Youra sudah terbiasa hidup tertata, membangun kariernya sebaik mungkin. Setiap orang yang bertemu dengannya tidak akan ragu untuk mengatakan "YA" dalam kerjasama yang ditawarkan oleh perusahaannya. Youra dapat dengan mudah untuk menyelesaikan kerjas...
ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।
Hallo guys! Mianhaeyo baru bisa up lagi. Semoga kalian tetep bersabar dan terus larut dalam ceritaku.
Chapter ini, tolong disiapkan hati mungilnya lagi ya, soalnya agak sedikit menyayat hati untuk kapal yang ini 🫣
Happy reading! 💜
.
"Sudah larut malam, sebaiknya kau ku antar pulang.", ucap Ji Yoon.
"Tidak perlu, saya bisa pulang sendiri."
"Ini sudah larut."
"Iya saya tahu, lalu kenapa?"
"Biar aku antar pulang."
"Tidak perlu repot-repot Tuan."
Ji Yoon menarik tangan Heejin sampai ke dekat mobilnya. Sedari tadi Heejin berusaha melepaskan tangannya dari Ji Yoon namun belum berhasil, hingga ia benar-benar mengerahkan tenaganya.
"Lepaskan!"
Akhirnya tangan Ji Yoon terhempas dari tangan Heejin.
"Anda tidak punya hak melakukan ini."
"Kau ini kenapa? Aku hanya mengantarmu pulang dan memastikan kau baik-baik saja sampai tempat tinggalmu."
"Sudah saya katakan saya bisa pulang sendiri bukan?", ucap Heejin sambil melangkah pergi.
Ji Yoon mengejar Heejin dan menarik tangannya kembali.
"Hentikan sikapmu ini!"
"Waeyo? Kau benar-benar menerima hyeong-ku?"
"Waeyo?? Bukankah itu yang kau mau?"
"Aku hanya bertanya, apa kau benar-benar menerima perjodohan itu?"
"Kalaupun aku menerimanya kenapa? Kau juga tidak akan melakukan apapun bukan? Kau hanya akan pergi meninggalkanku, seolah-olah tidak terjadi apapun diantara kita. Lalu pergi bersenang-senang, mabuk dengan para wanita di luar sana. Dan dengan entengnya kau menanyakan ini padaku?"
"Aku..."
"Aku apa? Kau lupa dengan Ji Yoon yang memohon padaku untuk tidak pergi? Kau lupa pula dengan ucapanmu yang mengatakan bahwa kau akan melakukan apapun agar kita tetap bersama? Lalu apa? Baru direncanakan perjodohan, kau sudah langsung melepaskanku? Apa kau gila?", ucap Heejin geram.
"Aku..."
Ji Yoon tidak melanjutkan ucapannya karena ponselnya berdering, ia segera mengangkat ponselnya.
