Mysha || 70

310K 14.2K 987
                                    

"Just enough madness to make her interesting."



–o0o–



Hawa sejuk mewakili perasaan Mysha saat ini. Udara segar di puncak membuat dirinya sangat tenang, tak ada pikiran apapun. Gadis itu menghirup dalam-dalam oksigen lalu dikeluarkannya dengan teratur. Tanpa ada seseorang di sampingnya, ia memotret pemandangan bukit dan kebun teh disana. Sangat indah. Mysha tersenyum, lalu mencoba mengingat-ingat kejadian yang membuat otaknya dipenuhi oleh masalah. Setelah mengingatnya, gadis itu tersenyum, tak lama kemudian menangis dalam senyum.

Mysha melipat kedua tangannya di depan dada, rambut yang di gerai membuat angin sesuka hati menerpanya, hingga wajahnya tertutup oleh rambut.

Jujur, Mysha lebih suka damai. Lebih suka ketenangan. Tetapi apa boleh buat, takdir yang menentukan segala-galanya, Mysha hanya bisa menjalaninya saja.

"Dor!"

"Sialan!" pekik Mysha yang terkejut akibat Aldito yang datang tiba-tiba. "Ngapain kesini?" tanya Mysha.

"Gapapa sih, gue juga suka aja liat pemandangan indah kayak gini." jawab Aldito.

Mysha hanya mengangguk, lalu gadis itu berjalan sedikit ke arah kanan, sembari meletakkan kedua tangannya di sisi kantong jaket yang berbeda.

"Lo sama Kinara, gimana sih? belum jelas? lo gantung temen gue?" tanya Mysha.

Aldito terkekeh, "dia butuh waktu buat jawab perasaan gue." ucap Aldito.

"Ya lo ngertiin. Karena posisinya dia abis putus juga kan beberapa bulan yang lalu. Gak gampang nyari cowok atau cewek yang harus sejalan sama kita." kata Mysha.

"Iya, gue tau. Gue juga gak maksa kalo dia pun gak mau," kata Aldito.

Mysha pun mengangguk, lalu beralih pandangannya pada pemandangan di depannya. "Kinara itu, sukanya apa?" tanya Aldito.

Mysha sempat berpikir, menaruh jari telunjuknya di dagunya, "Banyak.." kata Mysha.

"Apa aja?"

"Dia suka makan, suka ngemil, suka camilan, suka aneka ragam makanan kecuali kayu sama rumput, suka makan eskrim, suka makanan gratis, suka–"

"Itu mah judulnya suka makan!" kata Aldito memotong ucapan Mysha. "Itu mah lo kali doyan makan," kata Aldito.

"Ih nggak! beneran!" sela Mysha.

"Terus suka apa lagi?" tanya Aldito.

"Dia suka banget traveling kaya gini." kata Mysha. Aldito mengangguk saja.

"Makanan favoritenya?"

"Sama kaya gue." kata Mysha.

"Lo mah semua jenis makanan! busung!" kata Aldito.

"Nasi goreng spesial," kata Mysha.

"Itu aja?"

"Dia mah gak neko-neko," kata Mysha lagi, lalu gadis itu terkekeh.

"Oke-oke, makasih!" kata Aldito.

"Kena lo HAHAHA!" Mysha tertawa jahat dalam hati, gadis itu menyunggingkan senyumannya pada Aldito, lalu Aldito pun pergi dari hadapan Mysha.

***

Siang ini, semua anggota Geuvast berkumpul di halaman Villa. Mereka menyiapkan perlengkapan-perlengkapan yang akan dipersiapkan untuk nanti malam seperti kayu bakar, tenda, dan lain-lain.

Mysha, Shiren, Meira dan Kinara berbagi tugas. Mysha bagian mengepel, Shiren bagian menyapu, Meira bagian membersihkan debu, dan Kinara bagian menata barang-barang yang masih acak-acakkan. Mereka melakukannya dengan tenang, hingga pada saat itu Yara datang.

"Ups, sorry, gue gak liat kalo lo lagi ngepel," kata Yara.

Mysha menghela nafasnya sejenak, memutar bolanya malas, "Hm." katanya.

BUGH

"AWWW!" jerit Yara.

Tiba-tiba, Yara terjatuh. Akibat lantai yang licin. Semua yang ada diruangan itu terkejut, dengan cepat mereka membantu Yara untuk bangun. Erlangga dan teman-temannya pun ikut masuk ke dalam Villa akibat suara teriakan Yara.

"Lo gak apa?" tanya Erlangga pada Yara.

Yara mengangguk.

"Lain kali kalo ngepel jangan sampe basah banget," tegur Erlangga pada Mysha.

Mysha membelalakan matanya, "Lain kali kalo mau lewat misi dulu, gak liat ada orang lagi ngepel?!" kini Kinara yang membuka suara.

"Gak usah ikut-ikutan lo!" pekik Yara.

Erlangga pun menggendong tubuh Yara dan meletakkannya di sofa. Mysha yang melihat itu kesal, bukan kesal karena Erlangga menggendong Yara, tetapi karena Erlangga membela Yara yang jelas-jelas salah.

Mysha menaruh kain pel dengan cara di buang kebawah, lalu gadis itu pergi ke luar.

Kinara pun menyusul Mysha, "Udah lah, biarin, maklumin." kata Kinara.

"Iya, santai." kata Mysha seraya tersenyum.

Erlangga memijati kaki Yara dengan lembut, membuat rasa sakit yang ada di kaki Yara menghilang. Gadis itu tersenyum, berharap akan terus seperti ini.

"Makasih, Lang, lo bela gue." kata Yara.

"Gue gak bela lo, gue gak bela Mysha. Gue ngelakuin ini karena gue peduli sama kesehatan lo."

Ucapan Erlangga membuat Yara melunturkan senyumannya, gadis itu tersenyum kecut. "Perasaan lo sama Mysha kayaknya serius, Lang." batin gadis itu.

וו×

SPAM KOMEN?

NEXT CEPET/LAMA?

ENAKNYA DILAMAIN LAGI GAK PARTNYA?

APA SINGKAT AJA?

TERIMAKASI SUDAH MEMBACA MYSHA SAMPAI 51K VIEWERS!💖

JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE!

Insta: @nitaayunii

MYSHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang