13. Time Travel Between Us

5.9K 566 2
                                    

WARNING: PERHATIKAN TANGGAL, BULAN DAN TAHUN!

....

17 Februari 2040

"Sayang... Bangun!"

Kyra mengerang tertahan, Sial! Ia sudah sangat hafal siklus ini, pingsan tiba-tiba dan ketika ia membuka matanya ia berada di tahun yang berbeda.

Kyra lelah... kepalanya mumet. Sejauh ini ia masih belum tahu peraturan portal waktu. Tidak ada satu petunjuk pun yang dapat menjelaskan secara ilmiah apa yang ia

alami.

Sedikit kesal, Kyra bangun dan mengerjap sebentar.

Daren yang sudah selesai mempersiapkan makan siang, duduk di tepi ranjang, mengelus lembut surai legam Kyra.

"Kamu tidur lagi, baru juga aku tinggal bentar. Sky sudah aku kasih makan, dia sekarang lagi main di kamarnya. Sekarang giliran kamu untuk makan." beritahu Daren. Tidak henti-hentinya ia mengangumi wajah Kyra saat tertidur, terlihat polos dan manis secara bersamaan.

"Hmm..." gumam Kyra sembari bangkit terduduk diatas ranjangnya. Padahal di tahun 2022 ia sedang berdebat dengan Daren, ia tidak sabar melihat Daren di seret kembali ke ruang BK dan dikeluarkan dengan tidak etis. Tapi bukannya Daren yang diseret, malah dirinya yang terseret ke tahun 2040.

"Berapa lama gue tidur?" tanya Kyra. Ia ingin mengorek informasi perihal waktu, siapa tahu ia akan menemukan titik terang peraturan time travel yang dialaminya.

"Tadi kamu tidur tiga jam lebih, setelah ngomong kamu pengen balik ke Indonesia. Memangnya kenapa? Apa kamu merasa gak enak badan?"

Kyra menggeleng kecil. "Kira-kira jam berapa gue tertidur?"

"Jam 8 pagi." singkat Daren seraya mengingat waktu istrinya bangun.

Kyra menyerngit, tidak ada kecocokan waktu di tahun 2040 dan 2022. Jelas-jelas ia sadar ketika ia berada di sekolah itu jam setengah sepuluh pagi, yakni jam istirahat pertama. Ketika ia pergi menghampiri Daren di tribun sekitar pukul sepuluh. Selain dari itu Kyra sungguh tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya.

Melihat istrinya yang nampak kebingungan dan berpikir sangat keras, Daren menjulurkan tangannya, mencubit lembut pipi Kyra.

"Serius amat neng..." godanya seraya tertawa kecil.

Kyra yang memang dalam mood 'lo senggol, bacok!' langsung menepis kasar tangan Daren.

"Sakit tahu!! Pikir pipi gue bakpao apa, di unyel-unyel!" omel Kyra. Ia sedang pusing mencocokan waktu malah diganggu oleh Daren. Sejujurnya ia tidak kesal pada Daren di tahun 2040, hanya.. perasaan si tahun 2022 itu terbawa sampai detik ini.

Daren yang tak mengerti penyebab Kyra marah-marah sontak menarik tangannya. Kyra yang sekarang mengingatkan dia pada Kyra yang dulu, tatapannya tidak sehangat saat malam anniversary mereka.

"Sayang... Apa kamu stres belakangan ini atau ada yang menganggu pikiran kamu?"

Daren takut jika Kyra perlahan mengingat kejadian menyakitkan itu.. dan malah stres dalam diam, tanpa sepengetahuan dia.

Kejadian dulu... Daren belum siap menceritakannya, karena sampai tahun ini ia masih menyimpan duka itu di dalam hatinya.

Tugasnya saat ini adalah memastikan Kyra tidak mengingat sepotong kejadian di masa lalu. Hanya... sikap Kyra mau tidak mau membuat ia gugup, mulai dari gaya bahasa 'gue-lo' hingga sikap kesal dan marah-marah Kyra ketika disentuh olehnya.

"Jauhin tangan lo, gue bisa bangun sendiri." titah Kyra memperingatkan Daren.

Daren menghela nafas berat. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Kyra?

