Mysha || 72

302K 14K 1.4K
                                    

"Menjadi diam bukan berarti saya lemah, tetapi menjadi diam adalah cara saya untuk berusaha bersikap cukup tau."

–o0o–

Hari ini adalah hari pertama sekolah. Hari dimana Mysha dan teman-temannya menginjak kelas 12. Kelas 12 IPA 2. Itulah kelas yang disinggahi Mysha saat ini.

"Woi Sha, ada Bunga tuh nyariin!" ujar Eli, teman satu kelas Mysha.

"Ada apa, Bung?" tanya Mysha.

"Gue mau pamit sama lo." kata Bunga. Risa dan Annela hanya terdiam dibelakang Bunga. "Pamit kemana?" tanya Mysha.

"Gue sama temen-temen gue mau pindah sekolah," ujar Bunga. Hal itu membuat Mysha kaget bukan main. "Hah? alesannya?" Mysha terkejut.

"Ya adalah, something." kata Bunga. Mysha memeluk Bunga, "hati-hati, Bung, Ris, Nel." kata Mysha seraya tersenyum.

"Makasih, Sha." kata Bunga. "Sorry kalo selama ini gue sama temen-temen gue selalu nyakitin perasaan lo. Tapi disini gue sadar, dengan cara ngebully gak ngebuat derajat gue tinggi." kata Bunga lagi.

"Yang berlalu biarin berlalu Bung, lupain," kata Mysha tulus.

"Makasih Sha, sekali lagi." ujar Risa.

"Kita duluan, Sha." kata Bunga. "Seneng bisa kenal sama lo," kata Annela. Mysha membalasnya hanya dengan senyuman. Dan Bunga, Risa, Annela pun keluar dari kelas Mysha.

Jam istirahat pun tiba, semua siswa-siswi berbondong-bondong memenuhi kantin. Mysha, Meira dan Shiren termasuk di dalamnya. Mereka duduk di tempat yang kosong dan melahap bakso yang mereka pesan.

"Sha, noh Erlangga!" pekik Meira.

Mysha membulatkan matanya, Erlangga dengan perempuan lain? siapa? bahkan Mysha belum pernah melihatnya sebelumnya.

Mysha pun menghampiri Erlangga dan meninggalkan bakso dan juga temannya.

"ERLANGGA!" panggil Mysha.

Erlangga tidak menoleh sama sekali, bahkan yang menoleh cewek disampingnya itu. Mysha tidak suka, ia bergelendot dengan Erlangga.

"Siapa lo?" tanya cewek itu.

"Orang," jawab Mysha seadanya, tanpa menoleh sedikitpun ke arah cewek tersebut.

"Lang, nanti pulang bareng ya?"

"Plis!"

"Erlangga! taruh dulu hapenya!" kesal Mysha.

"Oh ini Lang orang yang kamu bilang itu? yang ngejar-ngejar kamu kaya cewek murahan itu?" ucapan cewek itu sangat menohok. Sangat menyakiti perasaan Mysha.

"Lang? kok lo jadi gini sih?" tanya Mysha seraya mengejar Erlangga yang mulai melangkahkan kakinya untuk pergi. Meira dan Shiren hanya diam tak berani ikut campur, mereka akan ikut campur jika Erlangga sudah keterlaluan.

"Katanya lo yang bakal berjuang buat gue? mana Lang?" tanya Mysha dengan tatapan sendu.

"Gue sama Erlangga mau ke kelas, yuk Lang kita cari kelas aku." kata cewek itu, Erlangga pun menurut. Ia dan cewek itu benar-benar pergi meninggalkan Mysha yang terdiam seperti patung ini.

"Erlangga!" panggil Mysha lagi.

"ERLANGGA DENGERIN GUE DULU!"

Erlangga pun berhenti, lalu melangkah sedikit mundur untuk menyamakan posisinya dengan Mysha. Mysha tersenyum, akhirnya Erlangga mau mendengarkannya.

