22. Time Travel Between Us

5.3K 465 5
                                    

Kyra terperangah.. bau anyir dari darah Daren yang ada di tangannya membuat ia seketika mual.

Semua yang ada di ruangan itu shock.

Bian, Way, dan Virgo saling berpandangan dan dalam hitungan detik mereka berlari mengambil alih tubuh Daren dari Kyra.

Virgo dan Way membaringkan Daren di meja yang sebelumnya digunakan untuk membaringkan Kyra.

Bian menatap Kyra tajam. Cewek itu belakangan ini semakin menyebalkan. Terakhir kali situasi menyebalkan ini terjadi pada pemilihan ketua OSIS tahun lalu. Setelah itu Daren dan Kyra melakukan perang dingin, meski kadang sering cek cok. Baru-baru ini hubungan permusuhan diantara mereka semakin meningkat, mulai dari Daren kecelakaan sampai sekarang.

Kyra terpaku, suaranya tercekat di tenggorokan. Darah Daren masih membekas ditangannya.

Melihat darah itu ia teringat kecelakaan yang terjadi di tahun 2040...

Apa jika ia memukul Daren sekarang itu juga akan berpengaruh di tahun 2040?

Dengan gerakan slow motion, Kyra berbalik, melihat Daren yang tak sadarkan diri. Disampingnya Bian, Way dan Virgo sibuk menghentikan pendarahan dari tengkuknya. Sedangkan Aurel, ia nampak menelfon seseorang.

Suasana yang terjalin di ruangan tersebut mendadak tegang.

Alex yang pingsan semakin membuat Kyra terpojok. Ia seorang diri. Daren memiliki antek-anteknya beserta Aurel di sisinya. Jika ia tidak segera pergi, mungkin sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Lo mau kemana?" cegat Way saat Kyra kembali menyentuh gagang pintu.

Kyra tak menghiraukan.. ia terus memutar kenop pintu. Setelah beberapa menit, ia menyerngit. Sayangnya, kali ini ada yang berbeda.. ia tidak dapat membuka pintu tersebut.

Melihat gelagat Kyra yang tampak setengah mati membuka pintu, Way mendekat.

"Apa pintunya gak bisa dibuka?" tanya Way sembari mengintip keluar lewat jendela.

Kyra tak menjawab... Semakin ia mencoba, kenop pintu yang ada ditangannya terasa longgar.

Dan... Yang ditakutkan Kyra terjadi. Kenop pintu itu rusak, saat ia menariknya, gagang pintu itu terjatuh dan hampir mengenai sepatunya.

Kyra panik, ia membuka tasnya dan mencari benda persegi empat disana.

Setelah beberapa detik ia mengacak isi tasnya akhirnya jemarinya mendapatkan benda yang dimaksud.

Anggota Adrenalin Geng yang sedang fokus pada Daren tidak lagi menggubris apa yang Kyra lakukan.

"Darahnya makin banyak, gimana?"

"Rel, lo udah telfon?"

"Wait... Nafasnya sesak...!"

Sayup-sayup Kyra mendengarkan pembicaraan di belakangnya hingga kalimat terakhir Virgo membuat jantungnya semakin dilanda ketakutan.

Ia memang ingin mengakhiri semuanya tetapi tidak dengan membunuh. Jika ingin mati, ia akan mati seorang diri.

"Dia...gak apa-apa?" Akhirnya Kyra buka suara. Ia bertanya dengan hati-hati.

Aurel mendengus kasar, Bian menatapnya kesal, Virgo berpura-pura tuli, dan Bian, ia langsung membalas pertanyaan Kyra.

"Lo masih nanya? Kalau sampai Daren kenapa-napa, lo lihat aja!" ancamnya.

Kyra berusaha tenang. "Lagian... Gue gak nyuruh dia buat ngelindungi gue. Dia yang tiba-tiba lari kearah gue dan sok pahlawan gitu. Gue gak minta.. dia terluka karena ulahnya sendiri." jelas Kyra tak mau mengakui bahwa ini memang kesalahannya. Gengsi dan egonya terlalu tinggi. Meskipun dalam hati ia berterimakasih tetapi... ia tidak ingin ini menjadi momen dimana titik balik perasaannya pada Daren.

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now