Mysha || 24

340K 16.9K 1K
                                    

SMA Highstar gempar berita anak baru. Terkabar, bahwa anak baru itu dua orang cowok yang tidak saling mengenal, juga satu cewek.


"Gue takut, kalo tuh cewek cakep, Revan berpaling dari gue." lirih Meira seraya mengaduk-aduk mie ayam yang tengah ia makan sekarang.

"Makan yang bener, Ra!" kata Mysha mengingatkan.

"Ya tapi, gue gak bisa tinggal diem kalo hal itu terjadi,"

"Lonya aja yang neting mulu, bismillah aja. Semoga itu gak terjadi." kata Shiren. Mysha mengangguk setuju, "udah, gak usah mikir macem-macem." kata Mysha.

"Thanks."

"Jangan khawatir, kalo Revan serius sama lo dia gak bakal ngelakuin hal yang gak sepatutnya. Karena cowok itu bukan janjinya tapi komitmennya, bukan kata manisnya tapi kepastiannya, bukan hartanya tapi tanggungjawabnya, bukan gayanya tapi kepribadiannya, bukan gelarnya tapi ilmunya, bukan usianya tapi kedewasannya." kata Mysha panjang lebar.

"Dan gue yakin, Revan orang yang berprinsip. Dan dia, orang yang pandai megang komitmen." lanjut Mysha setelah menjeda ucapannya.

Meira mengangguk mengerti, tersenyum simpul. "bener juga." kata cewek itu.

"Udah makan dulu mienya, abis itu kita balik ke kelas." kata Shiren.

"Okey."

***

"ERLANGGA REVANDO ALDITO SINI KALIAN!" teriak Bu Tari membuat ketiga cowok itu melongo. Pasalnya, mereka merasa tidak melakukan kesalahan.

"Ada apa Bu?" tanya Erlangga saat mereka sudah berada dihadapan Bu Tari.

"Kalian apakan adik kelas?!" pekik Bu Tari seraya berkacak pinggang.

"Tangannya jangan gitu dong Bu, Jakarta sempit." celetuk Aldito.

"Saya bertanya!"

"Kita gak ngapa-ngapain adik kelas, Bu." jawab Revan.

"Dia nangis, dan bilang kalau diapa-apakan sama kalian!" kata Bu Tari.

"Lah? orang cuma saya palak doang sih, dia gak ngasih, yaudah saya tempelin permen karet dirambutnya." kata Revan seenteng mungkin.

"ITU SAMA SAJA KALIAN APA-APAKAN ADIK KELAS!!" geram Bu Tari.

"Anjir lo Van, kita jadi kena semua!" pekik Aldito.

"Bukan kita, Revan aja Bu." balas Erlangga datar.

"Sekarang kalian Ibu hukum bersihin perpustakaan! SE.KA.RANG!" titah Bu Tari. Mereka bertiga tidak menghiraukan perkataan Bu Tari melainkan berjalan langsung menuju perpustakaan.

"Anjir, adem." ucap Aldito. Kini, mereka bertiga tengah berada di perpustakaan.

Erlangga duduk, membaca buku disana. Mengabaikan hukuman yang diberikan oleh Bu Tari.

Revan dan Aldito yang melihat itu pun mengikuti apa yang dilakukan oleh Erlangga, berpura-pura membaca agar penjaga perpustakaan tidak curiga bahwa mereka tengah dihukum.

Aldito menggeser badannya, Revan tersentak, ia kira siapa. "Kaget gue, goblok!" pekik Revan.

"Stt, jangan brisik bodoh!" balas Aldito seraya menaruh jari telunjuknya di bibirnya.

"Btw, lo putus sama Fany? kenapa?" tanya Revan pada Aldito.

"Males gue, dia matre."

Revan memutar bola matanya malas. "Cuma cowok kere yang bilang cewek matre!"

"Dih, sok lo." cibir Aldito.

"Daripada lo sibuk ngatain cewek matre, mending lo nyari duit, kerja." kata Revan, Aldito mengernyitkan dahinya tidak paham atas ucapan Revan.

"Nyari duit yang banyak, gue tau, lo bilang dia matre karena lo gak ada duit. Mereka bukannya matre, tapi kebutuhan mereka emang lebih banyak dari cowok. Kita minta hati dia, sepenuhnya milikin dia, kalo cuma dikasih cinta, emang kenyang?" tanya Revan pada Aldito. Membuat cowok itu tercengang atas perkataan Revan. Tumben sekali cowok ini bijak.

"Serah lo anjir." balas Aldito.

"Diem kan lo, kicep kan lo." sungut Revan. "Makanya, jangan beropini sendiri." kata Revan lagi.

Erlangga mendengar percakapan kedua sahabatnya, menggelengkan kepalanya lalu membuang nafas.

"Makanya, berusaha ngertiin cewek. Biar cewek juga bisa ngerti sama keadaan lo disaat lo ada dibawah." kata Erlangga.

×××

Jangan lupa vote&komen🤗💕

See u, Erlangga Mysha sayang kaliannnn❣❣❣

MYSHA [SELESAI]Where stories live. Discover now