Pertemuan yang tidak disengajakan antara Damian dan Kaisara telah merubah hidup mereka berdua.
"Do i look like a murderer to you?" Soal Damian.
"Tolong jangan apa-apakan saya encik!" Air mata gadis itu mengalir di pipi.
"Aku takkan dapat apa-apa...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kaisara masuk ke dalam bilik tidur bersama dulang kecil di tangannya, dia mendekati Damian yang masih lena di atas katil. Waktu Kaisara membangunkan Damian untuk solat subuh pagi tadi, dia mendapati bahawa tubuh suaminya itu terasa panas, ternyata Damian demam.
Kaisara meletakkan dulang kecil itu di atas meja tepi katil lalu duduk di sebelah Damian. Bibir Damian kelihatan lebih merah daripada biasanya. Kaisara tiba-tiba merasa bersalah saat teringatkan kejadian semalam.
"Abang.." Kaisara mengusap pelan pipi Damian kerana dia tahu bahawa suaminya itu cepat terjaga. Damian memegang tangan Kaisara yang menyentuh pipinya, tetapi matanya masih terpejam rapat.
"Sayang ada masak bubur untuk abang.."
Damian membuka matanya, pandangannya masih layu. Bibir Kaisara mengukir senyuman saat pandangan mereka bertemu.
"Terima kasih sayang.." Damian mencium tangan Kaisara, bibir Damian terasa lembut dibawah telapak tangannya. Damian terlihat tenang, Kaisara berharap Damian tidak akan menangis seperti saat dia sakit dulu.
"Harini abang rest lah.." Kaisara membantu Damian untuk bangun, Damian duduk lalu menyandarkan belakangnya di kepala katil.
"Sayang duduk lah dekat sebelah abang.." Damian memberikan sedikit ruang untuk Kaisara duduk di sebelahnya.
"Okay.." Kaisara naik di atas katil lalu duduk di sebelah Damian membuatkan bahu mereka bersentuhan. Kaisara mengambil dulang kecil itu lalu meletakkan dulang itu di atas pahanya.
"Panas!" Kaisara terus mengangkat kembali dulang itu dengan pantas.
"Careful, sayang.." Damian meletakkan satu bantal kecil di atas paha Kaisara lalu meletakkan dulang kecil itu di atas bantal. Damian sengaja tidak meletakkan dulang kecil itu di atas pahanya kerana dia mahu Kaisara menyuap bubur itu padanya.
"Baca doa makan dulu.." Pesan Kaisara sambil memegang sudu besi. Damian terus membaca doa makan lalu Kaisara menyuap sesudu bubur ke dalam mulut suaminya itu.
"Sedapnya.." Puji Damian, bibirnya mengukir senyuman. Entah kenapa Kaisara merasa ada sesuatu yang tidak kena pada suaminya itu. Senyuman Damian terlihat berbeza, adakah Damian berpura-pura senyum di hadapan Kaisara? Tetapi kenapa suaminya melakukan hal itu?
"Kenapa ni? Abang janganlah buat sayang risau.." Kaisara memegang tangan kanan Damian.
"I'm okay." Damian menyatuhkan jari jemari mereka.
"Abang cakaplah.. Kenapa ni? Sayang masak tak sedap?" Soal Kaisara. Damian sekadar menggeleng, tiba-tiba senyuman di bibirnya mati.
"You won't leave me, right?" Soal Damian sambil menatap tepat ke sepasang mata indah milik isterinya itu.
Kaisara terkedu, dia merasa terpukul dengan kata-kata Damian. Kaisara mula menyalahkan dirinya kerana kejadian semalam, adakah Damian sakit kerana dirinya juga? Jadi Damian hanya pura-pura terlihat gembira dan baik-baik saja kerana tidak mahu membuatkan Kaisara risau?
