#22 Deep Pain

254 15 6
                                    

Hallo! 😁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hallo! 😁

Aku mau mengucapkan terimakasih untuk para reader yang setia menunggu setiap chapter.

Semoga kalian tidak bosan ya dengan ceritaku 😁

Aku menunggu masukan dari kalian hlo, jadi jangan lupa tinggalkan komentar ya. Sekali lagi terimakasih 🙏😊

Happy reading! 💜

.

Youra masih membiarkah Arley dalam posisi yang sama. Ia sedang malas berdebat dengan laki-laki yang sampai saat ini tidak dapat ia tebak. Tiba-tiba Arley mengecup leher Youra beberapa kali, membuat manik Youra membulat lalu segera mendorong tubuh Arley.

"Kau mabuk?", tanya Youra.

"Aniyo...", jawab Arley sembari berjalan mendekati Youra lagi. Youra menahan tubuh Arley dengan kedua tangannya, namun Arley masih tetap mendekat. Youra sudah takut kalau-kalau Arley akan berbuat sesuatu yang tak ia sadari akibat dari minumannya. Namun detik kemudian tubuh Arley terhuyung ke pelukan Youra, Arley sudah tidak sadarkan diri. Youra hampir kehilangan keseimbangannya, namun berhasil ia atasi. Youra menuntun tubuh Arley dibaringkannya di sofa, ia kemudian melepaskan sepatu yang masih terpasang rapi. Youra pergi menuju dapur, mengambil air hangat serta handuk. Kini ia duduk di samping sofa, memandangi Arley sebentar.

'Selalu saja dalam keadaan begini, apa yang ada di pikiranmu, minum setiap saat. Lihatlah dirimu tuan muda, kau selalu mengatakan aku menyusahkan tapi nyatanya kau yang lebih menyusahkan.', gerutu Youra dalam hati sambil mengusap tangan Arley dengan handuk hangat kemudian beralih ke wajahnya.

'Kalau seperti ini kau memang menawan... Aigo! Youraaaaa....!'

Youra berhenti mengusap, ketika maniknya kembali menangkap air bening Arley mulai membasahi pipinya. Youra semakin mendekat karena Arley semakin larut dalam alam bawah sadarnya, kini bahunya mulai bergerak dan nafasnya tersenggal. Youra kemudian mengusap lengan Arley perlahan berusaha membangunkan tanpa mengangetkannya. Arley membuka maniknya perlahan, beberpa kali mengerjapkannya namun ia tidak bangkit, kepalanya terasa berat. Youra hendak meninggalkan Arley, ketika tangannya ditarik dan tubuhnya sempurna jatuh di pelukan Arley. Youra memandang wajah Arley, begitu dekat.

"Don't go...", suara Arley lembut, tidak sempat Youra menjawabnya, Arley sudah menghapus jarak di antara mereka, diciumnya bibir Youra dengan sedikit lumatan.

'Apa..apa..yang ia lakukan. Ra, ayo bergerak. Sial, kenapa aku tidak mau beralih darinya. Perasaan apa ini, kenapa terasa nyaman bersamanya begini.', Youra yang larut dalam ciuman Arley dengan segala pemikiran yang berlalu lalang.

You Deserved Me, Baby!Where stories live. Discover now