24. Time Travel Between Us

5K 461 6
                                    

Kyra tersenyum kecut. "Apa mama pikir aku bakal menyukainya setelah semua hal yang mama dan papa tanamkan dalam otakku tentang dia dan keluarganya? Bahkan... untuk sekedar berteman saja rasanya tak mungkin. Hingga detik ini Kyra terus membencinya tanpa alasan yang jelas. Meski ia berbuat baik kepada Kyra, aku harus tetap membencinya bukan? Aku hanya iseng bertanya, kita tidak tahu masa depan. Namun.. jika mama bersikeras seperti itu, maka tolong selalu ingatkan Kyra untuk tahu batasan."

Hana tak mampu mengalihkan perhatiannya dari spion mobil. Wajah Kyra yang sendu membuat dia tidak mengerti. Tidak biasanya Kyra membuat ekspresi tersebut. Apa perasaannya saja Kyra terlihat seakan membangkang dan tidak setuju dengan keputusannya.

"Kyra! Mama bukan mau ngekang kamu atau membatasi pergaulan kamu, mama hanya pengen yang terbaik untuk kamu. Kamu sendiri tahu persis Daren dan keluarganya seperti apa, kamu menyaksikan sendiri masa-masa krisis kita, masa dimana keluarga mereka menjatuhkan keluarga kita, kamu bersaing dengannya dalam berbagai bidang, dan dia selalu melukai kamu entah secara fisik atau psikis. Mama mengerti kamu dalam masa pubertas, tetapi... serius, Daren? Tidak ada yang lain.. siapa itu? A-alex? Mama lebih suka kamu sama dia."

Kyra menyandarkan tubuhnya yang letih pada sandaran mobil. Ia ingin teriak kepada ibunya bahwa bukan itu inti pembicaraan mereka, tidak perlu ibunya menjelaskan panjang lebar tentang betapa tidak akurnya keluarga mereka dan Daren. Ia hanya ingin mendengar tanggapan ibunya jika seandainya ia berakhir dengan Daren, itu saja tidak lebih. Kyra sangat takut jika suatu hari nanti ia kalah dan tak mampu mengubah masa depannya. Jika ia boleh egois, ia lelah harus memikirkan cara untuk menjauhkan Daren dari hidupnya, karena seberapa keras ia berusaha, ia akan selalu bertemu Daren. Takdir mereka sulit untuk dipisahkan.

Ia bertanya untuk memikirkan cara mengantisipasi beberapa hal yang mungkin tidak diinginkan. Sebab... Seandainya ia sungguh kalah, orang yang paling kecewa dan tersakiti itu pasti orangtuanya. Mereka adalah pihak yang akan Kyra korbankan untuk bersama Daren.

Di tahun 2040, ia sama sekali belum menjumpai sosok kedua orangtuanya. Ini menjadi salah satu misi Kyra, ia tidak dapat memastikan bagaimana hubungan ia dan orangtuanya ketika ia menikah dengan Daren.

Setiap kali ia mencoba menyingkirkan Daren, ia selalu pingsan dan pusing, hal tersebut menghambat ia untuk bertindak lebih lanjut dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin.

"Sudah, ganti topik. Jangan bahas lagi tentang Daren. Ngomong-ngomong, kita akan singgah sebentar di rumah sakit untuk mengecek kening kamu."

....

Pukul 16.09

Di sebuah ruang yang di depan pintunya bertuliskan UGD terlihat Daren yang sedang diperiksa oleh seorang dokter ahli beserta tim medisnya yang sibuk menghentikan pendarahan yang ada di kepala belakang Daren. Mereka melakukan pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS) untuk mengetahui tingkat kesadaran Daren. Pemeriksaan tersebut dapat menentukan derajat keparahan cedera kepala yang dialami remaja 17 tahun itu. Nilai GCS normal adalah 15. Semakin rendah nilai yang didapat, maka semakin besar pula dampak cedera pada otak.

Selanjutnya mereka melakukan CT scan, namun kerusakan pada kepala Daren belum dapat didiagnosis secara tepat, akhirnya pemindaian MRI dilakukan untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak otak Daren dan memberi gambaran detail anatomi lebih jelas.

Setelah sejam lebih melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada kepala Daren, akhirnya tim medis yang di pimpin oleh dokter Haikal selaku dokter spesialis neurologi (Dokter spesialis neurologi adalah sebutan untuk dokter ahli yang bertugas untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf, termasuk otak, otot, saraf tepi, dan saraf tulang belakang.) akhirnya keluar. Raut wajahnya nampak tenang.

Time Travel Between Us ✓Where stories live. Discover now