Mysha || 02

608K 25.4K 753
                                    

Mysha adalah gadis yang ceria juga periang. Jarang sekali gadis itu menunjukkan bahwa dirinya tengah dilanda masalah.

Meira dan Shiren adalah sahabat Mysha sejak kelas satu SMP. Mereka memutuskan untuk bersekolah di sekolah yang sama, yaitu SMA HighStar. SMA yang cukup terkenal di daerah Jakarta.

Siang ini, Mysha dan teman-temannya berada di kantin sekolah. Mereka menghabiskan jam istirahat mereka di kantin.

Mysha menyantap baksonya, diliriknya 'si tampan' yang ada di seberang mejanya. Gadis itu jadi senyum-senyum sendiri, Meira dan Shiren menggidikkan bahunya acuh. Mereka lebih memilih melanjutkan kegiatan makannya daripada harus meladeni Mysha yang tidak jelas itu.

Sejak kelas sepuluh Mysha menyukai 'si tampan' yang memiliki nama lengkap Erlangga Qausar Wijaya.

Ia selalu berusaha untuk mendapat perhatian dari Erlangga. Gadis itu juga menyukai Erlangga dengan caranya sendiri. Secara terang-terangan, dan blak-blakan.

“Erlan lagi makan aja ganteng ya, gimana senyum?” kekeh Mysha seraya memainkan sendok dan garpu yang ada di tangannya.

“Ah lebay lo. Lagian cowok dingin dan ketus kayak Erlangga kok disukain. Milih cowok tuh kayak Revan Sha.” ujar Meira.

“Selera dan tipe orang kan beda-beda.” sanggah Mysha santai.

“Serah lo deh.”

Setelah selesai makan, Mysha berdiri dari kursinya dan berjalan menuju meja yang diduduki oleh Erlangga dan teman-temannya. Terlihat ketiga cowok tampan dengan gayanya masing-masing tengah memakan santapan siangnya seraya berbincang-bincang ria.

Tanpa ragu, Mysha mendekati cowok-cowok itu. Dan ia duduk tepat disamping pujaan hatinya. Gadis itu tersenyum manis, lalu menampilkan rentetan gigi putihnya. “Hai, Lang? Makan apa?” tanya Mysha basa-basi.

“Jelas-jelas lo liat kita lagi makan bakso, masih aja nanya.” jawab salah satu teman Erlangga yang bernama Revan.

“Santai dong! Gue nanya ke Erlangga ya bukan sama lo kutu aer!” balas Mysha tak kalah ketus.

“Gue kutu aer, lo apa? Kutu kupret?” tanya Revan.

“Kutu buku gue mah, emang kayak lo kutu darat!” balas Mysha jutek.

Revan menghela nafasnya panjang, memang tidak ada habisnya jika ia bertengkar dengan siluman yang ada di depannya ini.

Mysha menoleh ke arah Erlangga, “Lang, pulang bareng ya? Boleh gak? Ongkos gue habis,” ucap Mysha dengan wajah memelas. Dan ongkos habis selalu dijadikan alasan oleh Mysha. Gadis itu ada saja akalnya. Erlangga tidak meresponnya, ia tetap saja sibuk dengan baksonya.

Mysha menarik mangkuk yang ada didepan Erlangga, Erlangga jelas melotot, ia sudah lancang mengganggu jam makan siangnya.

“Balikin, gak?!” titah Erlangga ketus dengan wajah yang kesal.

“Nebeng dulu pu.lang.nya!” tegas Mysha seraya menyantap satu bakso milik Erlangga.

“Gak!” balas Erlangga.

“Yaudah, gue habisin.” kata Mysha.

“Serah lo.” ucap Erlangga akhirnya. Cowok itu memang sangat malas jika harus cek-cok apalagi dengan perempuan spesies Mysha.

“Lang, mau kemana?” tanya Mysha seraya menahan tangan Erlangga saat cowok itu bangkit dari kursinya. “Sini dulu, kita makan siang bareng!”

“Lepas.”

“Pulang bareng ya? ya ya ya? Please?”

“Gak bisa. Lo bisa kan bareng temen-temen lo?”

Mysha menggeleng, memajukan bibirnya beberapa centi. “Mereka gak bawa mo—”

“—Gue bawa! Udah ayo ke kelas! Malu-maluin aja lo!” ucap seseorang yang kini menarik tangan Mysha untuk menjauh dari ketiga cowok itu.

***

Mysha masih saja senyum-senyum sendiri bercerita tentang Erlangga kepada kedua temannya. Gadis itu akan banyak bicara jika pembahasan yang dibicarakan ialah tentang Erlangga.

Shiren jengah, “Bisa gak sih lo gak bahas soal Erlangga? Gue sampe bosen tau gak. Yang lo ceritain itu-itu mulu, ini kita lagi bahas yang lain ya Sha, bukan Erlangga!”

“Tapi kan—”

“—Sadar diri, lo siapa!” potong Shiren cepat. Mysha langsung terdiam, ia menghela nafasnya panjang. Gadis itu menenggelamkan kepalanya diatas meja, menutup matanya dengan erat, menulikan segalanya yang ia dengar. Lalu, ia tertidur. Berharap, setelah ia bangun akan ada keajaiban untuknya.

KRIINGGG!

Bel pulang pun sudah berbunyi. Mysha merapihkan semua alat tulisnya, lalu dimasukkannya ke dalam tas pink miliknya. Tak lupa ia mengambil ponselnya dari dalam saku seragamnya. Gadis itu tersenyum senang. Erlangga membalas pesan darinya. Tak apa jika tak bisa pulang bersama Erlangga. Yang penting pesannya bisa dibalas oleh cowok itu.

Mysha meraih tasnya, lalu Mysha menggendongnya. Berjalan menuju gerbang sekolah menunggu ojek online yang ia pesan.

“Dor!”

“Sial, Fabian! Ngagetin aja!” pekik Mysha seraya memukul lengan cowok yang bernama Fabian itu.

“Tambah ganteng aja lo Fab, hehe..” puji gadis yang memakai gardigan hitam itu dengan senyuman manis dibibirnya.

“Mau apa? Es krim vanilla?” tebak Fabian yang sudah mengerti apa maksud dari gadis cantik disampingnya ini.

Sedangkan Mysha hanya tersenyum tidak jelas kepada Fabian. “Yaudah, yuk mampir ke Minimarket. Gue beliin es krim sekalian gue mau isi pulsa.” ucap Fabian tentu membuat gadis disampingnya ini tersenyum girang mendengarnya. Kali ini, rayuannya pada sahabatnya yang menjabat sebagai ketua OSIS ini berhasil. Lalu, Mysha dan Fabian pun berjalan menuju Minkmarket yang ada di depan sekolahan tanpa memperdulikan bagaimana nanti nasib abang-abang ojek online yang ia pesan.

ΔΔΔ

MYSHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang