58. Time Travel Between Us

3.6K 326 21
                                    

Clek

"Lo beneran menyelidiki keluarga gue?" tanya Kyra to the point.

Daren yang sedang mengeringkan rambutnya menatap Kyra acuh tak acuh. Saat ini ia mengenakan celana santai selutut berwarna hitam dipadukan dengan kaos polos bewarna senada.

"Apa gue pernah main-main dengan ucapan gue? Lo sendiri yang bilang lo gak takut gue selidiki keluarga lo, seharusnya lo santai aja kalau lo yakin keluarga lo gak ada kaitannya dengan kecelakaan gue selama ini." pungkas Daren. Ia melirik sebentar handphonenya yang berada di tangan Kyra.

"Kenapa handphone gue ada di lo?" tanya Daren.

Suasana hati Kyra yang sempat membaik sesaat, langsung menurun. Entah mengapa ia sedikit tidak menyukai gagasan bahwa tidak ada seorang pun yang percaya apa yang ia katakan. Ia sudah bilang berulangkali pada Daren, mana mungkin keluarganya mencelakai cowok tersebut. Ini bukan soal santai atau tidaknya, ini soal Daren yang sama sekali memang tidak pernah mempercayainya. Ya, seharusnya ia sadar, bagaimanapun Daren tetap musuhnya.

Hari ini semua orang menunjukkan sifat asli mereka, yang mana tidak mempercayainya sekalipun. Ibunya, guru di sekolah, dan Daren.

"Gue pesan beberapa pakaian pake hp lo, hp gue kemasukan air, jadi gak berfungsi." Jelas Kyra.

Daren mengangguk paham.

"Pakaian lo udah datang?" Lanjutnya.

Kyra menggeleng kecil. "Belum, sedikit lagi. Oh ya, tadi ada pesan masuk, sorry gue terlanjur baca.." Ungkap Kyra.

Daren menghentikan gerakan tangannya, ia melihat Kyra sejenak.

"Terlanjur baca? Atau memang penasaran? Siniin handphone gue, ntar kalau pakaian lo datang, gue kasihtahu."

Nada suara Daren mulai tak mengenakan, Kyra tahu ia salah karena membaca pesan Daren, tetapi ia tidak bisa mengabaikan pesan tersebut ketika matanya menangkap kalimat awal yang tertera di layar handphone.

"Ini..."

Daren mengambil kasar handphonenya dan membaca pesan yang dikirim Virgo.

"Jadi lo ngebaca pesan ini?"

"Uhm.." Angguk Kyra. Ia mulai merasa tak nyaman. Teman-temannya Daren akan segera datang, termasuk Aurel, adiknya Bian. Ia tidak bisa berlama-lama disini. Jika tidak, ia akan menjadi bahan omongan dalam gengnya Daren.

Apalagi Daren akan membahas terkait penyelidikan mereka terhadap keluarganya, bagaimana bisa dia terus berada disini dan mendengar semua pembicaraan tersebut?

Daren masih sibuk membalas pesan Virgo, ia menggantung handuknya di leher dan bersandar pada dinding tembok rumahnya.

Suara guntur masih terdengar, hujan juga tak kunjung reda.

Kyra memutar otaknya, memikirkan cara untuk segera pergi dari rumah Daren.

Semula Kyra berencana untuk kembali ke rumahnya dan meminta maaf kepada Hana, tetapi ia tahu persis ibunya. Emosi Hana tidak semudah itu mereda, apalagi ia dengan lancangnya mengatakan bahwa ia sangat menyukai Daren dan menentang seluruh perkataan Hana. Ditambah lagi, Hana menyaksikan Daren memeluknya di depan rumah cowok tersebut, ia yakin ibunya saat ini tengah naik pitam dan tak ingin diganggu. Jika ia nekat kembali ke rumah, yang ada ia akan semakin dicaci Hana dan pertengkaran diantara mereka semakin memanas.

Pilihan satu-satunya sekarang adalah Vila.

Hanya sahabatnya itu yang bisa ia andalkan sekarang.

Daren, tentu bukan orang yang bisa ia andalkan, cowok itu masih mengibarkan bendera perang dengannya, meskipun Daren berbaik hati menampung dirinya yang menyedihkan ini, tetapi bukan berarti hubungan ia dan Daren baik-baik saja.

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now