15. Time Travel Between Us

5.8K 524 2
                                    

WARNING: PERHATIKAN TANGGAL, BULAN DAN TAHUN!

...

20 September 2022

...

Daren dengan langkah ogah-ogahan membawa Kyra ke ruang UKS, dalam hatinya ia sangat dongkol kepada cewek yang berada di balik punggungnya ini.

Gumamam Kyra sedetik yang lalu semakin memperburuk suasana harinya. Tidak perlu ditanya dan dikonfirmasi lagi.. ia juga sama halnya yakni sangat membenci Kyra.

"Bian, tolong singkirin wajahnya menjauh dari pipi gue." Pinta Daren risih. Wajah Kyra bersandar pada pundaknya dan bibir mungil tersebut menyentuh tepi pipi Daren, membuat cowok itu sedikit tergelitik.

Hembusan nafas Kyra yang menerpa wajahnya membuat ia tak nyaman. Daren bertaruh, jika ia menoleh sekarang maka bibir Kyra mungkin akan bersentuhan dengan ujung bibirnya.

Membayangkannya saja Daren tak mampu, se-play boy-nya dia, dia gak bakal ngegoda Kyra, kek gak ada cewek lain aja.

Daren paling tidak suka seseorang menyentuh pipi atau area wajahnya, bukan karena apa.. wajahnya kerap mendapatkan tonjokan, tamparan, dan luka lainnya, hal tersebut membuat area wajahnya selalu terasa sakit dan sensitif.

Bian maju dan perlahan menjauhkan wajah Kyra dari pipi Daren... begitu tangannya hendak menyentuh wajah tersebut, Kyra tiba-tiba terbangun.

"WOAH ANJ GUE KAGET!" kejut Bian sembari mengumpat kecil.

Kyra menyipitkan matanya, menyesuaikan indera penglihatannya dengan suasana sekitar.

Aroma yang khas menyapa hidungnya, aroma yang sama, yang selalu ia hirup kala ia bangun di tahun 2040.

"Daren?" lirihnya melantunkan nama cowok tersebut.

Entah kenapa kepalanya kembali terasa sangat pening, Kyra pikir ia sudah terbiasa dengan time travel, namun... sepertinya tidak.

Matanya teramat lelah, ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Terakhir kali yang ia ingat di tahun 2040 yakni Daren keluar dari dalam kamar... Setelah itu ia tidak ingat lagi.

Daren yang merasakan pergerakan Kyra dan suaranya yang terdengar tak berdaya segera melirik Kyra dari ekor mata.

"Lo udah bangun? Bisa jalan?" tanyanya to the point, ia tidak ingin membuang tenaga dengan terus menggendong Kyra.

Kyra tak bersuara. Irisnya menatap sayu wajah Daren, tak lama kemudian ia kembali mengatupkan matanya dan mencari posisi nyaman di pundak Daren. Ia sama sekali tidak punya tenaga untuk berdebat dengan cowok yang tengah menggendongnya saat ini.

"Kyra!" sentak Daren. Ia mengirimkan sinyal kepada Virgo untuk mengecek kondisi Kyra.

Virgo mendekat, melihat seksama kondisi Kyra. Way juga mengamati dalam diam. Bian yang sudah sadar dari keterkejutannya ikut mendekat.

"Kyra?" panggil Virgo berulang kali sembari melambaikan tangannya depan wajah Kyra, sayangnya tidak ada pergerakan. Cewek itu hanya mengernyitkan keningnya dalam tidur.

"Dia kenapa?" tanya Daren lagi.

Virgo menggaruk tengkuknya, ia tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan Kyra.. Kyra sadar tetapi menolak untuk menanggapi panggilan mereka.

"Gak tahu bos, mau bilang pingsan juga salah.. Dia sadar tapi..gak mau buka mata."

Daren menghela nafas kasar. Banyak spekulasi di otaknya mengenai tindakan Kyra. Bisa saja cewek ini berakting untuk membuat dia dikeluarkan dari sekolah. Berpura-pura pingsan untuk menarik simpati para guru. Kyra adalah cewek termanipulatif yang pernah ia kenal.

"Kyra?! Lo kalau gak turun gue beneran bakal lepas tangan gue dan jatuhin lo. Badan gue pegal! Lo milih terus berakting atau bangun sekarang!" ancam Daren. Hei.. ia juga baru sembuh, fisiknya tidak sekuat biasanya, rasa sakit di tulang rusuknya masih mendominasi. Dan..kini ia harus menggendong Kyra demi mencari muka di depan pak Guntur.

Tidak kah menurut kalian dia yang harus dikasihani sekarang?

"Way, bantu gue turunin dia. Badan gue sakit, bekas jahitan luka gue belum kering, tolong ambil dia cepat!"

Sayup-sayup Kyra mendengar percakapan Daren dan antek-anteknya, hanya saja Kyra tidak ingin membuka matanya.

Kali ini... tubuhnya memberikan reaksi yang berbeda. Biasanya ia cuma shock dan sedikit pusing seusai melakukan perjalanan waktu.. ini adalah yang terparah, bahkan hari pertama ia melakukan perjalanan waktu, kondisi fisiknya tidak selemah ini.

Saat ia merasakan seseorang tengah berusaha menarik tangannya dan melepaskan rangkulan tangannya pada leher Daren, Kyra mengerang kecil. Ia tahu jelas orang yang menggendongnya detik ini adalah Daren, cowok yang setengah mati ia benci. Cowok yang bahkan beberapa waktu lalu ia katai dengan perkataan menyakitkan.

'Sial! Dimana Alex? Bukankah tadi ia ada di lapangan? Mengapa bukan dia yang menggendong diri gue?' umpat Kyra dalam hati.

Sekedar membuka mata dan turun dengan sendirinya dari pundak Daren saja Kyra tak mampu rasanya. Kakinya lemas.

Bisa dibilang, ia mengunjungi tahun 2040 dalam waktu yang sangat singkat. Tidak seperti biasa. Tetapi efek kembali dari tahun itu membuat tubuh Kyra melemah.

Apakah dia harus ke psikiater? Mungkin saja dia gila belakangan ini dan hanya berimajinasi.

Tapi... Arghhh! Entahlah, Kyra pasrah. Sekarang ini ia merasa kehilangan identitas dirinya sendiri. Bolak-balik tahun 2040-2022, bukan hal yang mudah. Ia harus beradaptasi dengan status yang berbeda, yakni sebagai istri serta ibu dan sebagai seorang siswa.

Ia tidak pernah percaya dunia seaneh ini sampai ia mengalaminya.

Kyra mengerang kecil ketika tangannya yang tengah mengalung indah di leher Daren, dilepas dengan paksa.

Ayolah, ia hanya ingin beristirahat sejenak. Setelah rasa pusingnya menghilang, tanpa instruksi dari siapapun ia akan dengan sendirinya melompat turun.

Kyra semakin menguatkan rangkulan tangannya di leherku Daren hingga mungkin mencekik cowok tersebut.

"ANJIRR KYRA! LEPASIN TANGAN LO! KALAU MAU BUNUH GUE, MINIMAL BANGUN KEK! ASUUU! WAY, VIRGO, BIAN, TARIK DIA NAPA! GUE SULIT BERNAFAS!" teriak Daren.

Siswa-siswi yang ada di koridor langsung memusatkan perhatian mereka kepada dua orang fenomenal di sekolah. Siapa yang tak mengenal mereka? Yang satunya pembuat onar, yang satunya murid berprestasi.

Jujur saja, mereka menantikan adegan baku hantan seperti yang terjadi pada pemilihan ketua OSIS tahun lalu.

Kejadian tersebut sangat spektakuler, sampai seluruh guru dan komite sekolah turun tangan. Hal itu juga membuat Kyra dan Daren terkenal sebagai tom and jerry-nya SMA mereka.

Virgo yang melihat Daren kesusahan bernafas segera dengan sekuat tenaga melepas kasar tangan Kyra sampai-sampai menimbulkan bercak merah pada kulit putih cewek tersebut.

Kyra kesakitan.. tapi...ia tidak punya tenaga untuk melawan... Pada akhirnya ia melemaskan tangannya... dan tubuhnya ambruk.

"Hufttt... akhirnya!" ujar Daren lega. Dilihatnya Kyra yang kini tersungkur di lantai dan kepalanya ditahan oleh Way.

"Bos, dia gimana?"

"Lepasin saja, ntar kalau dia malu pasti bangun sendiri. Atau gak... Seseorang bakal ngangkat dia."

"Tapi... bos, kalau ada yang laporin kita ke ruang BK gegara ini gimana?" tambah Bian.

"Siapa yang berani laporin kita?" desis Daren sembari menghunuskan tatapan tajam ke seluruh koridor, membuat murid-murid yang menonton kegaduhan tersebut perlahan menjauh, berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Vila mungkin..." lanjut Virgin berasumsi.

"Vila? Yang tadi itu, sahabatnya si licik ini? Mana berani dia! Natap gue dengan benar aja belum becus. Udah, ayo jalan, tinggalin Kyra disitu. Jangan bermurah hati sama dia, karena dia gak bakal berterimakasih atas bantuan yang lo berikan sama dia."

....

...

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now