#68 Trust

127 8 6
                                    

Hallo guys! Aku up lebih awal ya karena sadar sih minggu kemarin aku skip, huhu

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Hallo guys!
Aku up lebih awal ya karena sadar sih minggu kemarin aku skip, huhu.

Mianhae aku membuat kalian menunggu, semoga kalian tetap setia membaca ceritaku ya!

Jangan lupa like dan tinggalkan komentar ya supaya aku lebih semangat buat nulis! Gomawo 🥰

Happy reading! 💜

.

➡️➡️➡️📞

"Jangan selalu menggangguku! Aku sedang tidak ingin bertemu siapapun."

Gene menutup ponselnya dan membantingnya ke sofa di ruang kerjanya.

"Ada apa kau ini? Kenapa marah-marah begitu?"

"Apa kau tidak bisa menjauhkan Sun Jee dariku?"

"Bagaimana aku melakukannya? Kau saja tidak bisa menolak keinginan ayahmu mengenai perjodohan itu?"

"Aku muak dengannya."

"Sudahlah, anggap saja ia tidak ada, seperti biasanya. Aku ingin membicarakan projec dengan Corbyn."

"Waeyo? Apa ada masalah?"

"Aku mohon padamu, jangan terlalu memojokkan Ar. Sikapmu itu bisa menjadi bumerang."

"Apa sekarang kau membelanya?"

"Bukan begitu, aku hanya ingin kau fokus dan sudah hentikan perasaanmu pada Youra. Cerita kalian sudah selesai, kau kan yang memutuskannya."

"Ar itu sama brengseknya, mau jadi wanita nakal selamanya?"

"Itu bukan urusanmu lagi. Berhenti dan bekerjalah profesional."

Sementara itu di seberang panggilan yang diputuskan begitu saja oleh Gene, Sun Jee mengumpat kesal karena berkali-kali selalu saja diperlakukan seperti itu.

"Ada apa?", tanya salah satu wanita yang duduk di dekat Sun Jee.

"Apalagi, pasti tunangannya."

"Ahh..bukankah kalian sudah sering bercinta? Tapi sikapnya masih sama begitu?"

"Haha, bercinta itu bukan berarti benar-benar menginginkan bersama. Itu hanya bersenang-senang, memenuhi kebutuhan. Bukan begitu Sun Jee?", ucap teman Sun Jee sembari menyenggol lengan Sun Jee yang memutar-mutar batang rokoknya.

Beberapa saat kemudian, salah satu teman Sun Jee menarik lengan Sun Jee, ia ingin Sun Jee mengalihkan pandangan pada sosok yang baru saja memasuki club. Sun Jee menaikkan satu alisnya, mengamati pergerakan dan langkah kaki sosok tersebut. Sosok yang menarik perhatian Sun Jee siapa lagi kalau bukan Arley. Arley duduk di meja yang biasanya ia tempati. Tidak begitu lama, pelayan segera membawa minuman seolah sudah tahu apa yang Arley butuhkan dan sukai. Sun Jee sengaja menunggu untuk melihat siapa yang datang bersamanya atau yang menyusul di belakangnya. Beberapa waktu berlalu, Arley pun nampak sudah menghabiskan satu botol wiski-nya.

You Deserved Me, Baby!Onde as histórias ganham vida. Descobre agora