"Ngapain gue dengerin lo, lo bukan siapa-siapa gue." ucapan Erlangga benar-benar menusuk hati Mysha. Kemana kata-kata Erlangga saat di club waktu itu? apa ia berkata seperti itu hanya kasihan pada Mysha? bukan tulus dari hati?

"Lo bodoh, Mysha." ucap cewek tersebut lalu pergi bersama Erlangga meninggalkan Mysha.

***

"Udah lah Sha jangan dipikirin. Nanti lo malah sakit lagi," tegur Shiren.

"Gue gak apa-apa kok." kata Mysha seraya tersenyum.

"Lo gak bisa bohong, Sha." ujar Meira.

"Lo–"

"Selamat pagi anak-anak, sekarang ibu mau memperkenalkan murid baru. Ayo Renata perkenalkan diri kamu." ucap Bu Dina.

"Hai, kenalin gue Renata," kata Renata.

"HAI RENATA!"

"HAI JUGA RENATA!"

"NOMOR WA NYA DONG!"

"Kamu boleh duduk, abaikan ucapan-ucapan buaya-buaya di depan kamu ini." kata Bu Dina.

"Buset Bu, jleb bener." kata Oji.

"Lah tuh cewek bukannya yang tadi sama Erlangga ya?" tanya Meira. Mysha menyipitkan matanya, lalu ia mengangguk lesu. Dan menaruh kepalanya diatas meja lalu menunduk.

"Saingan gue berat-berat banget, gue harus lebih semangat!" kata Mysha menyemangati dirinya sendiri.

KRIIINGGG!!!

"Akhirnya pulang juga!" nafas lega keluar dari mulut Mysha, gadis itu sangat lelah. Karena hari ini ia full membantu Fabian.

"Sha, lo mau nebeng gak?" tawar Shiren. Mysha menggeleng, "Gue naik angkot aja." kata gadis itu."

"Yakin?"

Mysha mengangguk seraya tersenyum memberi jawaban, "yaudah gue duluan, lo hati-hati." kata Shiren.

"Siap!"

Mysha pun mengemasi barang-barangnya, gadis itu pun melangkah keluar kelas. Betapa terkejutnya ia melihat pemandangan yang sangat tidak mengenakan baginya.

"ERLANGGAAAA!" panggil Mysha, lalu gadis itu berlari menghampiri Erlangga.

"Nebeng dong! gue naik angkot nih!" kata Mysha mengadu.

"Urusannya sama gue?" tanya Erlangga.

"Ya kan kali aja lo mau nebengin gitu," kata Mysha seraya memainkan jarinya.

"Gue bareng Renata," jawaban Erlangga tentu membuat Mysha meringis. Hal ini membuat Mysha harus berjuang kembali untuk mendapatkan hati Erlangga. Ia bertekad untuk kembali merebut hati Erlangga dan juga Erlangga yang dulu.

"Yaudah gue duduk dibelakang, gapapa deh." kata Mysha lagi.

"Lo ganggu." jawab Erlangga.

"Ya maaf deh, yaudah deh gue pulang sendiri aja. Sorry ya Lang udah ganggu, lo berdua hati-hati!" kata Mysha seraya melambaikan tangannya dan pergi dari hadapan Erlangga dan juga Renata.

Mysha menangis dalam hati, tetapi tidak, ia tidak boleh cengeng, ia tidak boleh lemah. Ia harus membuat Erlangga menyukainya lagi.

Sudah sekitar 20 menit Mysha pulang dengan berjalan kaki, kakinya sangat pegal. Belum lagi capek yang tadi membantu Fabian belum hilang. Dan ini ditambah lagi.

"Mau naik angkot gak ada uang.." gumam Mysha.

"Gapapa deh, itung-itung olahraga!" kata Mysha seraya menyemangati dirinya sendiri.

וו×

Loh? ada apa sama Erlangga?

Siapa Renata?

Jangan lupa vote dan komen biar lanjutnya cepet!

Terimakasih banyak udah baca cerita Mysha ini, maaf kalo ceritanya agak garing;"

Insta: @nitaayunii

MYSHA [SELESAI]Where stories live. Discover now