#14 New lnnings

258 19 2
                                    

'Jika rutinitasku berulang begini terus dan terus maka semua akan baik-baik saja. Ada beberapa hal atau bahkan orang yang harus dihindari, sejauh ini aku melakukan yang terbaik untuk menjaga kewarasanku.", batin Youra yang memulai aktifitas paginya dengan roti tawar, selai coklat mint, dan tidak lupa susu pisang favoritnya.

"Boleh aku masuk?", suara Heejin mengawali paginya.

"Tentu, masuklah.", jawab Youra mempersilakan Heejin masuk.

"Ini aku membawa konsep yang kemarin untuk disempurnakan.", Heejin memberikan kertas-kertas yang berisi konsep untuk dipresentasikan kepada para client.

Youra mengambil kertas tersebut dan memeriksanya, total ada empat konsep yang harus diselesaikan sebelum persiapan untuk presentasi. Tidak lama dari itu pintu ruangan Youra diketuk oleh salah seorang karyawan. Youra dan Heejin menoleh bersama-sama ke arah sumber suara.

"Masuk...", ucap Youra mempersilakan masuk.

"Permisi bu, saya diminta menyampaikan pesan ke ibu.", ucap karyawan yang tadi mengetuk pintu.

"Iya bagaimana cho?"

"Ibu dipanggil bapak Presdir ke ruangan beliau. Itu saja bu, saya permisi."

Youra dan Heejin saling melempar pandang, sudah lama Presdir tidak terlihat di kantor dan tiba-tiba ia memanggil Youra ke ruangannya. Masih tidak percaya, tapi ia harus segera bangkit menuju ruang Presdir. Ruangan dengan ukiran kayu yang cukup lama hanya tertutup.

Tok...tok...tok...

"Masuk...", terdengar samar-samar suara serak dan berat dari dalam ruangan.

"Permisi Tuan...", Youra masuk ke ruangan itu dan langsung menutup pintu, belum sempat ia melihat ke arah suara yang mempersilakan ia masuk.

"Kemarilah nak.", suara tadi kembali menyapa telinga Youra. Youra berjalan mendekat ke meja dimana Presdir bekerja. Ia menatap sosok laki-laki yang duduk berhadapan dengan Presdir.

"Ini nak, tadi saya sedang mengecek surat-surat, sebenarnya bukan tugas saya juga tapi ini ternyata surat penting."

"Siap Tuan, jadi apa yang bisa saya bantu?", tanya Youra yang pandangannya masih fokus pada Presdir dan kertas yang dibaca beliau.

"Ada undangan dari Corbyn Corporation. Saya sepertinya tidak bisa hadir, disini disampaikan maksimal 3 (tiga) orang, karena masih saya pimpinan tertinggi dan untuk yang lain belum ada, saya minta kau saja yang menghadiri ya.", Presdir menjelaskan maksud dan tujuan memanggil Youra serta memberikan surat undangan yang tadi beliau pegang.

"Siap Tuan.", jawab Youra sambil menerima surat undangan tadi, membacanya cepat.

"Owh iya, kau bisa datang dengan sekretarismu.", tambah Presdir.

"Siap Tuan."

"Aku bisa ikut tidak?", suara laki-laki yang duduk di sebelah Youra, dimana kehadirannya sedari tadi belum mendapatkan perhatian dari Youra. Youra menoleh ke arahnya, laki-laki itu pun juga. Mata mereka membulat bersamaan dan terdiam beberapa detik.

"Andwaeyo...kau masih baru disini. Jadi belajarlah dahulu.", ucap Presdir memberikan keputusan.

"Aaa..baiklah. Haff..", jawab laki-laki menanggapi keputusan Presdir.

"Jangan terlambat ya.", pesan Presdir.

"Ba..ba..baik Tuan.", ucap Youra yang pandangannya sesekali melihat ke arah laki-laki di sampingnya.

"Ada lagi Tuan?", tanya Youra memastikan yang diperlukan Presdirnya hanya itu.

"Hampir lupa, tolong mulai minggu depan kau bantu ia untuk beradaptasi di kantor. Kalau kau sibuk tolong biar sekretarismu saja yang membantunya.", ucap Presdir lagi.

You Deserved Me, Baby!Where stories live. Discover now