56. Time Travel Between Us

3.6K 293 12
                                    

"... atau hati lo yang nuntun lo tanpa lo sadari?"

Kyra tidak dapat berkata-kata. Pertanyaan Daren membuat ia kembali bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia benar-benar yakin bahwa ia membenci Daren? Seberapa yakin hatinya?

Karena ragu akan jawabannya, Kyra memilih diam, tidak ingin melanjutkan perdebatan yang ada. Ia membalikkan tubuhnya, melanjutkan kegiatan menyapunya yang tertunda.

Seringai di bibir Daren semakin mengembang. "Kenapa lo gak jawab?" desaknya.

Kyra memegang erat sapunya.

"Gue udah jelasin semua yang mau gue omongin." balasnya tercekat.

Daren menaikan sebelah alisnya.. "Jelasin apa? Lo cuma nyerocos soal lo donorin darah, keluarga lo yang gak mungkin ngecelakain gue, lo yang benci gue, ini lah itu lah, tapi..sejauh yang gue tangkap.. lo khawatirin gue lebih dari orangtua gue. Lo suka gue?"

"Gue bilang nggak, ya nggak! Dengar gak sih?! Mendingan lo turun dari tuh meja! Kalau lo gak mau saling mengabaikan ya sudah siap-siap aja tiap hari gue bakal ngatain lo..!"

Daren tertawa sumbang dan langsung turun dari meja.

"Ok, gue juga udah muak. Ayo saling mengabaikan, gue juga pengen hidup tenang tanpa harus ngelihat cewek licik dan manipulatif kek lo!"

Kyra mengangguk setuju dan kembali menyapu.

Selang tak lama suara ribut dari depan kelas mulai kedengaran, sepertinya murid-murid yang tadi sempat berlarian ke lapangan telah kembali.

"RA! LO GAK APA-APA KAN BEB? TUH BANGSAT TADI NGELEMPAR BA- oh Daren?" Vila dengan suara cemprengnya sontak terdiam ketika melihat Daren berada di dalam kelas bersama Kyra.

Murid-murid kelas XII-MIPA1 yang berada di belakang Vila mulai melihat Daren dan Kyra dengan tatapan aneh. Gosip yang beredar pagi tadi belum meredup, ditambah lagi keberadaan mereka berdua di dalam kelas yang kosong, semakin memper-valid rumor tersebut.

"Lo ngapain disini? Perasaan belum jam les.." gumam Vila, ia mengambil seribu langkah mendekati Kyra, mencoba melindungi sahabatnya itu dari pandangan Daren. Meskipun ia takut dengan Daren dan gengnya, bukan berarti ia tidak akan melindungi Kyra jika dalam situasi seperti ini.

Daren melirik arloji hitam yang melingkar di tangan kirinya.

"Dikit lagi udah bel, santuy aja gue gak ngapa-ngapain sahabat lo. Justru gue takut dia yang ngapa-ngapain gue." balas Daren sarkastik.

Vila tidak peduli, ia menoleh, mengecek kondisi Kyra. Dilihatnya jendela yang sudah pecah dan beling yang berhamburan.

"Ra, lo gak kenapa-kenapa kan? Belingnya gak kena lo kan? Gue udah bilang tadi lo ke UKS aja, lihat noh bibir lo.." Vila mulai mengomel sembari ikut mengambil sapu, dan membersihkan sisahan beling yang berserakan.

Murid-murid lain mulai masuk dan menjauhkan meja mereka dari pecahan beling.

Sedangkan Daren, ia hendak beranjak keluar untuk merokok sebentar.

Namun sebelum itu, Vila bertanya.. "Lo belum jawab pertanyaan gue, lo ngapain di kelas ini? Tadi.. yang bikin masalah diluar, siswa yang sering tawuran sama lo, bukan? Kenapa lo lebih memilih datangin kelas gue yang notabenenya hanya ada Kyra didalam dibandingkan keluar duel sama tuh anak SMA N 2?"

Semua siswa yang ada di dalam kelas mulai menajamkan pendengaran mereka, termasuk Kyra. Entah kenapa ia juga penasaran, ia lupa menanyai Daren tentang hal ini.

Daren menghentikan langkahnya.. sial, ia tidak bisa menjawab. Tidak mungkin kan ia mengatakan bahwa ia melihat sekilas adegan ini dalam mimpinya? Ia akan dianggap gila. Ia tidak mengerti mengapa mimpinya seakan menjadi kenyataan, ini juga yang menjadi alasan mengapa ia menanyai Kyra tentang perasaan cewek itu terhadapnya, karena didalam mimpinya meskipun sekilas tetapi terlihat jelas Kyra seperti tengah mengejarnya namun tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.

Time Travel Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang