Mysha || 11

349K 19K 1.2K
                                    

Angin yang menghembus di malam hari kali ini membuat Mysha enggan untuk pulang ke rumah. Gadis itu memutuskan untuk menginap di rumah sahabat kecilnya itu.

"Kin, gak ada makanan apa?" cerocos Mysha. "Laper nih gue buset dari tadi belom makan." lanjutnya.

"Pesen go food aja sih, ribet deh." kata Kinara.

"Gak ada duit, udah buat beli paket." kata Mysha.

"Buat ngabarin Erlangga?" Kinara memang tau sifat dan sikap Mysha. Ia sudah tau betul bagaimana karakter Mysha. Gadis itu tipe-tipe yang pantang menyerah.

Mysha menampilkan cengirannya, "hehe iya." katanya.

Kinara menghela nafasnya sejenak, "Tuman." katanya.

Mysha menoyor kepala gadis itu, "kayak gak tau gue aja lo!" ucap Mysha kesal.

"Ya abisan, kek bucin tau gak lo!" ketus Kinara.

"Lo ngatain gue?!" tanya Mysha kesal. Lalu gadis itu melempar bantal yang ada di tubuhnya ke arah Kinara.

"Eh, bego gue lagi megang teh panas!" pekik Kinara.

"Ehe, sorry!"

"Besok lo sekolah, gimana?" tanya Kinara. Pasalnya, Mysha tidak berganti pakaian, tidak membawa pakaian, juga buku pelajaran yang akan dipelajari esok.

"Besok kan make seragam ini lagi, masalah pelajaran? gampang. Minjem aja buku perpustakaan." kata gadis itu enteng. Membuat Kinara menggelengkan kepalanya. Tidak mengerti apa jalan pikiran Mysha. Gadis itu benar-benar gila menurutnya.

Omong-omong soal Kinara, gadis itu tinggal di suatu Apartemen. Apartemen milik Ayahnya. Karena rumahnya sedang di renovasi, maka dari itu Kinara tinggal di Apartemen.

"Yaudah tuh pesen aja makanan sesuka lo di hape gue. Gue yang bayar." sontak mata Mysha berbinar lalu ia memeluk sahabatnya itu.

"Lo pengertian banget kalo gue lagi laper!"

***

"Dasar anak gak tau diuntung!"

"Jadi ceritanya dia minggat?!"

"Sekalian aja gak usah pulang kesini!"

"Mamah!" bentak Gladis pada Diana.

"Apa? kamu mau bela adikmu itu? bela sana! Mama gak sudi punya anak pembangkang seperti dia!" bentak Diana kembali.

"Sadar Mah! bukan Mysha yang bunuh Raya! Raya ditabrak, dia kecelakaan!" sengit Gladis membuat air mata Diana mencelos begitu saja.

"Berani kamu bela adik kamu hah?! dia jelas bersalah! gak becus jaga adik!" tukas Diana marah.

Kini, Mysha sudah berada di kantin sekolahnya. Beberapa tatapan menuju ke arahnya, yang jelas itu adalah tatapan sinis. Mysha berusaha untuk tidak perduli.

Mysha melihat Shiren dan Meira berjalan di kantin.

"Shiren Meira!" panggil cewek itu membuat Shiren dan Meira mempercepat langkahnya.

Mysha berlari dan mengejar kedua temannya itu, "Lo kenapa?" tanya Mysha terheran.

"Jauhi kita."

"Hah? lo bercanda? hahaha gila lo berdua, Kesambet apaan?" kata Mysha bercanda.

"Gue kali ini serius Sha, jangan pernah deket-deket lagi sama kita berdua. Gara-gara foto lo itu, semua orang pun ikut ngatain kita karena kita temen lo. Dan lo tau? Keano itu musuhnya Erlangga. Dia musuhnya Erlangga, berarti musuhnya Revan dan Aldito juga kan? dan gue gak mau, Revan ngejauhin gue gara-gara gue masih temenan sama lo!"

"Tap-"

"Jujur, gue juga jadi ilfeel sama lo karena apa? lo itu seperti gadis murahan. Ngejar-ngejar cowok yang bahkan gak suka sama lo. Gue sebagai temen, jijik." ucap Meira pelan, namun masih bisa didengar oleh Mysha.

Mysha terdiam. Matanya memanas, akhirnya cairan bening keluar dari pelupuk matanya.

Mysha merasakan mual ditubuhnya, membuat gadis itu menahan gejolak ingin mengeluarkan isi perutnya.

Mysha menutupi mulutnya dengan satu tangannya, dan satu tangannya, beralih ke arah perut.

Mysha merasakan pusing yang luar biasa, gadis itu ingin sekali berlari ke arah UKS tetapi urusan dengan temannya ini belum selesai.

"Mulai sekarang, kita bukan temen lagi Sha. Lo juga, jadi temen gak ada gunanya sama sekali." ujar Shiren lalu gadis itu pergi meninggalkan Mysha sendirian dengan mata yang di penuhi air mata, juga sakit yang berada didalam tubuhnya.

"Gue lupa, kalo empat hari ini gue gak makan nasi." gumam Mysha sendiri. Lalu ia pergi ke kantin untuk mencari makanan disana.

Setelah selesai, Mysha tidak merasakan lagi sakit di perutnya. Mualnya hilang, juga sudah tidak pusing lagi.

BYUURR

Mysha sangat sangat tersentak akibat guyuran yang mengenai tubuhnya entah disengaja atau tidak.

"Ups, sorry, kena ya?" kata gadis itu.

"Bunga! apa-apaan sih lo!" sungut Mysha kesal.

"Haha udah dasarnya murahan, sampah doang disini, anak pungut lagi. Miris banget hidup lo. Lo masuk sini juga karena beasiswa kan?" kata Bunga diikuti tawa dari teman-temannya. Seisi kantin pun mendengar apa yang dikatakan Bunga barusan.

"Maksud lo apa sih?!"

"Kasian ya, di jauhin Erlangga, dijauhin temen, di usir pula dari rumah." kata Bunga.

PLAK

"Berani ya lo nampar gue?!" bentak Bunga pada Mysha.

"Jaga mulut lo, Bunga!" Mysha kembali membentak. Dengan pakaian lusuh, rambut lepek, dan keadaan wajah yang tidak memungkinkan.

"Gue akan laporin lo ke pihak sekolah karena lo udah nampar gue!"

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN, SELAMAT MEMBACA DAN TUNGGU KELANJUTANNYA!

TERIMAKASIH

MYSHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang