12. Jati Diri

9.5K 1.7K 756
                                    

Bel istirahat sekolah berbunyi. Semalam, program yang Mbok Inu buat ternyata masih mengalami kendala, jadi hari ini masih akan diperbaiki. Sore ini Nata akan pulang ke rumah karena dokter bilang Nata sudah lebih membaik, meskipun harus tetap memakai tongkat karena kakinya belum benar-benar pulih. Artinya, kemungkinan Cana belum bisa pergi ke rumah Alam untuk mencoba alat itu karena harus menjaga Nata.

Tomo dan Yovi belum ada menghubungi Alam, Cana, Lisa, dan Sam. Tapi, rasanya seluruh siaran TV, termasuk berita nasional sudah banyak memberitakan tentang kematian mengenaskan Parwani. Kasus itu menggemparkan. Cana dan teman-temannya yakin kalau saat ini Tomo dan Yovi sangat sibuk. Cana sendiri memikirkan banyak hal dan dia belum berani menonton berita, apalagi melihat foto Parwani, meskipun fotonya dikaburkan.

Semalaman, Cana tak bisa tidur karena dihantui perasaan bersalah. Bukan hanya karena tak bisa menyelamatkan Parwani, tapi karena ia masih tak bisa menemukan markas Mr. Nut, apalagi menemukan siapa Mr. Nut. Cana telah membuat sengsara para roh yang menunggu bantuannya dan terus membiarkan Cana mengakses kenangan mereka dengan bebas tanpa tahu bahwa ternyata Cana telah menyakiti mereka. Kini Cana paham kenapa Alexa begitu marah padanya. Cana adalah salah satu penyebab Alexa tak bisa tidur dengan tenang. Cana menyiksa Alexa setiap malam. Cana membuat Alexa merasakan rasa sakit yang sama setiap malam. Dan inilah yang membuat Cana jadi takut bertemu Alexa. Cana tidak mau melihat lagi kenangan Alexa, meskipun ia tahu kalau ia butuh. Dan memang Alexa belum ada memberikan kenangannya lagi semalam.

Satu-satunya hal yang Cana bisa lakukan adalah mengingat kembali apa yang ia lupakan. Nata bilang bahwa kemungkinan Cana pernah diculik. Cana menduga bahwa yang menculiknya adalah Mr. Nut. Cana harus mendapatkan kembali kenangannya agar ia bisa membantu Alexa dan roh-roh lainnya tanpa harus mengakses kenangan mereka lagi.

Mr. Nut tidak ingin diketahui, tapi Cana yakin kalau lelaki itu berada di dekatnya. Cana menghela napas keras-keras karena begitu kesal dan marah. Rasanya ingin berteriak, tapi tak bisa. Alhasil, ia hanya meneteskan air mata saja.

Saat ini ia berada di taman belakang sekolah sendirian. Ia ingin sendirian saja. Tidak diganggu siapa pun. Ia bilang pada teman-temannya kalau ia ingin menyendiri saat istirahat, jadi teman-temannya tak perlu mencarinya. Di pangkuan Cana sudah ada dua buku catatan. Satu milik ibunya, satu lagi milik Alexa. Pertama, ia membaca sekilas catatan ibunya, tentang kematian mengerikan saudari-saudari ibunya setiap seminggu sekali dan tentang bagaimana ibunya selalu memimpikan kematian saudari-saudarinya tepat hari ke 6 sebelum saudari-saudarinya meninggal. Ibunya dan Tala, Ibu Alam, tak pernah bisa mencegah kematian saudari-saudarinya. Hingga akhirnya, semua mimpi buruk itu berakhir ketika Rona, saudari ke 4, mati, dan dulu semua orang menduga dialah yang membunuh semua saudarinya.

Ibunya tidak menulis catatan apa-apa lagi selama sepuluh tahun setelah bercerita bahwa ia mungkin akan menutup buku ini rapat-rapat setelah ia akhirnya menemukan kebahagiaannya, Javis, dan ia berhenti bermimpi buruk. Tapi, sepuluh tahun kemudian, ibunya menulis lagi. Tepat ketika mimpi-mimpi buruk itu kembali.

Hari pertama, 2010

Aku tidak pernah menyangka kalau mimpi-mimpi buruk akan kembali, tepat setelah aku kembali ke kota ini. Sebenarnya, aku tidak mau kembali ke kota ini, tapi pekerjaan Javis mengharuskan kami kembali ke sini dan kami tidak punya pilihan lain. Pertama kali tidur di rumah ini, rumah milik Javis yang dia beli dulu ketika dia datang ke kota ini dan belum bertemu denganku, aku langsung memimpikan Rona. Rona, orang yang membunuh saudari-saudariku semuanya. Mungkin aku harus menyimpan buku ini kembali ke panti asuhan, bersama kenangan-kenangan buruk yang kutuangkan di sini, kenangan-kenangan buruk tentang panti asuhan terkutuk itu. Besok, aku akan ditemani Tala pergi ke panti asuhan dan menyimpan buku ini.

Kupikir catatan terakhir yang akan kutulis di buku ini adalah tentang bagaimana aku menemukan kebahagiaanku, yaitu Javis. Ternyata tidak, masih akan ada catatan tentang mimpi burukku semalam.

Alexandra's MemoriesWhere stories live. Discover now