#47 A traitor

171 14 15
                                    

Hallo guys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo guys!

Mianhae, telat up ya 🥺
Tapi aku harap kalian masih setia menunggu ceritaku.

Tolong siapkan hati mungilnya 🥺

Happy reading! 💜

.

"Ada apa Ra?", tanya Deiji.

"Itu kak Won, mengingatkan untuk sarapan."

Deiji dan Heejin masih sibuk berbincang, sedangkan Youra pergi ke kamar mandi. Youra mengisi penuh bathtub dengan air, menambahkan sedikit garam dan aroma terapi.

🎶🎧🔊 sound on:
Julia Michaels - "Heaven".

Youra kemudian menenggelamkan tubuhnya dalam bathub. Pikirannya jauh ke masa lalu, masa dimana ia masih bersama Gene. Semuanya terasa begitu indah dan baik-baik saja. Youra memejamkan maniknya, nafasnya begitu berat, kali ini bayangan Arley turut masuk dalam pikirannya.

'Aku tidak pantas untuk siapapun, aku si wanita kotor, aku yang menjadi beban untuk keluargaku, aku yang mempermalukan appa dan eomma. Lalu adikku? Sampai sekarang pun sama sekali belum pernah ia membicarakan wanita kepadaku. Apa ia ikut menjadi trauma? Ini memang salahku.'

Dada Youra terasa begitu sesak, ia menangis, tersedu disana. Lagi-lagi ia harus menahan suara tangisnya agar kedua sahabatnya tidak khawatir. Pada kenyataannya bukan hanya Gene yang menyimpan Youra di tempat khusus dalam hatinya, Youra juga sama, namun bukan sebagai kenangan yang indah seperti dulu. Youra yang susah jatuh cinta dan Gene yang memeperjuangkannya kala itu. Youra belum jatuh cinta, ia hanya merasa tidak tega melihat perjuangan Gene. Bila sampai sekarang hanya Arley, laki-laki yang bisa sedekat ini dengan dirinya, itu karena memang dari awal Youra susah membuka hati untuk orang, ditambah lagi ia yang batal menikah. Pukulan bertubi-tubi ia rasakan dari setiap orang yang memandangnya remeh. Youra ingat semua itu.

"Ra, masih lama kah?", tanya Deiji sambil mengetuk pintu kamar mandi."

"Tunggu sebentar ya".

"Gwaenchana, take your time."

Sementara itu Arley telah selesai mandi dan sekarang sedang merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

'Aigo, aku lelah sekali. Lebih baik hari ini aku tidur saja, belum ada panggilan juga dari Caleb hyeong.'

Baru beberapa saat Arley memejamkan maniknya, tiba-tiba Ji Yoon sudah usil menindih tubuhnya.

"Apa-apaan hyeong, aku mau tidur."

"Ah, seperti lama sekali tidak melihatmu."

"Hyeong, pergilah."

"Memangnya tadi malam kau tidak tidur Ar?"

You Deserved Me, Baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang