60. Time Travel Between Us

3.5K 278 14
                                    

Mendengar semua yang diucapkan Daren, membuat Kyra kembali meriset image Daren yang selama ini ia kenal. Entah mengapa, Daren yang sekarang terasa berbeda dengan Daren yang ia tahu selama 17 tahun hidupnya. Setiap kata yang terlontar dari bibir Daren, Kyra mendapati banyak hal yang ia tidak ketahui tentang Daren. Dibalik penampilan Daren yang urak-urakan dan terlihat bodoh, ternyata cowok seusianya itu diam-diam menyimpan pemikiran yang dewasa. Selama ini dalam kacamatanya, Daren hanyalah seorang anak manja, yang tahunya cuma habisin duit orangtua, kang tawuran, preman sekolah, dan murid bodoh, sangat tidak berguna.

Sekarang ia mengerti mengapa Virgo sangat setia kepada Daren, mengapa geng Adrenalin membiarkan Daren menjadi ketua atau bos mereka.

Daren memiliki pesonanya sendiri, yang mungkin selama ini tidak ia sadari, karena saking bencinya dia terhadap Daren, ia menutup mata tentang hal-hal baik yang dilakukan Daren. Tidak pernah terlintas dalam hati Kyra bahwa Daren adalah orang baik. Tetapi tekadnya untuk merubah masa depan belum sirna.

"Jadi.. lo gak bakal abaikan gue?"

Daren mengulum bibirnya dan tersenyum miris.

"Lo beneran pengen gue mengabaikan lo? Gue udah jelasin panjang lebar dan lo masih menanyakan hal yang sama?"

Kyra mengangguk yakin. "Gue ngerti maksud lo tadi, singkatnya lo gak bakal abaikan gue jika lo ngelihat gue hampir mati atau butuh pertolongan didepan mata lo, bukan hanya gue tapi siapapun itu. Hanya... jika gue gak hampir mati didepan lo, dan kita bertemu di jalan dalam keadaan santai, lo bakal abaikan gue kan?" tanya Kyra, ia masih tidak ingin menyerah untuk membuat Daren mengabaikannya. Ia sungguh akan mengerahkan segalanya untuk membuat Daren setuju.

Daren mengangguk pasrah. "Ok... gue bakal mengabaikan lo jika itu mau lo dan gue harap lo tolong konsisten dengan semua perkataan lo. Jika.. lo pengen gue mengabaikan lo maka jangan datang dan mengemis untuk dipeluk atau meminta perlindungan, karena gue gak bisa mengabaikan hal itu. Ini malam bakal jadi pengecualian karena gue udah terlanjur nolong lo."

Kyra tersenyum lega.. setidaknya Daren sudah setuju untuk mengabaikannya di kemudian hari.

"Thanks.. lagian.. kita memang harus saling mengabaikan, keluarga kita bermusuhan. Ibu gue masih marah sama gue karena berpikir gue pacaran sama lo. Gue hanya ingin meminimalisir pertengkaran yang bakal terjadi di masa depan antara keluarga kita jika kita saling berinteraksi terlalu dekat. Gue sangat berterimakasih sama lo untuk hari ini, gue janji akan berusaha menepati setiap omongan gue."

"Udah... Cukup ceritanya, ayo istirahat. Lo juga masih sakit dan kondisi gue sendiri juga masih belum sepenuhnya pulih." Pungkas Daren, mengakhiri pembicaraan yang ada.

Cowok tersebut bangkit dan memasukan buku-bukunya kedalam tas sekolah, serta memanggil bik Ijah untuk merapikan meja.

Kyra berusaha bangun dan duduk diatas sofa.

Pipinya yang bengkak disertai bibir yang luka membuat Kyra tidak bisa berbicara banyak.

Dalam diam ia mengamati Daren yang sibuk membantu bik Ijah membereskan remahan-remahan biskuit yang terjatuh.

"Bik.. pakaian sekolahnya Kyra tolong disetrika, nanti kalau udah selesai letakin aja di atas sofa." beritahu Daren.

Kyra tertunduk, tersenyum kecut.. Daren bukan cowok jahat yang seperti dideskripsikan oleh ibunya dan dirinya sendiri selama ini. Pepatah tentang jangan lihat buku dari sampulnya itu beneran ada.

...

04 Mei 2040

Kyra menggeliat kecil kala merasakan sinar matahari menggelitik wajahnya.

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now