11. Time Travel Between Us

6.3K 594 3
                                    

WARNING: PERHATIKAN TANGGAL, BULAN DAN TAHUN!

....

Kyra dengan angkuhnya melangkah menghampiri Daren yang tengah bersantai bersama geng 'Adrenalin', di tribun sekolah.

Di bawah sana nampak jelas Alex sedang mendribble bola basket di tangannya, sesekali ia melompat memasukan bola itu ke dalam ring. Sedikit lagi akan ada olimpiade olahraga antar sekolah tingkat provinsi, tentu... tim Alex sedang dilatih untuk mengikuti olimpiade tersebut.

Vila memegang ujung baju Kyra, berbanding terbalik dengan Kyra, ia sama sekali tidak memiliki nyali untuk sekedar berbicara dengan Daren dan gengnya. Apalagi setelah kejadian minggu lalu.

Tawa renyah Daren seketika terhenti kala matanya menangkap siluet Kyra. Segera ia memberikan kode kepada Virgo, Bian, dan Way untuk diam.

Ini hari perdana Daren kembali ke sekolah setelah seminggu lamanya bersemedi di rumah sakit.

Mereka dengan seksama memperhatikan setiap derap langkah kaki Kyra, raut wajahnya yang dingin dan jutek disaat bersamaan menjadi daya tarik tersendiri. Tanpa sadar Daren menyunggingkan seringai samar.

Kyra yang sudah tahu rencana Daren... hanya bisa tersenyum mengejek.

"Gak jadi mati lo? Selamat!" Itu adalah kalimat pertama yang Kyra lontarkan pada Daren.

Bian, Way dan Virgo sontak menatap Kyra tak bersahabat. Kyra dan mulutnya memang harus mendapatkan bimbingan ekstra. Masih mereka ingat ancaman Kyra beberapa hari kemarin, urusan mereka dengan Kyra belum sepenuhnya selesai.

Daren menyeruput minuman bersoda ditangannya dalam sekali teguk, lalu membuang kaleng tersebut tepat mengenai sepatu Oliv yang saat ini menatapnya angkuh.

Ucapan selamat cewek itu bahkan tidak ada rasa tulusnya, terdengar seperti sebuah ejekan.

Kyra mengedarkan pandangannya ke arah Alex dan melambai kecil, yang dibalas senyum manis cowok yang merupakan crush-nya tersebut. Dari sudut matanya ia dapat melihat keberadaan Aurel dan teman se-circlenya. Seperti yang dikatakan Vila, cewek yang saat ini berada setingkat di bawahnya tengah mempersiapkan diri memegang handuk kecil ditangannya.

Kyra nyaris tertawa, drama apa lagi ini?

Daren, ia dalam diam menatap serius ekspresi Kyra, tidak ada tanda-tanda cemburu disana.  Ini tidak seperti yang ia duga, seharusnya Kyra marah bukan? Mengapa ia terlihat begitu santai?

Kyra tahu Daren sedang memperhatikannya, dengan sengaja ia menoleh, menepuk bahu Bian.

"Tuh adik lo disana sama Alex, kalian biarin aja?" tanyanya sembari menaiki turunkan alisnya.

Sial.. Daren sadar, tentu anak kecil bodoh bahkan mungkin bisa mengerti rencananya.

Ia lupa bahwa Kyra merupakan cewek terpintar di sekolah, menebak apa yang terjadi saat ini bukan suatu hal yang sulit baginya.

"Terus kenapa? Gak ada yang salah." balas Daren cepat, berusaha menutupi rencana busuknya. Ia mencoba untuk rileks.

Bian selaku kakak dari pameran utama hari ini hanya bisa meringis. Mengapa adikbya harus menjadi tumbal? Tapi tidak apa-apa selama Daren yang memintanya.

Jujur saja, cukup sulit bagi Bian membujuk Aurel mengikuti ide gila tersebut. Karena ia tahu yang disukai adiknya adalah Daren bukan Alex, tapi ketika Aurel mengetahui bahwa Daren melakukan hal ini disebabkan ingin melemahkan Kyra, ia pun setuju. Padahal jika dipikir-pikir ini adalah keputusan terekstrem, Aurel dalam masa pencalonan diri menjadi ketua OSIS tahun ini, dia harus melakukan pencitraan dengan mendekati Kyra.. tapi ia malah memilih menjadi musuhnya.. apakah adiknya bisa menjadi ketua OSIS dikemudian hari? Sekilas powernya Kyra juga sangat berpengaruh di sekolah ini, predikat sebagai anak kesayangan guru, murid berprestasi, dan mantan ketua OSIS terbaik masih melekat di namanya. Melawan dia sama saja melepaskan harapan jabatan ketua OSIS.

Aurel melayangkan pandangannya ke tribun, ia sudah capek terus mengumbar senyum palsu dan bertingkah genit layaknya cabe-cabean di pasar malam. Ayolah jika bukan karena rayuan Bian, ia tidak akan sudi bertingkah seperti ini.

Panas-panasan sembari menunggu kakak kelas yang bahkan tidak ingin ia dekati seujung kuku pun adalah pengalaman yang buruk. Menyeka keringat Alex sudah ingin membuat Aurel muntah.. tapi ia bertahan karena kata Bian, Daren lah yang ingin ia mendekati Alex.

Hanya... melihat kakaknya serta Daren dan teman-temannya bersama Kyra diatas sana, membuat ia mendelik sebal.

Apa-apaan itu?

Aurel mengenal Kyra karena pemilihan ketua OSIS tahun lalu sangat heboh hingga menimbulkan kegaduhan. Bagaimana tidak, cewek yang terkenal pintar itu mengalahkan Daren dengan selisih satu suara dan sempat terjadi bentrokan diantara mereka.

Aurel mencalonkan diri sebagai ketua OSIS tahun ini untuk membayar kekalahan Daren tahun lalu. Aurel akui ia menyukai teman kakaknya tersebut, sayangnya ia tidak memiliki kesempatan untuk mengungkapkan perasaan itu.

Alex yang sedang berkumpul, mendengarkan arahan pelatih ikut melayangkan pandangannya ke arah tribun. Kyra melambai kecil kepadanya, ia tersenyum hangat dan membalas lambaian tersebut. Namun... senyumannya tak berlangsung lama kala Kyra berbalik dan berbicara dengan Daren. Tonjokan Daren seminggu lalu masih meninggalkan bekas, hanya kekesalannya kepadanya cowok berandalan tersebut terbalas dengan kabar bahwa Daren mengalami kecelakaan saat pulang sekolah. Karma memang ada dan nyata.

Entah apa yang dibicarakan mereka, ekspresi Kyra yang licik, angkuh dan acuh tak acuh, membuat Alex bernafas lega. Kyra baik-baik saja dan tidak terusik dengan kehadiran Daren. Cewek yang menjadi seseorang yang ia kagumi itu bukan cewek lemah, ia tidak takut menghadapi berandalan seperti Daren.

Masalahnya...ia yang terusik sekarang. Kedatangan adik kelas yang ia tidak ketahui siapa namanya, sangat menganggu sejak pagi tadi. Awalnya Alex berpikir bahwa itu cuma bentuk dukungan adik tingkat kepada seniornya, tapi semakin kesini, semakin membuat ia tak nyaman.

Apalagi keberadaan Kyra di tribun membuat ia takut Kyra salah paham. Hubungan mereka sejauh ini hampir menemukan titik terang, tinggal menunggu waktu saja. Alex, selaku cowok, ia berencana menembak Kyra saat hari kelulusan nanti. Ia sedang mempersiapkan semuanya, ia berharap itu akan menjadi kenangan tak terlupakan bagi Kyra. Mereka sudah lama saling mengenal, memendam rasa yang sama, dan saling mensupport satu sama lain. Tidak ada alasan bagi mereka untuk terus berada di zona teman.

Diatas tribun, Vila sungguh tak bisa bernafas. Suasana disekitarnya sangat mencekam. Meskipun Daren dan gengnya duduk diam, ia tetap merasa waspada.

"Ya gak salah sih, cuma... taktik kalian terlalu klise." ujar Kyra to the point.

Kyra baru saja melempar umpan. Daren mendecih sembari tersenyum

miring.

"Taktik apaan hm? Lo datangin gue cuma pengen ngomong ini? Cuma buat ngucapin selamat? Gue terhura, lo diam-diam memperhatikan gue. " tanya Daren, ia menyunggingkan senyum menyebalkannya dan menggoda Kyra.

Way, Bian dan Virgo yang sempat merasa khawatir karena takut rencana mereka terbongkar langsung full senyum, ini Daren, bos mereka yang memiliki segudang cara untuk mengelak.

Kyra terperangah, mengapa tiba-tiba pembahasan mereka berubah, ia yakin Daren tahu persis apa maksud perkataannya.

Tak mau kalah, Kyra balas menatap Daren dan tersenyum manis. "Maybe.. gue terlalu memperhatikan lo sampai-sampai gue muak lihat muka lo."

"Muak? Yakin?" Daren menaikan alisnya, ia bangkit berdiri dan perlahan menghampiri Kyra, membuat cewek itu mundur sesaat.

Vila juga ikutan mundur. Sedangkan anggota geng Adrenalin menatap shock sang bos. Ini tidak termasuk dalam skenario mereka.

Kyra tak gentar, irisnya menantang manik Daren. Entah mengapa tubuhnya familiar dengan semua tatapan dan senyuman Daren, ia tidak tersinggung.. sial!

'Lo gak boleh goyah, Kyra!' batinnya menyentak.

Tiba-tiba sekelabat perkataan Daren di tahun 2040 menyapanya.. rasa penasaran itu mulai timbul, ada rahasia apa di tahun-tahun sebelumnya hingga membuat Daren tak ingin ia kembali ke Indonesia.

"Uhm... Seratus persen yakin." lirih Kyra. Ia memakukan pantulan retinanya pada manik Daren.

Masa depan mereka sangat berbeda dengan masa kini mereka. Bagaimana bisa dua orang berbeda kepribadian seperti mereka bersatu?

....

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now