Prolog

23.5K 1.4K 33
                                    

WARNING :
PERHATIKAN
TANGGAL, BULAN, DAN TAHUN.

.....

10 JANUARI 2040

"Ini dimana?" batin Kyra bingung. Irisnya menyapu ruangan bercorak klasik dengan kaca bening yang menampilkan kompleks perumahan yang asing.

Ia bangun sesaat, mendudukkan dirinya diatas tempat tidur. Kepalanya terasa sangat pusing dan tubuhnya lemas, seolah ia baru saja melakukan perjalanan yang sangat panjang.

"Tahun 2040?" Ia menyerngit begitu irisnya menangkap kalender kecil diatas nakas, samping tempat tidurnya.

"Apakah kalender ini salah?" batinnya semakin aneh. Belum sempat ia beranjak turun, seseorang masuk kedalam kamarnya sembari menggendong bocah lelaki yang ia tebak berumur sekitar enam tahun.

"Kamu sudah bangun? Lekas bersiap, kita akan segera berangkat. Iya kan, Sky?" ujar lelaki tersebut dan mencolek bocah bernama Sky yang berada dalam gendongannya.

Kyra membuka mulutnya, menampilkan ekspresi terkejut sekaligus bingung. Apa yang terjadi? Mengapa musuhnya saat SMA berada disini? Hei, seseorang tolong bantu dia menjelaskan semuanya.

"Da...ren..?"

"Hn? Kamu kenapa? Apa kamu sakit? Mengapa kamu memanggil namaku?" Daren, lelaki itu menurunkan Sky dari gendongannya, membiarkan bocah tersebut berlarian. Ia sendiri langsung menghampiri Kyra dan mengecek kening wanita tersebut.

"Kamu tidak panas."

Kyra masih blank. Apa yang sebenarnya terjadi? Ingatannya masih terpaku pada tahun 2022, dimana ia sangat mengenal cowok tersebut. Cowok yang paling ia benci dan musuh bebuyutannya sejak kecil.

"Sayang, kamu kenapa?"

"Sa-sa.. yang? lo gila?!" Kyra berjengkit kaget. Ia sudah cukup shock dengan panggilan aku-kamu, kini 'sayang'?

Daren menjauhkan telapak tangannya dari kening Kyra. Jantungnya berdetak kencang. Ia menatap Kyra curiga. "Apa yang terjadi denganmu? Tidak seperti biasanya."

Kyra meringsut, menjauhi Daren. "Gue dimana? Dan kenapa lo dimari?"

Daren semakin menyipitkan matanya. Ada sesuatu yang tidak beres. Apalagi Kyra mulai menggunakan kata ganti gue-lo.

"Apa kamu minum terlalu banyak semalam? Kita suami-istri dan tentu saja ini di London, di rumahku. Apa kamu lupa? Jangan bilang semalam kamu terjatuh dan otakmu sedikit bermasalah?"

Kyra mengerjapkan matanya tak percaya. Suami-istri? Ia dan Daren? Sejak kapan? Omong kosong macam apa ini. Ia masih ingat dengan jelas bahwa ia mengejar Alex, ketua tim basket di sekolahnya bukan Daren. Dan ingatannya masih terpaku pada tahun 2022, tahun dimana ia masih dalam tahap pedekate dengan Alex.

"Lo gila? Kalau ngomong jangan banyak bohong lo. Jelas-jelas gue gak suka lo. Ngawur banget. Ini gue dimana sih?"

Kyra bergegas turun dan melihat kaca transparan, mengamati dengan seksama bangunan di sekitarnya. Ia mencelos, ini beneran di luar negeri.

Daren yang juga bingung tidak dapat berkata apa-apa. Perlahan ia menghampiri Kyra dan memeluk pinggang istrinya tersebut. Ia benar-benar takut, sebenarnya apa yang terjadi dengan Kyra? Mengapa ia tiba-tiba seperti ini? Padahal semalam, mereka baru saja mengadakan pesta anniversary yang ke-5 tahun pernikahan mereka.

"Kyra, kita harus ke rumah sakit. Ada yang salah denganmu."

Kyra tidak menanggapi Daren, matanya sibuk membaca angka yang tertera pada spanduk toko di depan mereka.

"Tahun berapa sekarang?"

"2040." jawab Daren singkat, ia masih sibuk meletakkan kepalanya di pundak Kyra dan menghirup aroma apel yang menguar dari tubuh Kyra.

Kyra ingin menolak Daren, namun entah kenapa tubuhnya merasa akrab dengan sentuhan tersebut. Ia seakan sudah terbiasa dengan cara Daren menyentuhnya, itu terasa nyaman dan memabukkan. Otaknya kembali memproses apa yang terjadi. Jika benar ini tahun 2040, sedangkan ia tidak dapat mengingat apapun. Ingatannya masih terpaku pada tahun 2022. Apakah ia baru saja melakukan perjalanan waktu ke masa depan? Wait, itu sangat tidak masuk akal. Atau ini mimpi? Tidak! Ini terasa nyata! Sentuhan Daren yang kini telah beralih meraup bibirnya dan menyesapnya, terasa sangat nyata. Ia bahkan dapat melihat pantulan dirinya dalam kaca dan mengingat tanggal hari ini. Jika mimpi, itu tak akan spesifik ini.

"Unghh... Daren, ini beneran tahun 2040?"

Daren menghentikan aktivitasnya. Ia sekarang merasa Kyra benar-benar tidak sehat.

"Gue ngerasa gue lupa ingatan." lanjut Kyra. Ia memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing, seolah dihantam meteor.

"Seberapa jauh yang kamu lupa?"

"Gue hanya mengingat bahwa ini di tahun 2022, tahun di mana gue membenci lo dan lo juga. Gue gak bisa ingat apa-apa. Semakin gue pengen ingat, semakin gak ada yang terlintas di otak gue."

"Kita ke rumah sakit. Segera bersiap." pungkas Daren. Sepertinya Kyra sungguh terbentur semalam dan membuat ia amnesia dadakan. Bagaimana bisa wanita itu melupakan kisah cinta mereka? Apalagi wanita itu yang mengejarnya. Ia takut, Kyra akan kembali pada cinta pertamanya. Tidak mudah untuk mereka sampai di titik ini. Daren memijat pelipisnya, ia tidak akan membiarkan Kyra pergi lagi. Tidak akan.

....

12 SEPTEMBER 2022

"AKH!" Kyra meringis sakit begitu ia merasa tubuhnya baru saja terjatuh.

"Kyra bangun!" suara sang ibu membuat ia mau tak mau membuka matanya. Tunggu, ini kamarnya! Kyra mengerjap untuk beberapa detik dan menyadari posisinya yang telah terjatuh dari ranjang.

"Ouch, badanku sakit." ringisnya. Sedikit tertatih-tatih Kyra mendudukkan tubuhnya, ia tidak mengerti, perasaan tadi ia merasa bahwa ia berada di tahun 2040 namun mengapa tiba-tiba ia kembali ke tahun 2022? Dan ingatannya kabur. Ia tengah berbicara dengan siapa tadi? Daren? Yang benar saja. Ah.. Itu pasti mimpi. Kyra seharusnya berhenti menonton drama mulai sekarang. Itu sangat mempengaruhi imajinasinya.

Tok..

Tok..

"Kyra bangun! Kamu gak ke sekolah?" suara sang ibu kembali terdengar, dengan ogah Kyra bangkit berdiri dan mengebas celananya.

"Iya, ini dah bangun. Dikit lagi Kyra berangkat." serunya. Tak lama suara gedoran pada pintunya berhenti seiring dengan langkah ibunya yang mulai menjauh.

Kyra termenung, pikirannya kembali melambung pada hari kemarin, hari dimana ia mengenal Daren. Ia tidak dapat melupakan sentuhan dalam mimpinya, itu terasa nyata. Kyra segera menepis pikirannya akan mimpi tersebut, ia bergidik, oh tidak. Itu mengerikan.

Kyra tersadar, ia sudah merenung cukup lama. Ia meyakinkan dirinya untuk tidak mengingat mimpi bodohnya. Ia harus segera bersiap ke sekolah. Apapun yang terjadi, itu tidak ada kaitannya dengan Daren.

Cowok itu... Menyebut namanya saja membuat Kyra benar-benar muak, bagaimana bisa ia menikah dengannya?

Oh tidak.. Itu bukan cuma dia yang akan bergidik ngeri, orangtuanya mungkin akan lebih merinding.
.....

.....

Bersambung

Note : Ini perdana aku nulis cerita time traveler, mohon maaf jika ada banyak kekurangan nantinya, terimakasih telah membaca dan mohon dukungannya semuanya. Kritik dan masukan saya terima di kolom komentar.

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now