#8 Night Long 🔞

762 25 2
                                    

Ji Yoon...

'Hey bro, posisi dimana?'

'Kenapa hyeong?'

'Tumben sekali kau memanggilku begitu?'

'Harusnya memang begitu kan?'

'Sudahlah seperti biasa saja, nanti malam jam 7 temui aku di lokasi'

'Lokasi apa?'

'Aku aku mengirim titiknya, kau akan menikmatinya. Sudah lama kita tidak minum bersama kan.'

'Lama darimana sih, baru juga kemarin kan?'

'Pokoknya temui saja aku jam 7'

'Ne, sudah aku masih ada urusan.'

'Baiklah Tuan Muda Jeon.'

Arley menutup telephonenya...

"Baiklah paman, saya jadi membeli apartement ini ya, lantai paling atas dan unit ini, saya rasa semua sudah cocok. Berapa rekening paman."

"Tuan, sudah yakin, mau dikirim sekarang uangnya tuan?", jawab marketing apartement meyakinkan.

"Iya paman, ini sangat nyaman, berapa?"

"Harganya sudah cocok Tuan?", masih belum yakin Arley membayarnya saat itu juga.

"Ada masalah paman?"

"Tidak Tuan saya hanya kaget, biasanya orang lain pikir-pikir dulu."

"Tidak ada waktu untuk berpikir paman.", jawab Arley sambil terkekeh.

"Baik Tuan, Tuan bisa mengirimnya kesini.", menunjukkan kartu yang berisi rekening dan kantor penjualan.

Arley melihat handphonenya dan tampak memasukkan rekening juga nominal harga unit apartement nya.

"Baiklah paman, sudah ya.", menunjukkan bukti transfer. "Saya kirim juga ke nomor paman ya bukti transfernya."

"Baik Tuan terimakasih banyak."

"Mungkin besok saya mulai pindah kesini paman, hari ini saya masih ada acara. Saya pamit dulu ya paman."

"Baiklah Tuan, hati-hati Tuan."

"Kamsahamnida."

Arley memacu motornya menuju rumah.

"Kau sudah pulang nak?"

"Ne eomma.", jawab Arley sambil berjalan dan mencium eomma-nya.

"Bagaimana apa sudah dapat apartementnya?"

"Sudah eomma, bagus dan nyaman."

"Dimana lokasinya?"

"Besok kalau sudah rapi eomma akan aku ajak melihatnya."

"Janji ya nak."

"Tentu saja eomma."

Ny. Corbyn memeluk erat putranya, bisa dibayangkan betapa rindunya beliau pada Arley. Putra semata wayangnya, sejak Arley pergi untuk melanjutkan study-nya, Arley memang tidak pernah pulang. Arley selalu beralasan bahwa ia mau fokus belajar dan sibuk dengan kegiatan akademiknya.

"Eomma...", Arley mengusap surai ibunya.

"Ya nak."

"Apa eomma baik-baik saja?"

"Tentu saja nak, hanya saja....", suara Ny. Corbyn bergetar.

"Eomma, tidak apa-apa, menangis saja.", ucap Arley lembut.

You Deserved Me, Baby!Where stories live. Discover now