14. Apa Hubungannya?

28.2K 3.8K 515
                                    

"Tante, siapa yang ngirim ini?" Tanya Alam.

Rita terkejut melihat Alam yang nafasnya terengah-engah dan buru-buru. "Ehm ada tadi kurir. Udah pergi beberapa menit yang lalu."

Alam segera ke luar rumah, masih ada sebagian orang yang berkumpul di tempat ini setelah melayat. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, kemudian ia kembali masuk, "perawakannya? Apa Tante ingat?"

"Ehm... tante gak begitu perhatiin. Sibuk nerima tamu." Mata Rita terlihat masih sembab.

"Ada apa?" Tanya Axel yang kemudian muncul dari arah ruang tamu.

"Om lihat kurir yang bawain ini? Itu pasti Mr. Nut, yang bunuh Ayah!" Kata Alam setengah berteriak hingga orang-orang sibuk memperhatikan mereka, termasuk neneknya yang sedang duduk di ruang tamu dan menangis.

Axel menarik tangan Alam menjauhi tempat ini, menuju ke taman belakang. Hanya berdua dengan Alam. "Kamu tuh ngomong apa sih? Semua orang sedang berkabung! Kamu malah ngomong yang tidak-tidak! Malu dilihat orang!" Kata Axel sedikit emosi.

"Alam gak bisa lama-lama berkabung. Mr. Nut udah mulai bergerak."

"ALAM!" Bentak Axel putus asa. Matanya berkaca-kaca. "Ayah kamu baru saja pergi. Kamu malah membahas hal lain!"

"DIA PEMBUNUH AYAH!" Kata Alam balas membentak. Wajahnya merah, penuh amarah, air mata mendesak keluar hingga membanjiri pipinya. "Dia... bunuh Ayah, Om... dia ngambil semuanya. Dia bunuh Ravi. Dia bunuh Ibu. SIAPA YANG GAK GILA DIGINIIN, OM? SIAPA?!" Alam terduduk di atas rumput sambil menunduk dan menangis. "Alam udah gak punya apa-apa lagi... dia... dia merenggut semuanya... ini gak adil... Alam salah apa?"

"Alam..." Axel ikut duduk, memeluk keponakannya itu dengan erat, membiarkan air mata Alam membasahi dadanya. "Bukan dia, Lam. Ini gak ada hubungannya dengan dia. Ini kecelakaan. Sudah takdir Tuhan."

Alam mengepalkan tangannya, "Om Axel gak ngerti..."

"Om ngerti. Kamu lupa? Kakek kamu meninggal saat om dan ayah kamu kecil?"

Alam diam, masih menangis.

"Ayah kamu butuh doa. Dia akan sedih kalau kamu terus-terusan terobsesi dengan Mr... siapapun itu." Perlahan dia melepaskan pelukannya. "Jangan ngebahas itu di hari ini. Tolong, Lam."

Alam tersenyum getir. Saat gue bisa menemukan lo, gue yang akan hancurin hidup lo.

~~~

"Lo ngomong apa, Can?"

"Lis... gue... sebentar lagi gue akan jadi korbannya..." kata Cana ketakutan dan menangis.

"Gue gak akan ngebiarin hal itu terjadi..." Lisa segera memeluk Cana.

Sam mengepalkan tangannya, tersenyum kaku, "gak gue sangka... kita akan terlibat dengan si gila itu sejauh ini."

Pintu kamar Alam masih belum tertutup ketika Alam berlari ke luar. Tiba-tiba, seseorang menghambur masuk dengan wajah yang sangat khawatir. Lisa terkejut dan melepaskan pelukannya dari Cana. Ada Nata di sana, mengenakan kemeja putih dan blazer hitam. "Cana? Kamu gak papa kan?" Tanyanya yang langsung memeluk Cana. "Kita pulang sekarang."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Alexandra's MemoriesWhere stories live. Discover now