8. Tersiksa Dalam Kepekatan

7.7K 1.5K 893
                                    

"Ini, Mas." Tumpukan berkas sudah diletakkan di meja Tomo.

"Ada wilayah yang aneh? Menarik perhatianmu?" tanya Tomo. "Seperti misalnya tiba-tiba banyak terjadi kasus kucing yang menghilang? Atau mati?"

"Ada," jawab Yovi. "Itu wilayah yang menjadi pusat perhatian partner saya dulu, almarhum Damar." Yovi mengambil sebuah peta wilayah, menunjuk sebuah titik daerah. "Di daerah ini banyak sekali kasus kucing dan anjing menghilang, dalam waktu yang berdekatan sekali. Terutama kucing peliharaan yang sering dilepas pemiliknya, tidak berdiam di rumah saja. Saya ingat, tahun 90-an, di daerah ini banyak anjing liarnya. Daerahnya berada di sudut kota, dekat dengan hutan pinus, jadi banyak yang sering membuang anjing ke daerah itu.

"Damar dan saya sudah pernah ke sana. Awalnya saya tidak mengerti kenapa Damar fokus sekali pada daerah itu, menganggap penting kasus itu. Sekarang saya sudah mengerti. Psikopat yang berbahaya, cenderung melakukan pembunuhan binatang sebelum melakukannya pada manusia. Kasus ini terjadi sekitar tahun 1999. Belum ada kasus pembunuhan berantai, tapi Damar, teman saya, mulai was-was. Tak lama setelah itu, kasus berantai enam wanita bersaudara—tidak benar-benar bersaudara, tapi tinggal di satu panti asuhan—terbunuh dalam keadaan tergantung dan tangan kiri mereka terpotong. Kasusnya bisa Mas lihat sendiri di sini." Yovi menunjukkan sebuah berkas.

"Pelaku yang melakukan pembunuhan itu baru tertangkap 11 tahun kemudian. Tapi, pelaku penculikan kucing dan anjing belum tertangkap. Daerah rumah pelaku di tahun 1999, cukup jauh dari wilayah penculikan kucing dan anjing itu. Jadi, kata Damar, sepertinya bukan pembunuh itu yang menculik kucing dan anjing. Tapi penculikan kucing dan anjing hanya berlaku di tahun 1999 saja, sekitar 3 bulan sebelum kasus pembunuhan berantai itu terjadi. Lalu, kasusnya lenyap begitu saja dari wilayah itu."

"Tidak ada kasus serupa lagi?"

Yovi menggeleng. "Sama sekali tidak ada."

"Setelah kasus pembunuhan berantai itu, ada kasus pembunuhan lain yang menarik perhatianmu? Maksudnya, selain kasus Mr. Nut yang sekarang."

"Ada, Mas. Kasus pembunuhan di wilayah ini jarang terjadi. Tapi, sekali terjadi, rasanya memorable. Yang pertama, ada kasus anak kecil yang membakar rumah dan orang tuanya sekaligus. Dia masuk rumah sakit jiwa, lalu menghilang begitu saja. Sampai sekarang tidak ketemu. Namanya Mariana Rukmi. Ini berkasnya." Yovi menunjukkan sebuah berkas, Tomo membuka dan membacanya sambil mendengarkan penjelasan Yovi.

"Mariana Rukmi ini jadi kasus pertama pembunuhan yang aneh setelah tidak terjadi pembunuhan aneh selama bertahun-tahun. Sebelumnya, ada pembunuhan lain, tapi sebagian besar, pelaku-pelakunya tertangkap. Nah, setelah Mariana Rukmi ini hilang, muncul tiga kasus kematian wanita yang pelakunya sampai sekarang tidak ditemukan, waktunya cukup berdekatan dengan hilangnya Mariana Rukmi, sekitar dua minggu." Yovi menunjukkan berkas lain, "Wanita pertama bernama Agatha Yuliana, umur 18 tahun, mati dengan kedua kaki yang patah dan lima luka tusuk di dadanya. Aneh, rambutnya diduga dipotong sebahu oleh pelaku." Yovi menunjukkan foto korban gadis itu.

"Yang kedua, Silvia Hendriawan, umur 17 tahun, mati dengan kedua kaki lebam seperti sehabis dipukuli, sekujur tubuhnya juga penuh luka pukul, tulang rusuknya patah-patah. Kulit kepalanya diiris setengah dengan pisau, seperti tidak selesai diiris. Lalu, yang terakhir ada Octavia Larasati Ridwan, umur 15 tahun, kaki kirinya terpotong dan kulit kepala bersama rambutnya menghilang dan tidak ditemukan sampai sekarang. Tidak ada tanda-tanda kekerasan seksual pada mereka semua."

Tomo mengangguk. "Sepertinya korban Mr. Nut bukan hanya Ratih, Bintarti, dan Arunika." Ia menyandarkan tubuhnya ke punggung kursi. "Mereka bertiga, perempuan-perempuan yang kamu sebut, juga kemungkinan korban orang gila ini."

"Tapi, ciri khasnya agak berbeda, Mas..."

"Pembunuh berantai tidak langsung menemukan ciri khas. Mereka harus mencoba dulu sebelum menemukan ciri khas itu. Ibaratnya, belajar dulu. Pembunuhan pertama akan terlihat kasar dan terburu-buru, lama kelamaan akan lebih rapi dan tenang." Tomo membuka semua berkas korban yang diduga adalah korban Mr. Nut, menyusun semuanya berurutan di atas meja. "Tapi, ada kesamaan dari semua korban ini. Rambut hitam panjang yang lurus. Tidak hanya itu. Lihatlah tanggal lahir mereka, sama semua, 24 April."

Alexandra's MemoriesWhere stories live. Discover now