"Sayang... Udah lebih dari sebulan kamu seperti ini. Kamu lupa ingatan atau gimana? Aku beneran bingung harus bagaimana menanggapi kamu. Semua serba salah. Aku pikir setelah kecelakaan yang hampir merenggut nyawa keluarga kecil kita, kita bakal lebih dekat dan kembali seperti awal-awal kita menikah. Nyatanya, kamu makin menjauh, menjadi persis seperti dirimu dari masa lalu. Aku... kangen istriku. Istriku yang perhatian, ibunya Sky, wanita yang selalu mencintai diriku tanpa syarat." jujur Daren. Semenjak Kyra mengatakan ingatannya berhenti di tahun 2022, Daren merasa ia kehilangan sosok Kyra yang ia cintai. Ia seolah dipaksa harus meladeni Kyra ketika zaman SMA. Ia sungguh tidak ingin kembali ke masa itu, masa dimana hanya ada makian dan hinaan... Masa yang Daren sesali. Meskipun sosok Kyra tepat berada didepan matanya sekarang, namun.. ia merasa hampa.

Kyra kekeuh pada pendiriannya, ia tidak akan goyah. Tekadnya telah bulat.

"Kapan kita balik ke Indonesia?" tanya Kyra, mengalihkan topik. Ia tidak akan membiarkan Daren terus mempengaruhi suasana dan pada akhirnya ia luluh.

"Setelah aku urus surat-surat pemindahan kamu ke Indonesia, bagaimanapun kamu seorang dokter, banyak pasien yang mengantri untuk jadwal temu serta konsultasi, selain itu ada beberapa operasi besar juga yang harus ditangani oleh kamu. Tidak mudah untuk membatalkannya begitu saja." jelas Daren.

Kyra sontak mendongak. Ia tidak salah dengar bukan? Ia seorang dokter...! Setelah sebulan ia ada disini, ini pertama kalinya ia mengetahui profesi dirinya sendiri

Menjadi dokter bahkan tidak ada di list cita-citanya. Meskipun ia mengambil jurusan IPA di bangku SMA, bukan berarti dia ingin melanjutkan studi di bidang medis. Ia berniat mengikuti jejak ibunya menjadi dosen atau terjun di dunia bisnis seperti ayahnya.

"Gue dokter? Lo gak nipu kan? Gue gak pernah ke rumah sakit sebagai seorang dokter, yang ada malah sebagai seorang pasien. Dua kali gue ke dokter sebagai pasien. Bagaimana bisa?" tanya Kyra.

"Kamu sendiri yang ngambil cuti sebulan untuk quality time sama Sky sebelum ia memasuki taman kanak-kanak. Kamu melupakan itu juga?"

Bukannya menjawab pertanyaan Daren, dengan bingung Kyra bertanya... "Mengapa gue jadi dokter?"

Senyum lembut Daren luntur ketika Kyra menanyakan hal tersebut. Keputusan Kyra menjadi dokter memiliki kisah yang memilukan... Yang membuat Daren membenci dirinya sendiri. Kejadian itu... bisakah ia tidak menceritakannya? Duka itu masih bersemayam di hatinya, dendam itu masih ada... Ia tidak melupakannya. Itu juga salah satu alasan terbesar mengapa ia tidak ingin Kyra kembali ke Indonesia... Karena jika Kyra kembali maka.. ia tidak dapat menjamin ia dapat mengendalikan dirinya.

Daren memilih untuk tersenyum kecut dan beranjak keluar kamar, diam-diam mengeluarkan sebatang rokok dari saku celana dan pergi ke ruang rahasia untuk mengisap kandung nikotin yang ada.

Begitu tiba di ruang rahasia, matanya langsung menatap sebuah foto besar yang ada di ruangan tersebut.

"Ayah...dan ibu akan pulang. Sampai bertemu..." lirihnya tercekat.

Pandangan matanya yang lembut berubah tajam, seakan siap untuk membunuh.

Bahkan jika tahun terus berganti.. kenangan menyakitkan itu masih menghantui Daren. Rasa sesak dan sakit yang ada tidak bisa di bendung.

Didalam kamar, Kyra semakin dibuat penasaran dengan hal-hal yang terjadi di tahun sebelumnya.

Raut wajah Daren sangat mencurigakan. Ketika ia keluar dari kamar, Kyra dapat merasakan aura berbeda dari Daren. Ia nampak sangat tidak senang dengan keputusan kembali ke Indonesia.

.....

.....

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now