#62 begin to mend

141 9 0
                                    

Hallo guys!Beneran maaf baru bisa up 🫣Semoga kalian tetap bersabar dan bisa memahami 😘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hallo guys!
Beneran maaf baru bisa up 🫣
Semoga kalian tetap bersabar dan bisa memahami 😘

Yuk disimak lagi ya kelanjutan ceritanya. Gomawo 🙏

Happy reading! 💜

.

"Kau memintaku segera menemuimu hanya untuk ini?", ucap Youra sembari membelai tangan kekar Arley yang melingkar di perutnya.

Arley dengan posisi memeluk dari belakang mengecup leher belakang Youra. Keduanya kini telah berada di atas tempat tidur.

"Ar...?"

"Iya sayang, hmmm....kau harum sekali, aku menyukainya."

"Aku sedang bertanya, apa hanya untuk ini?"

"Aniyo, jangan berpikir aku hanya menginginkan tubuhmu."

"Lalu?"

Arley menghela nafas, "aku bertengkar lagi dengan appa."

Youra yang mendengar ucapan Arley lalu memutar tubuhnya berhadapan dengan Arley. Youra kemudian membelai surai Arley.

"Ada apa?"

"Entah, melihatnya saja sudah membuatku muak."

"Sayang..."

"Ahh..coba katakan lagi."

"Apa?"

"Panggilan itu, aku suka."

"Hmmm", ucap Youra sembari mencubit hidung Arley, "kau tidak bisa memaafkannya?"

"Sudah ku coba."

"Aniyo, kau belum melakukannya."

"Hatiku sakit melihatnya, ia tidak pernah berubah."

"Kau juga sama, sama kerasnya.", ucap Youra sembari mengecup kening Arley, "aku tahu pasti sulit, tapi lihat kau bisa melakukannya padaku Ar. Aku bahkan tidak ikut mengambil bagian untuk membuatmu menjadi hebat seperti sekarang."

Arley memandang Youra beberapa saat, kenangan-kenangan masa lalunya muncul begitu saja.

"Aku tidak tahu.", ucap Arley kemudian.

"Kau hanya perlu melakukannya perlahan-lahan. Coba kau pikirkan hal-hal menyenangkan yang kau lewati bersama beliau."

"Tidak ada."

"Ar...coba kau ingat kembali, ayolah jangan keras kepala."

"Entahlah, aku tidak ingin memikirkannya.", ucap Arley sembari memperat pelukannya.

Youra kembali membelai surai Arley yang kini memeluknya tanpa celah.

"Sayang..."

"Hmmm?"

You Deserved Me, Baby!Where stories live. Discover now