19. Time Travel Between Us

5.1K 514 8
                                    

BUGH

Kyra mengatupkan matanya.. seperti yang ia katakan, like a Deja Vu, mengingatkan Kyra pada bola yang dilemparkan Daren di hari pertama ia mengalami time travel.

Apakah kali ini ia akan ke tahun 2040? Jika ya, berarti dalam sehari ini ia sudah dua kali mengunjungi tahun tersebut.

Daren tidak habis pikir, apa yang merasuki Kyra hingga ia diam saja menanti batu yang dalam seperkian detik akan menghantam keningnya. Apakah ia ingin pingsan untuk kedua kalinya? Daren masa bodoh dengan hal itu, hanya saja jangan pingsan di depannya, karena jika itu terjadi, ia akan menjadi orang pertama yang dituduh.

Dengan nyaring Daren meneriaki Kyra. "WOY! AWAS ANJIRR! BUDEG LO!"

BUGH

Terlambat, Kyra telah bersimpah di lantai koridor persis seperti siang tadi, namun yang berbeda adalah kening wanita itu mengucurkan darah.

"Apes dah gue!" batin Daren kesal.

Alex yang dipepet oleh Aurel sontak menyingkirkan adik kelasnya itu dan berlari panik kearah Kyra.

Bian, Way, dan Virgo tercengang. Mereka yang sedang sibuk ikut melempar balik dari dalam sekolah, menghentikan aksi brutalnya.

Daren yang dari semula terus meneriaki Kyra untuk minggir hanya bisa mengumpat. Kyra hanya pintar di pelajaran tapi refleksnya untuk melindungi diri sangat nol.

Tapi ya tidak apa-apa, kepala cewek itu terluka pun tidak ada yang kaitan dengannya... Tetapi... Sialnya ia akan selalu menjadi orang yang di tuduh melukai cewek tersebut.

Alex memegang kening Kyra Deng gemetar, dengan rasa khawatir, cemas dan panik bercampur menjadi satu, ia mencoba mengangkat Kyra ala bridal style.

Daren masa bodoh, ia berbalik dan memungut batu-batu di dekatnya dan melempar keluar pagar sekolah.

Suara guru, murid, dan satpam saling bersahutan. Satpam menegur murid-murid yang mendekati gerbang, para guru menghimbau agar seluruh murid mencari tempat aman untuk sementara, sedangkan murid-murid yang lain malah memperkeruh suasana dengan menantang balik. Salah satunya geng Adrenalin.

"Bos, lihat didepan gerbang, itu Evan bukan? Anak SMA N 2 yang minggu lalu kita gebukin?"

Daren menelisik murid yang dimaksud. Ya, dia ingat.

Sial! Mereka salah perhitungan, seharusnya mereka memberikan ancaman kepada cowok yang tak kalah berandalan darinya itu untuk jangan macam-macam. Tawuran antar sekolah mereka memang sudah biasa, namun dalang di balik tawuran itu yang belum ditemukan.

Sembari Daren sibuk meladeni murid-murid SMA N 2, Alex menggendong Kyra masuk kedalam kelas terdekat. Kondisi saat ini tidak memungkinkan ia membawa Kyra lebih jauh, apalagi pergi ke ruang UKS.

Aurel mengekori Alex dan bersembunyi di dalam kelas yang sama. Kini hanya mereka bertiga di ruangan tersebut.

Alex mengunci pintu dan menutup gorden jendela. Dirasa semuanya sudah aman, ia mendekati Kyra dan merobek sedikit ujung seragamnya untuk menyeka darah yang merembes dari kening Kyra.

Ia terlalu sibuk memapah Aurel sampai lupa memperhatikan Kyra. Ia hanya ingin bersikap sopan kepada adik kelasnya itu, tidak ada maksud lain. Di hatinya tetap Kyra pemenangnya.

Selagi ia sibuk mengurus Kyra, Aurel yang duduk di sudut ruangan mengeluarkan HP-nya dan memberitahukan posisinya saat ini kepada Bian.

Bagaimanapun ia tidak dapat melancarkan aksi kepura-puraan mendekati Alex. Diluar sana keadaan sangat gaduh, ia takut Daren kenapa-napa. Terlebih lagi teman kakaknya itu baru saja keluar dari rumah sakit setelah kecelakaan yang menimpanya.

Aurel bergerak resah, Bian tak kunjung membalas pesannya.

Suara batu dan makian masih terdengar.

Tidak sabaran, Aurel meletakkan tasnya dan membuka pintu kelas, tak lagi ia peduli Alex yang sedang berjuang menahan darah yang keluar dari kening Kyra.

Tepat.. baru saja Aurel memegang gagang pintu, pintu tersebut disaat bed didobrak dengan kasar oleh Daren dan anggota geng Adrenalin, termasuk Bian.

"Kyra mana? Udah mati dia?" itu adalah pertanyaan pertama yang terlontar di bibir Daren.

Alex menatap Daren tajam. Tetapi ia tak menjawab. Ia tahu jika ia meladeni Daren, maka sulit untuk berhenti, dan akan terjadi tawuran lokal diantara mereka.

Kyra masih setia pingsan. Tidak ada tanda-tanda ia akan sadar.

Daren dengan penampilannya yang sangat acak-acakan, balok kayu ditangan, dan lengan baju yang digulung, mendekati Kyra.

Sedikit iseng jari telunjuknya terulur, mendorong kepala Kyra, yang mana sedetik kemudian ditepis Alex.

"Tcih, anjing peliharaan Kyra ngamuk cuma karena majikannya di toel bentar. Btw, majikan lo gak mati? Padahal tadi batu yang kena dia lumayan gede. Udah di teriakin juga berulang kali buat awas, malah bengong. Lo dengar sendiri kan, emang dasar majikan lo yang budeg. Selain itu, anjing peliharaannya juga rada goblok, bukannya beliin obat apa kek atau lari bentar ke UKS buat ngambil peralatan bersihin lukanya, malah make baju sekolah buat seka luka itu, yang ada bakal infeksi. Ternyata meski gue dari kelas yang rata-rata cowoknya goblok, kalau soal gini masih tahu. Beda sama lo pada dari kelas elit, tahu teori doang, praktek sulit..." hina Daren.

Alex mencengkram tangannya, sungguh ia tak tahan dengan semua perkataan buruk yang Daren lontarkan.

"Kenapa? Gak terima lo?" tambah Daren.

Bian, Way dan Virgo menahan tawa. Apa yang Daren katakan sama sekali tidak salah.

Beruntung, saat melakukan penyerangan balik ke SMA N 2 tadi mereka sempat singgah di UKS, mencuri beberapa kapas, alkohol, betadine, serta plester.

Mereka tidak berani pergi ke parkiran, disana sudah ada beberapa guru yang berjaga dan menertibkan murid. Serine polisi juga terdengar mengelilingi sekolah. Seandainya parkiran tidak dijaga dengan ketat, mereka bisa mengambil peralatan P3K lainnya di jok motor.

Niat awal Daren ingin membersihkan lukanya sendiri, tapi tak disangka ia memasuki kelas yang ada Kyra disana.

Melihat Alex yang khawatir dan wajah Kyra yang setengah bonyok akibat batu yang dilempar menjadi hiburan tersendiri bagi Daren.

Daren menghamburkan kapas dan alkohol yang ia dapat di meja samping Kyra.

Alex pikir Daren bakal menyeka darah Kyra dan perlahan menerapkan alkohol serta yang lainnya.

Tapi ia salah besar, Daren mengobati dirinya sendiri.

Alex semakin dongkol dibuatnya.

" Lo kalau cuma mau bersihin luka lo yang gak seberapa mendingan pergi sana." Gedeg Alex.

Daren menyeringai puas. Dari ekor matanya ia dapat melihat Kyra perlahan menyerngitkan kening dalam tidurnya.

Darah yang mengucur dari pelipis Kyra, perlahan mulai berhenti.

Ekspresi ketakutan terukir di wajah Kyra. Entah apa yang ada dalam mimpi cewek itu. Terlalu banyak fitnah dan salah paham diantara mereka.

"Bos, dia kenapa? Kek kesulitan nafas." ujar Way.

Daren ikut memperhatikan Kyra...

Selang beberapa detik air mata membasahi kedua pipi Kyra. Cewek itu sama sekali belum sadar tapi kedua pipinya telah basah.

Selang beberapa detik air mata membasahi kedua pipi Kyra. Cewek itu sama sekali belum sadar.

'Apa yang terjadi dengan cewek ini? Salah makan obat?' batin Daren pasrah.

....

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now