32. Time Travel Between Us

5.4K 511 27
                                    

Daren terkekeh kecil dan perlahan melepaskan tangannya dari pinggang Kyra.

"Ok, lo menang!"

Tangan Kyra yang mengalung di lehernya membuat ia tercekat, memberikan sensasi geli dan candu. Ia memang sudah mantap mengambil langkah awal menggoda Kyra, sialnya ia belum siap dengan balasan tak terduga cewek tersebut. Ia pikir Kyra akan mencak-mencak dan ngereog gak jelas, siapa sangka tanggapan cewek tersebut di luar skenario.

Kyra tersenyum congkak.. ia sontak berdiri dan mengebaskan roknya.. seakan ia baru saja menduduki tumpukan sampah. Perasaannya campur aduk, namun tetap saja perasaan kesal lebih mendominasi.

"Tck, buang-buang waktu untuk pertunjukan murahan!" cibir Kyra. Tanpa kata, ia melenggang keluar kelas, menyusul rombongan OSIS yang telah pergi beberapa menit lalu, meninggalkan seluruh penghuni kelas XII.IPS3 dengan wajah tak percaya.

Virgo berdehem singkat, sungguh ia akui Kyra sulit ditaklukkan. Responnya diluar dugaan geng mereka. Virgo sempat mengira Kyra akan mendorong Daren dan mungkin akan menonjok bosnya tersebut, tapi apa daya.. ia malah melakukan hal yang berkebalikan dari apa yang mereka harapkan.

Daren, lelaki itu tertawa sumbang...mengejek dirinya sendiri yang tidak dapat membuat Kyra berdebar walau hanya untuk sesaat. Entah hilang kemana kemampuan merayunya, semuanya seolah pudar dan tidak ada efeknya di mata Kyra.

"Bos?" cicit Way canggung. Ia menyadari ketika Daren tertawa dan mengatakan Kyra menang, itu pertanda mereka dipermalukan secara tak langsung.

Daren hanya diam, tak merespon panggilan Way. Wajah imut Kyra beberapa waktu lalu entah kenapa.. melekat di kepalanya. Padahal ini pertama kali ia melihat wajah imut itu dan untuk pertama kalinya juga tangannya melingkar di pinggang Kyra.. hanya.. getaran yang diberikan sangat familiar. Seperti... mereka kerap melakukan itu, tapi.. dimana?

Daren menghembuskan nafas berat, ia terlalu banyak berpikir.

...

Kyra, gadis itu masih saja terus menggerutu sepanjang jalan, kekesalannya terhadap Daren tak kunjung mereda. Mulutnya menyerukan umpatan demi umpatan kepada Daren. Sial! Hampir saja ia terlena..

'Kyra, please..! Jangan goblok, ini tahun 2022 bukan tahun 2040. Lo pasti bisa mengendalikan perasaan lo, jangan terbawa suasana! Ingat, lo harus ubah masa depan lo..!' batinnya beriak mengingatkan.

Kyra mengibaskan tangannya di udara, berusaha menyingkirkan rasa gerah yang menimpa tubuhnya.

.

Kesabarannya yang memang sudah setipis tisu di belah dua, kini malah disiram air oleh Daren. Makin tipis hingga rasanya kepalanya mendidih. Ia akan mengikuti alur permainan Daren, bahkan jika perasaannya di tahun 2022 harus dikorbankan. Setidaknya ia sudah berjuang untuk mengubah masa depannya. Masa depan yang.. mungkin.. mungkin saja sedikit terlihat indah, tapi bagi Kyra.. ia tidak ingin masa depan seperti itu, apalagi ada Daren di masa depannya. Meskipun Daren terlihat lumayan baik di tahun 2040, hanya.. Kyra tidak ingin membohongi hatinya, ia tidak menginginkan Daren barang secuil pun.

Di tahun 2040, hatinya memang berdebar dan mudah goyah, sayangnya itu bukan berarti ia menyukai Daren, itu hanya refleks natural.

Kyra memantapkan langkahnya dan sejenak melupakan persoalan time travel yang terus merecoki otaknya, saat ini ia adalah seorang siswi, mantan ketua OSIS yang mempunyai kewajiban membimbing calon-calon ketua OSIS tahun ini, ia tidak boleh terpengaruh dan lengah. Reputasinya di pertaruhkan.

"Akhirnya lo datang.. buruan sampaikan sepatah dua kata." sambut Bio setengah berbisik.

Kyra mengulas senyum hangatnya dan kembali berpidato mengenai visi dan misi sekolah.

...

Daren mengatupkan matanya, menikmati semilir angin yang berhembus kencang. Kini ia berada di balkon kamarnya, menyesap sebatang balutan nikotin yang memikat.

Jarum jam menunjukkan pukul tiga siang lewat beberapa menit, jika tidak salah Kyra akan pulang sedikit lagi. Tadi ia sempat mendengar pengumuman dari speaker sekolah yang memberitahukan bahwa anggota OSIS lama diharapkan segera berkumpul di ruang OSIS untuk rapat sejenak.

Ia sendiri dan gengnya, for the first time tidak neko-neko. Mereka memutuskan untuk langsung pulang ke rumah, sesuai anjuran dokter Haikal, ia juga harus beristirahat dan disarankan untuk tidak melakukan banyak aktivitas. Hari ini ia ngeyel ke sekolah demi melaksanakan ide gilanya membuat Kyra jatuh cinta.. yang berakhir gagal total. Memalukan bukan?

Asap rokoknyA menyebar... manik hitam pekatnya sama sekali tak lepas menatap balkon kamar Kyra. Hari ini ada yang berbeda dengan dirinya, seharusnya dia marah karena perkataan Kyra yang sangat keterlaluan, tapi.. entahlah moodnya cukup buruk dan tidak bisa dijelaskan. Apalagi mimpi pagi tadi masih terus membayanginya, meskipun ia mencoba untuk lupa.

Selain itu.. pandangannya terhadap Kyra sedikit berubah, bagaimana mungkin Kyra tiba-tiba bisa terlihat imut di matanya? Oh shit!

'Gaia... Kyra... dan Dirinya...?'

Apa itu beneran hanya sekedar mimpi? Jiwanya benar-benar ada disana.. terasa nyata dan mencekam. Ada sesuatu yang mengganjal dalam mimpi tersebut. Daren memutar otaknya, mungkin hal ini ia tidak pernah ceritakan kepada siapapun.. Semenjak kecelakaan pada tanggal 14 September 2022 itu! Sebenarnya saat hari pertama ia terbangun dari komanya, mimpi gila ini sudah menghantuinya.. semua terasa buram, acak, suara-suara saling bersahutan, dari yang familiar sampai asing, puncaknya di hari ini.. wajah wanita yang selalu ada dalam mimpinya terpampang jelas.

Tidak dipungkiri rasa curiga dan overthingking itu ada. Mimpi ini bukan baru sekali... terus berulang kali.. dari yang mulanya buram hingga jelas.

Kyra.. mengapa ia bisa ada disana? Dan jangan lupakan ia memanggil Kyra dengan panggilan 'sayang!'

Wtf! Daren menggelengkan kepalanya, aish sial, mimpi itu mengerikan.

Ketika Daren larut dalam pemikirannya, sang pemilik kamar di seberang jalan telah kembali dengan wajah yang teramat letih. Sebelum membuka seragam sekolahnya, Kyra duduk di tepi ranjang. Duduk diam dengan pandangan kosong, merenungi apa saja yang ia lakukan hari ini. Tidak ada kemajuan, justru ia malah di goda oleh Daren. Kabar baiknya ia bisa menghandle hal tersebut. Ia sudah mulai bisa menata perasaannya dan membaca trik Daren. Tapi.. ia tidak mungkin terus bertingkah seperti itu, bagaimanapun yang ia hadapi adalah Daren, ia harus tetap was-was.. Daren tipikal bad boy dan play boy disaat bersamaan, jika ia lengah sedikit saja maka.. ia bisa hancur.

Beruntung hari ini tumben-tumbennya Daren melepaskan dirinya dengan mudah, bahkan mengakui bahwa ia menang. What the hell, seorang Daren jarang melepaskan mangsanya semudah itu.

Kyra mengerang frustasi, ia takut jika Daren tengah mempersiapkan rayuan yang lebih gila untuk kedepannya. Ia harus mempersiapkan diri, ia tidak mungkin terus mengandalkan sikap sok beraninya terus.. Daren dan gengnya, mereka ada 4 orang, sedangkan ia seorang diri. Apakah ia akan mempu kedepannya?

Selain itu, tahun 2040 juga masih sangat misterius.. Daren sepertinya tengah merencanakan sesuatu bila mereka tiba di Indonesia nanti.

....

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now