14. Time Travel Between Us

5.7K 550 1
                                    

WARNING: PERHATIKAN TANGGAL, BULAN, DAN TAHUN!

...

20 September 2022

...

BRUGH

...

Tubuh Kyra ambruk tepat di bahu Daren, mau tak mau dengan reflek Daren menahan tubuh cewek yang beberapa menit lalu mengatainya habis-habisan.

Daren menekan rasa kesalnya. Akting apa lagi yang sedang diperankan gadis ini? Sungguh pantas mendapatkan penghargaan Oscars.

Daren bersumpah ia tidak memukul Kyra, gadis itu pingsan dengan sendirinya. Maybe.. pura-pura? Karena faktanya Kyra baik-baik saja dan terlihat sangat sehat ketika mengata-ngatai dia, bagaimana bisa ia pingsan tanpa sebab?

Semua mata kini tertuju pada Daren, seolah-olah ia adalah pelaku yang membuat Kyra jatuh tidak sadarkan diri.  Pengecualian untuk Way, Bian dan Virgo. Justru, mereka menyerngit bingung, mereka tidak berbuat sesuatu yang jahat kepada Kyra seharian ini, sebaliknya Kyra lah yang terus mengatai-ngatai bos mereka tanpa memikirkan perasaan Daren.

Apa yang membuat Kyra pingsan dan sialnya lagi..pak Guntur ada disana. Siapapun akan menuduh Daren sebagai dalang utama penyebab Kyra pingsan. Satu sekolahan pun tahu betapa tidak akurnya mereka.

Apalagi Daren dan Kyra barusan terlibat perang mulut dan Daren sempat hendak melayangkan pukulan pada Kyra. Selain itu ditambah kejadian minggu lalu yakni bola kaki,

Vila, ia berdiri tegang dan canggung melihat sahabatnya itu jatuh pingsan ditangan Daren. Mengapa harus Daren? Kyra kenapa tidak memilih pingsan kearahnya? Itu aneh bukan?

Vila ragu mendekati Daren untuk mengambil alih tubuh Kyra, akhirnya ia hanya diam mematung, membiarkan sahabatnya tetap berada dalam kukungan Daren.

Daren menepuk kasar pipi Kyra, ia tidak menduga bahwa Kyra akan pingsan. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya, seperti pusing atau badan gemetaran. Kyra nampak normal beberapa menit lalu, semua terjadi dalam sekejap. Ia ingin memastikan apa Kyra berpura-pura atau tidak, cewek ini sangat licik, ia harus waspada.

Setelah menepuk pipi Kyra beberapa kali, niat Daren yang ingin membunuh Kyra semakin meningkat. Cewek tersebut malah memperkeruh suasana. Kyra tak kunjung bangun.

Pak Guntur kini menatap mereka penuh peringatan. Seketika Daren melemparkan senyum kecut kepada guru muda tersebut.

"Pak... Gue gak... Gak ngapa-ngapain dia, pak lihat sendiri kan dia pingsan. Gue bahkan menahan tubuhnya, jika gue yang buat dia pingsan gak mungkin gue mau bermurah hati nahan tubuh dia." Ujar Daren berusaha memperjelas apa yang barusan terjadi.

Alex yang melihat kejadian itu tepat didepan mata, mengepalkan tangannya. Ia ingin sekali berteriak kepada si brengsek Daren. Apanya yang bukan karena dia? Tepat beberapa menit lalu Daren seolah akan melayangkan tangannya kepada Kyra. Ia tidak buta, ia melihat dengan sangat jelas.

Tanpa pikir panjang, Alex maju dan berniat mengambil alih paksa tubuh Kyra dari tangan Daren. Tidak lagi ia pedulikan keberadaan pelatihnya. Yang ia pikirkan saat ini adalah kondisi tubuh Kyra. Ia takut Kyra kenapa-kenapa.

Namun sebelum itu terjadi... Daren yang sudah membaca gelagat tersebut, menepis tangan Alex.

Tentu saja Alex tidak terima. Lelaki berseragam basket tersebut menatap nyalang Daren, tangannya terkepal erat.

"Lo gila! Serahkan Kyra! Tadi gue lihat lo mau mukul dia.. sekarang dia pingsan, lo harus bertanggung jawab. Ini yang kesekian kalinya lo giniin dia. Minggu lalu perkara bola, sekarang apa? Lo gak ada kapok-kapoknya jadi orang. Jangan sok jadi pahlawan dengan menolongnya, itu tidak mengubah fakta bahwa gara-gara lo dia pingsan." sarkas Alex.

Daren tersenyum miring seraya membalas.. "Karena gue harus bertanggungjawab oleh karena itu gue sendiri yang bakal bawa dia ke UKS. Dan satu lagi... Io buta? Gue gak mukul dia, cewek yang lo taksir ini pingsan sendiri. Jangan buat gue beneran berniat mukul dia sampai gak sadarkan diri untuk selamanya." ketus Daren. Tangannya sudah pegal menahan bobot badan Kyra, eh si Alex malah menambah masalah.

Way, Bian dan Virgo serentak berdehem keras menutupi kalimat terakhir yang keluar yang dari bibir Daren. Mereka paham bahwa Daren terlampau kesal kepada Kyra setelah apa yang diucapkan cewek itu sepuluh menit lalu. Sungguh tidak ramah untuk di dengar.

Tapi saat ini.. Daren harus menepis rasa kesalnya dan ikut berakting seolah-olah ia perhatian pada Kyra, bagaimanapun semua mata menatapnya seksama dengan penuh curiga, terlebih pak Guntur.

"Kalian berdua cukup! Yasudah Daren, kamu bawa Kyra ke UKS. Sedangkan kamu Alex, kembali latihan. Yang lain bubar-bubar, jangan berkumpul disini, Kyra akan semakin kesulitan bernafas." lerai pak Guntur, ia memijit kepalanya yang pening. Reputasi Daren sudah sangat buruk di sekolah, setiap hari di ruang guru nama Daren tak pernah absen dikeluhkan oleh guru-guru yang ada.

Hanya.. Minggu lalu ruang guru agak sedikit tenang setelah ibunya Daren datang dan meminta izin karena Daren mengalami kecelakaan kecil ketika pulang sekolah. Ketidakhadiran Daren seolah memberikan angin segar kepada para guru, spesial untuk guru BK yakni pak Septihan.

Sayangnya, keadaan tenang itu akan segera berakhir. Daren telah kembali masuk sekolah dan... seperti yang diharapkan, ada saja yang akan terjadi. Jika ia ingin jujur, seharusnya Daren sudah dikeluarkan dari sekolah tapi... mereka hanya memberikan surat peringatan karena orang tua Daren adalah anggota komite sekolah, yang mana bertugas memberikan sponsor dan mempunyai saham di sekolah.

Sejauh ini pihak sekolah sudah terlalu mentolerir Daren.

Sama halnya dengan Kyra, orangtuanya juga bagian dari komite sekolah, bedanya Kyra mengharumkan nama sekolah, menyumbangkan berbagai medali dan piala untuk di pajang, serta menjadi ikon jenius serta murid berprestasi di sekolah.

Menghadapi kedua murid tersebut tidak mudah.

Alex menatap pak Guntur memelas, ia tidak rela melepaskan Kyra berada di tangan Daren.

Pak Guntur kekeuh menggelengkan kepala, lomba sudah di depan mata, tidak ada waktu lagi untuk mereka menunda latihan.

"Jika Kyra lecet, lo bakal jadi orang pertama yang gue datangi." ancam Alex.

Daren nyaris tertawa mengejek. "Lo benar-benar anjing setianya Kyra. Tenang saja, gue bakal jaga tuan lo dengan baik." pungkas Daren masa bodoh.

Alex menggertak bibirnya, ia tidak boleh terpancing emosi. Tanpa mendengar Daren lebih lanjut, ia turun dari tribun, berlari kecil masuk ke lapangan.

Aurel dan circle-nya hanya bisa memandang dalam diam. Aurel mempoutkan bibirnya kesal. Kenapa Kyra pake acara pingsan segala?

Bian yang melihat adiknya malah fokus ke mereka, segera memberikan syarat agar Aurel berbalik dan turun ke bawah, mendukung Alex. Rencana mereka tidak boleh gagal, selagi Daren belum memberikan aba-aba untuk berhenti.

"Way, bantu gue pegang Kyra dan naikin dia di punggung gue. Dan lo...uhm Vila, benar?" tanya Daren kepada cewek yang ia kenal sebagai sahabat dekat Kyra.

"Lo... tolong ke kantin sebentar beli beberapa roti buat sahabat lo. Ini uangnya."

Vila terperanjat, entah mengapa ia merasa ada hal buruk yang menanti dibalik sikap baik Daren.

Ah... Masa bodoh, mendingan ia turuti saja perkataan Daren daripada ia yang terlibat kasus dengan cowok tersebut.

"O-ok, gue ke kantin dulu, ntar baru gue singgah ke UKS." pamit Vila dan segera pergi dari depan geng 'Adrenalin'.

Daren berjongkok, membiarkan Way meletakkan tubuh Kyra di punggungnya.

Dan dalam satu gerakan ia berdiri. Bersamaan dengan itu... Kyra bergumam lirih dengan mata terkatup

"Daren... gue benci lo, mengapa kita harus bersama?"

Seketika langkah Daren terhenti. Bian, Virgo dan Way yang mengekori Daren dari belakang ikut mengehentikan langkahnya, pasalnya mereka sama sekali tidak mendengar gumaman Kyra.

"Gue juga benci lo! Jangan percaya diri kita akan bersama, bahkan dalam mimpi!"

...

...

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now