42. Time Travel Between Us

3.8K 322 3
                                    

Kalian pernah bermimpi namun mimpi itu terasa seperti kenyataan?

Itulah yang dirasakan Daren, seluruh tubuhnya terasa sakit.. terlebih hatinya.. gambaran-gambaran yang ada dalam mimpinya semakin jelas dan perlahan bergerak maju. Bila terakhir kali mimpinya selalu usai di adegan kecelakaan dan teriakan Kyra, maka kali ini mimpinya diakhiri dengan senyuman tulus seorang balita.

Daren tidak tahu mengapa kata itu tiba-tiba keluar dari bibirnya, air matanya jatuh..

Sekelabat adegan-adegan acak mulai berhamburan dalam mimpi tersebut.. sangat acak, sampai - sampai Daren tidak bisa mengingat dengan jelas. Tapi ia tahu itu bukan sekedar mimpi, ia merasa bahwa ia beneran ada disana hanya tubuhnya tidak bisa bergerak sesuai dengan apa yang ia inginkan. Tubuhnya kaku... tetapi tidak dengan pikirannya, ia sadar dan sangat sadar dengan semua pergerakannya.

Hingga gambaran acak itu berlanjut di suatu adegan dimana ia terlihat memeluk Kyra dengan erat sembari mengelus rambut panjang wanita itu, gambaran di sekitarnya terlihat seperti rumah sakit..

"Sa..sayang..!"

....

"Sa..sayang.."

Kyra terhenyak, ia sangat yakin ini tahun 2022, mengapa Daren bisa menggumamkan kata itu?

Ada yang salah disini..

"Daren?" panggil Kyra.

Dengan kondisi masih terduduk di lantai, Kyra dapat melihat jelas perlahan jemari cowok tersebut bergerak, monitor disamping yang menampilkan detak jantungnya mendadak naik-turun tidak beraturan.

Kyra terbelalak, dengan panik ia kembali menekan tombol merah disamping ranjang Daren, berharap tim medis segera datang.

"Saudara Kyra, bisa tolong keluar? Kami akan memeriksa kondisi pasien!"

Seorang asisten dokter masuk dan membantu Kyra keluar dari ruangan ICU, meminta Kyra membuka baju besuknya dan bergegas keluar.

Tim medis dan dokter kepala yang bertanggungjawab atas Daren masuk dan langsung mengecek detak jantung Daren yang mulai menunjukkan tanda-tanda yang tak biasa.

Ini sama seperti tanda-tanda beberapa menit lalu dimana jantung Daren berhenti sejenak.

"Siapakan defibrilator (alat pacu jantung)!" titah ketua tim. Defibrilator hanya digunakan untuk mencegah kematian mendadak akibat ventricular tachycardia (VT). Salah satu jenis aritmia yang ditandai dengan detakan bilik jantung yang sangat cepat, bahkan lebih dari 100 kali per menit. Akhirnya menimbulkan detak jantung abnormal yang terjadi berturut-turut, setidaknya 3 kali. Dan ini kali kedua Daren mengalaminya.

Satu

Dua

Tiga

"Angkat!"

Satu

Dua

Tiga

"Angkat!"

Berulangkali alat pacu jantung itu ditempelkan di tubuh Daren, bahkan sampai dokter yang memegang alat defibrilator itu naik diatas tubuh Daren dan kembali menempelkan alat tersebut, berharap detak jantung Daren segera normal.

Diluar ruangan Kyra berdiri dengan gusar. Ia menyadari bahwa tanpa sadar ia sudah mulai mengkhawatirkan Daren, padahal seharusnya ia tidak perlu seperti ini.

Virgo, Way dan Bian, semuanya tengah sibuk, Virgo spesialis mengurus administrasi rumah sakit, Way sibuk menemani dan menjemput temannya yang lain yang bersedia mendonorkan darah, sedangkan Bian, ia sibuk meluruskan rumor-rumor tentang kematian Daren yang beredar luas serta menuntut ganti rugi pihak penyelenggara acara balap motor berlangsung.

Kini.. tersisa Kyra seorang diri di depan ruangan Darena berbaring, berdiri dengan hati yang gelisah dan penuh rasa cemas, serta khawatir.

Ting...

Suara mesin yang tiba-tiba berdenging nyaring seolah membuat garis lurus terdengar samar-samar.

Jantung Kyra seakan ikut berhenti.

"Daren??"

....

22 Februari 2040

"Daren?!" Kyra tersentak dari tidurnya. Matanya seketika terbuka lebar, menampilkan irisnya yang penuh rasa khawatir dan shock.

"Sayang? Udah bangun?"

Wait..

Kyra menoleh kesamping kirinya dan mendapati Daren yang tengah tersenyum hangat kepadanya sembari berbaring miring dan menopang kepalanya dengan satu tangan.

Kyra paham, ia masih di rumah sakit. Saat ini ia berada diatas ranjang Daren, dan tertidur di sisi pria itu.

"Gue sedikit pusing.." keluh Kyra. Secara sigap, Daren mengulurkan tangannya mengambil air minum yang telah disediakan perawat di meja dekat ranjanganya.

"Ini.. diminum dulu airnya, dari tadi kamu tidur tetapi wajah kamu nampak berkerut."

Daren mengusap lembut kening Kyra dan..

Cup

"Apa kamu bermimpi buruk tadi?" tanya Daren setelah sukses mengecup ringan kening itu.

Kyra menatap Daren dalam diam untuk seperkian detik. "Ya, lo bisa nganggap itu mimpi."

"Benarkah mimpi? Emang mimpi apaan?"

Kyra mengangguk kecil, keringat dingin mengalir di tubuhnya.

"Mimpi.. mimpi kalau lo meninggal?"

...

[Selengkapnya di Fizzo novel dengan judul Time Travel Between Us by alara1004]

Time Travel Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang