihkan bagian belakang celana nya yang tertempel oleh debu dan kotoran.

"Gua mau beli rokok. Ada yang mau nitip kaga?" Tanya anak itu kepada kami semua.

"Gua nitip samsu deh, tiga batang," Kata Buluk.

"Mana duitnya?" Bastian megadahkan tangan.

"Pake duit lu dulu..entar gua ganti," Buluk menyengir lebar.

"Gak pake!" Kata Bastian tegas. "Utang lu udah seabrek-abrek,"

"Yailah berapa sih utang gua? Entar gua bayar deh!" Katanya sambil merengut.

"Dari dulu omongan lu mau bayar utang mulu, tapi kaga pernah di bayar. Udah sini duitnya, gua mau jalan nih?"

Akhirnya dengan berat hati Buluk memberikan uang seribu lima ratus.

Bastian berangkat di bonceng oleh motor Rx-King milik Djarot ke warung yang agak jauh jaraknya dari jembatan tempat kami nongkrong.

Tidak lama kemudian tiga orang anak tongkrongan di Holiday Opyong menghampiri kami yang sedang bercanda. Memang dari awal sejak kedatangan kami, ketiga orang itu terus berbisik sambil melihat ke arah gua dengan tampang yang sinis.

Orang yang bernama Ado memakai topi biru angkat bicara.

"Elu yang namanya Romi Jahat dari STM BK kan?" Tanya nya sambil memasang tampang sok berwibawa.

Gua mendangak melihat wajahnya yang ada bekas luka di hidung.

"Iya. Kenapa?" Balas gua dengan datar.

"Gua Ado, anak boedoet pusat! Dia Ableh dan dia Junet masih satu Basis sama gue!" kata Ado sambil memperkenalkan dirinya dan kawan-kawannya.

Boedoet! Sekolahan yang paling di segani di Jakarta.

Ngapain anak Boedoet nyamperin gua? Apa ada hubungannya sama cerita Erik & Buluk tempo dulu? Jangan-jangan dia sepupunya, Away! Apa memang mereka masih mencari-cari gua? Padahal selama ini ketika gua berangkat dan pulang sekolah kami tidak pernah bentrok dengan STM raja tawuran itu.

Gua masih diam sambil menebak maksudnya Ado. Jangan-jangan bener ini sepupunya Away! Bisa rame ini malem!

"Asal lu tau, gua di titipin pesan sama Petir yang punya Boedoet basis 806 nye," Lanjutnya dengan nada tinggi.

Gua agak bernafas lega.

Kayanya dia bukan sepupunya, Away.

Mengetahui situasi ini gua jadi mau ngerjain dia sedikit.

BADJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang