09. Time Travel Between Us

6.4K 589 10
                                    

WARNING : PERHATIKAN TANGGAL, BULAN DAN TAHUN

....

19 September 2022

Pukul 18.20 WIB

...

Kyra duduk di meja makan sembari melamun. Daren sudah keluar dari rumah sakit, namun portal waktu 2040 sama sekali belum terbuka. Kyra menghembuskan nafasnya kasar, hal ini membuatnya stress tanpa sadar. Otaknya dipaksakan untuk terus berpikir apa penyebab portal waktu terbuka dan mengapa ia tidak bisa kesana. Kyra sudah meneliti sekitarnya, namun tidak ada yang mencurigakan. Bahkan ia pergi ke dokter tetapi yang ia dapatkan hanya jawaban bahwa kepalanya baik-baik saja, tidak ada yang salah dengan tubuhnya.

Melihat putri semata wayangnya yang nampak frustrasi, Hana yang baru pulang mengajar, mendekati Kyra dalam diam. Ia penasaran apa yang di pikirkan Kyra hingga tidak menyadari kedatangannya.

"Sayang... Kamu kenapa? Kepalamu sakit lagi?" tanya Hana menyentak Kyra hingga membuat gadis remaja tersebut mengelus dadanya, terkejut.

Ayolah ia hampir saja mengumpat, untung kata-kata mutiara itu tidak keluar dari bibirnya.

"Gak kok ma, Kyra cuma lagi mikir tentang pelajaran di sekolah.."

"Oh... Emak kirain kamu saki lagi. Ngomong-ngomong, noh... tetangga depan anaknya dah pulang! Tadi ibu masuk, ibu lihat dia lagi nongkrong sama teman-temannya di teras rumah. Kamu, janga dekat-dekat dengan mereka. Mama udah ingatin kamu ya berulangkali."

Kyra mengangguk malas. Ia tahu dan sangat tahu bahwa hubungan keluarganya dan keluarga Daren tidak pernah akur, apalagi semenjak kejadian Minggu lalu, saat Daren melempar bola kearahnya dan membuat ia kerap pingsan, saat ayahnya menampar Daren dan semuanya yang terjadi. Tentu, Kyra tidak akan pernah lupa sejarah permusuhan keluarga mereka.

Hana menarik kursi disamping Kyra dan duduk disamping anaknya, sesekali ia mencomot kentang goreng yang ada di piring Kyra.

Diperhatikannya Kyra dengan seksama, memastikan betul bahwa Kyra baik-baik saja dan tidak sedang berbohong.

Merasa diperhatikan dengan intens, Kyra menoleh sesaat menatap ibunya dengan tatapan memelas. "Iya ma, Kyra gak bakal dekat-dekat sama mereka. Lagian ngapain juga sih, udah sana ganti baju. Kyra mau balik ke kamar...!" seru Kyra seraya beranjak dari tempatnya.

Kakinya melangkah kecil kembali menghampiri balkon kamarnya, suara-suara adzan mulai berkumandang.. maghrib hampir usai, namun pemandangan di depannya membuat ia tak habis pikir. Bagaimana tidak? Saat ini Daren bersama ketiga temannya yang ia kenal dan beberapa teman lainnya yang tidak ia ketahui namanya tengah berkumpul di teras rumah cowok tersebut. Mereka mengerubungi motor Daren yang terakhir kali Kyra lihat cowok itu gunakan saat balapan liar.

Entah apa yang mereka lakukan, tak lama kemudian suara raungan keras terdengar dari motor bewarna merah tersebut, menganggu ketenangan kompleks.

Tangan Kyra terangkat menutup kedua telinganya.. suara itu sungguh memekakkan.. seolah merobek gendangnya.

"BISA DIAM GAK LO PADA!" teriak Kyra, habis sudah kesabarannya.. raungan motor itu sudah berlangsung lebih dari setengah jam.

Mendengar teriakan yang tak asing, Daren mengedarkan pandangannya.. dan gotta... tentu saja itu Kyra, siapa lagi yang ia harapkan.

Bukannya berhenti, Daren malah bergerak menghampiri motornya yang kala itu sedang berada di bawah kendali Bian. Bian sedikit bergeser dan memberikan ruang pada Daren.

Seulas senyum licik terulas di bibir Daren, dengan sengaja ia meraih setir motor dan menarik gas.. membuat suara raungan yang lebih gaduh dari sebelumnya.

Kyra yang awalnya memang sudah sakit kepala dan merasa stres, semakin dibuat pening oleh tingkah Daren. Tidak cukup kah makiannya di siang tadi membuat cowok itu berhenti mengganggunya.

"NAPA RA? GANGGU YA? ATAU LO MAU MAKI GUE LAGI KEK SIANG TADI?" balas Daren setengah teriak.

Kyra menggigit bibirnya kesal, sekarang ia sungguh tidak percaya dengan apa yang terjadi di tahun 2040. Apapun yang terjadi, ia bersumpah tidak akan pernah membiarkan hatinya goyah. Daren di tahun 2040 bukan Daren di tahun sekarang, ia akan menganggap itu bunga tidur. Persetan, ia tak peduli lagi. Mengapa hanya dia yang mengalami time travel dan merasa seperti orang gila yang tak masuk akal.. mengapa Daren terlihat baik-baik saja, tanpa beban pikiran, meskipun hampir mati seminggu yang lalu? Mengapa cuma dia?

Kyra tidak membalas ejekan Daren, segera ia menutup gorden kamarnya, tak lama kemudian gelak suara tawa terdengar.

Kyra meremat kedua tangannya, cukup. Ia tidak ingin ke tahun 2040, bagaimana bisa ia jatuh cinta dengan orang yang sangat menyebalkan seperti Daren? Apa Tuhan sedang bercanda? Tcih...

Kyra menghempaskan tubuh lelahnya diatas ranjang, iris kelabunya sungguh tidak dapat terpejam, pikirannya berkecamuk..

Daren sudah kembali, akan seperti apa kedepannya? Hari-hari yang akan datang bagaikan sebuah misteri sekaligus boomerang bagi Kyra. Ia harus mengendalikan perasaannya dan menggagalkan alur yang akan membawa ia berakhir seperti di tahun 2040.

....

Melihat bahwa gorden kamar Kyra sudah ditutup bersamaan dengan lampu kamar yang mati, Daren menyerngitkan keningnya. Serius, ini baru jam 6 menuju setengah tujuh, belum waktunya untuk tidur. Padahal ia berniat menganggu Kyra dalam waktu yang cukup lama, tidak biasanya cewek itu menyerah dengan mudah, namun mengapa kali ini berbeda? ia begitu cepat menyerah. Minimal cewek tersebut akan mengumpat sebelum menutup gorden.

"Tumben si Kyra kagak maki-maki, btw kalau dia maki gitu, orangtuanya di bawah gak dengar apa?" tanya Way random. Ia menyalakan pemantik yang ada di tangannya dan membakar sepuntungg rokok di tangan Daren.

Daren menyesap nikotin tersebut dalam diam, tidak menanggapi pertanyaan Way. Sorot matanya menatap tajam gorden kamar Kyra. Sungguh, ia tidak tahu apa yang tengah direncanakan Kyra. Mendonorkan darah bukan perkara yang mudah, bukankah itu harus ada persetujuan orang tua? Bagaimana Kyra bisa lolos? Apa dia sudah mempunyai KTP?

Jika Kyra sudah sampai berbuat sejauh ini untuk membantunya, sudah pasti ada imbalan yang cewek tersebut inginkan. Tidak ada yang gratis di dunia ini, bahkan untuk sebuah pertolongan.

"Bos, mesin motor dan yang lainnya aman. Besok sudah bisa di pakai. Apakah besok bos akan pergi ke sekolah atau beristirahat sebentar di rumah?" tanya Bian. Virgo yang sedang berbicara dengan Bob mengenai rekaman saat balapan malam itu berlangsung, ikut menyimak pembicaraan Daren dan Bian.

Daren menoleh, mengalihkan pandangannya dari gorden kamar Kyra kepada anggota geng Adrenalin.

"Gue bakal ke sekolah, sudah cukup seminggu lebih gue berbaring tak berdaya. Ingat, rencana kita. Bian, suruh Aurel dekati Alex, Lo tahu kan yang gue maksud?"

Bian menyeringai sembari mengangguk. "Tentu, bakal gue laksanakan sesuai rencana."

Daren tersenyum puas, ia tidak sabar menantikan hari esok. Mari kita lihat sejauh mana tingkah angkuh Kyra bertahan.

....

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now