49. Time Travel Between Us

3K 263 1
                                    

Tiga minggu telah berlalu dan sejauh itu juga baik Daren maupun antek-anteknya sama sekali belum menampakkan batang hidungnya di sekolah.

Terlebih lagi, setiap pulang sekolah, area parkiran terasa sepi...

Entah menghilang kemana semua murid-murid yang ada.

Kyra mengecek handphonenya, Virgo sama sekali belum menginformasikan terkait keadaan terbaru Daren.

Kyra sendiri tidak ambil pusing, karena ia juga sibuk mengurus adik-adik kelas yang menjadi ketua OSIS dan wakil ketua OSIS berikutnya.

Seperti yang ia duga, Aurel, adik dari Bian, berhasil terpilih menjadi ketua OSIS tahun ini.

Selain itu.. semenjak ia menyadari bagaimana peraturan main di tahun 2040 dan mengapa ia tidak dapat mengubah masa depannya.. ia belum pernah lagi mengunjungi tahun 2040.

Kyra sudah berusaha untuk membuka portal waktu atau semacamnya.. hanya.. tidak terbuka.

Dan sekarang, Kyra terjebak.. ia seorang diri.. ia tidak bisa melancarkan aksinya atau mencari informasi lebih detail.

Daren belum juga keluar dari rumah sakit, meskipun menurut rumor yang beredar bahwa dia sudah sepenuhnya sadar.

Setiap hari Kyra selalu berdiri di balkon kamarnya, berharap melihat Daren pulang.. nyatanya nihil.

Sepertinya kecelakaan kali ini.. sangat mempengaruhi.

Tok

Tok

Tok

"Sayang.. kamu masih belajar?" Suara Hana diikuti pintu yang diketuk membuat Kyra langsung menutup layar handphonenya yang menampilkan DM Instagram dan sontak membuka buku matematika yang ada di depannya.

"Iya ma, besok ada kuis."

Hana mengangguk mengerti sembari meletakkan secangkir susu hangat disamping meja belajar Kyra.

Sudut matanya menelisik dalam diam buku yang dibaca Kyra, memastikan bahwa Kyra benar-benar belajar.

Tak lama, Hana melemparkan pandangannya pada balkon diujung jalan.

"Apa anak di sebelah sudah meninggal atau masih hidup?" tanyanya lagi.

"Ma.. dia masih hidup." tekan Kyra. Wajahnya seketika berubah sendu.

Hana menggelengkan kepalanya berulang kali. "Anak udah sekarat gitu, tapi orangtuanya gak muncul. Dia di rumah sakit mana? Bagaimana kondisinya? Di rawat sama siapa?"

Tuk

Pena yang di pegang Kyra terjatuh membentur permukaan meja.

"Ma? Apa Kyra gak salah dengar? Kenapa mama peduli dia di rumah sakit mana, gimana kondisinya dan siapa yang merawatnya? Jujur, Kyra gak tahu. Bukannya mama yang nyuruh Kyra untuk jangan pernah cari tahu dan berdekatan dengan dia?"

Hana menarik kursi di depan Kyra dan mendudukinya. Raut wajah wanita setengah baya itu nampak sedikit khawatir dan cemas.

"Papa kamu kemarin tiba-tiba ngebahas tentang kecelakaannya yang sudah menyebar di kalangan pebisnis. Menurutnya, kecelakaan anak di sebelah tidak biasa. Pihak penyelenggara acara saat ini satu persatu lepas tangan, serta anggota komunitas motor yang menabrak Daren ketika diselidiki menolak untuk berbicara. Papa bilang ini ada kaitannya dengan pembukaan hotel orangtuanya di luar negeri serta perencanaan pembuatan mall, dengar-dengar orangtuanya sempat bermasalah dengan beberapa pemegang saham."

Kyra terdiam, ia terlalu buta membahas mengenai dunia bisnis dan sejenisnya, yang ia tangkap hanya satu yaitu kecelakaan Daren tidak biasa.

"Itulah kenapa mama melarang kamu cari tahu tentang dia maupun berdekatan dengan dia, selain karena keluarga kita tidak akur dengan mereka, ini juga menjadi salah satu alasan terbesar. Firasat mama, Daren sedang diincar. Apalagi orangtuanya jauh darinya. Kamu.. jaga jarak dengannya. Jangan terlibat pertengkaran ataupun bertemu dengannya secara tidak sengaja, biarpun pihak sekolah mengadakan acara kunjungan untuknya, kamu jangan pergi. Orang-orang akan berpikir bahwa kita dan mereka berada di kubu yang sama."

"Uhm.. Kyra mengerti."

Kyra kembali menyibak buku matematika ditangannya, berusaha menyembunyikan bahwa ia cemas.

Daren memang tidak akan dengan mudah mati begitu saja tetapi.. salahkan hatinya yang entah mengapa sangat mencemaskan Daren.

Tanpa ia sadari.. ia mulai menaruh perhatian pada Daren lebih dari yang ia duga.

"Sama..kamu tolong cari tahu atau tanya ke guru walinya, dimana ia dirawat dan siapa saja yang menjaganya. Papa menanyakan hal itu.. sejujurnya, mama dan papa tidak ingin ikut andil dalam hal ini. Namun.. tiga minggu telah berlalu, hampir sebulan dan orangtua Daren juga sama sekali belum muncul. Terhitung dari kecelakaan yang ia alami dari bulan lalu, orangtuanya tidak peduli. Daren.. kami melihatnya tumbuh besar, persis seperti kamu, hanya kelakuannya sangat nakal. Entah ini karma atau apa, tetapi sebagai tetangga.. yang walaupun tidak akur, mama dan papa akan mengunjunginya, memastikan apakah ia sudah pulih atau tidak. Kamu, jangan ikut campur. Mama dan papa tidak ingin kamu kenapa-kenapa."

Pertama kali dalam hidupnya Kyra terkejut mendapati ibunya berucap sedemikian rupa tentang Daren.

Kyra pikir.. ibunya sangat membenci Daren berserta keluarganya.. hingga wanita itu terus melarangnya untuk bergaul dengan Daren, mengatai cowok tersebut dan menjelekkan keluarga Daren. Rupanya ia salah paham. Sebencinya mama dan papanya terhadap Daren, mereka masih peduli terhadap Daren dibandingkan orangtua kandung Daren yang sampai detik ini belum ada kabar.

Sangat mustahil, di era yang super canggih ini, orangtuanya tidak mengetahui berita kecelakaan Daren.

"Kyra akan mengirim alamat rumah sakitnya. Teman-teman Kyra tahu dimana ia berada."

....

Kyra memandang jutaan bintang di langit malam.

Sialan! Hatinya.. kenapa tiba-tiba merindukan Daren.. di tahun 2040.

Ia sudah terbiasa melakukan time travel, sekarang terasa sunyi. Setiap kali ia bangun, hanya ada kamarnya.. tidak ada pemandangan lain.

Mengapa portal waktu tidak terbuka?

Drrtt

Getaran handphonenya membuat Kyra mengalihkan pandangannya sejenak dan membaca pesan yang masuk.

[VIRGO]

// Bisa gue minta bantuan lo buat kasih tahu bik Ijah mengenai kondisi Daren dan beritahukan dia untuk datang ke rumah sakit, menemani Daren, secepatnya. Dan.. bawakan pakaian serta peralatan sekolah Daren. //

Kyra terpaku.. matanya menangkap bik Ijah yang sedang duduk di teras rumah sembari melihat kearah jalan.

'Gila! Bisa-bisanya selama ini, jangankan keluarga bahkan art sekaligus baby sitter Daren dari kecil tidak tahu kondisi Daren sekarang. Mengapa mereka menyembunyikannya?'

Segera, langkah kaki Kyra berlari kecil menuju ruang tengah, menghampiri ayah dan ibunya.

"Ma.. kalian bisa pergi malam ini, sekalian bersama bik Ijah. Ia sama sekali tidak tahu tentang kecelakaan yang menimpa Daren, kalian bisa tolong beritahukan dia? Sekaligus tolong suruh dia kemas beberapa pakaian Daren dan peralatan sekolahnya."

Hana menyerngitkan keningnya, dilanjutkan helaan nafas panjang.

"Tunggu papa kamu pulang, mama akan kesana. Kamu... telfon Alex, suruh dia temani kamu."

Kyra mengangguk kecil. Sesungguhnya ia tidak ingin menelfon Alex ataupun menelfon seseorang untuk menemaninya. Ia hanya akan ingin sendiri. Ia tidak berniat berdebat dengan Hana jadi dengan mudah ia mengiyakan saran ibunya tersebut.

"Kalau begitu, Kyra kembali ke kamar. Jika papa pulang dan kalian hendak pergi, panggil Kyra."

....

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now