25. Time Travel Between Us

5.2K 489 36
                                    

Pukul 19. 45 WIB

Hari sudah mulai beranjak malam, Daren perlahan menggerakkan tangannya dan tak lama kedua mata itu terbuka, menampilkan manik hitam pekatnya.

Perasaan ini sama persis dengan yang ia rasakan minggu lalu. Tulangnya remuk, kepalanya teramat sakit, rasanya sulit untuk digerakkan.

Perasaan seperti berada diambang kematian.

Bedanya.. kali ini ia bermimpi.. bermimpi sesuatu yang aneh dan asing. Lingkungan yang tidak ia kenal dan seorang bocah yang tidak pernah ia temui di kehidupan manapun.

Daren menggelengkan kepalanya. Mimpi absur itu sulit untuk dijelaskan. Ada perasaan aneh yang ikut menggelitiknya. Perasaan yang sulit dijelaskan... hanya entah mengapa ia sedih.. mimpi itu bukan pertanda baik.

Daren menggelengkan kepalanya berulang kali.

Abaikan perasaan dan mimpi itu! Ayo kita fokus ke masalah utama.

Daren mengumpat kecil.

Sial! Belakangan ini ia selalu mendapatkan musibah secara tidak terduga. Dan ajaibnya dalam setiap musibah itu ada Kyra disana. Masih jelas dalam memorinya, Kyra entah sengaja atau tidak berperan andil dalam setiap hal buruk yang menimpanya.

"Uhuk..." batuk Daren membuat Way, Bian dan Virgo yang tengah fokus memainkan game online di handphone masing-masing sontak menoleh.

"Bos, lo sadar?" seru Way sumringah.

Daren mengangguk tak acuh. Ia melemparkan kode kepada Virgo untuk memberikan handphonenya.

"Ini bos hp lo, udah gue charger tadi."

Daren tak banyak bicara, ia menerima handphone tersebut dalam diam.

"Gimana kata dokter soal kondisi gue? Gak perlu operasi kan?" lanjut Daren setelah mengetik sederet pesan kepada bik Ijah untuk menyuruh pak Surya, yakni sopir keluarganya untuk segera menjemputnya di rumah sakit.

Selain itu, ia juga mengirim pesan kepada Zaen, untuk mengambil motornya di sekolah. Oh btw, izinkan Daren memperkenalkan Zaen secara singkat kepada kalian. Zaen atau lengkapnya Zaenal Angkasa adalah sepupu dekatnya, Zaen seumuran dengan dia dan Zaen merupakan murid kelas XII-IPS1.

"Kondisi bos sejauh ini lumayan baik, hanya perlu mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai anjuran dan beristirahat dengan cukup. Serta untuk sementara bos dilarang mengendarai kendaraan." jelas Virgo.

"Berarti gak buruk kan? Ok, gue paham. Kalian sudah membayar administrasinya?"

"Sudah." jawab Bian.

"Berapa?"

"Gak terlalu mahal. Di bawah 20 juta. Paling mahal biaya tes MIR dan beberapa tes lainnya."

"Pakai uangnya siapa kalian bayar?"

"Gue!" sahut Bian.

"Seperti biasa, gue bakal transfer balik."

Bian mengacungkan jari jempol pada Daren bertanda ia mengerti. Bosnya tersebut paling anti memiliki hutang kepada orang lain, bahkan orang terdekat sekalipun. Jadi... Ketika mendengar bahwa ia berhutang nyawa pada Kyra tentu Daren tak percaya.

"Bos... Soal Kyra, bukankah dia mulai keterlaluan? Gue rasa kita hentikan saja rencana kitqa sebelumnya, bagaimana kalau kita mengubah rencana?" ujar Virgo tiba-tiba.

Daren menyunggingkan senyum tak bersahabatnya. Begitu nama Kyra disebut ia semakin naik pitam. Cewek keras kepala itu selalu merasa dirinya paling benar, hanya mementingkan dirinya sendiri, mau mengkritik tapi tidak mau di kritik.

Time Travel Between Us ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora