Mysha || 55

311K 14.9K 1.7K
                                    

"Dengan ada atau tidak dirinya, hidup harus terus berlanjut. Jangan seperti anak kecil yang terus menangisi mainannya yang hilang padahal masih banyak mainan lainnya."

-Mysha Adeline Shunie

13 Juni 2019

-MYSHA-

Happy Reading💖

~~~~~


Pulang sekolah, Erlangga, Revan dan Aldito tengah berada di ruangan dimana Yara masih di rawat. Kondisi Yara benar-benar parah, tidak ada peningkatan sama sekali. Inilah yang disesali Erlangga, ia tidak bisa menjaga Yara setiap hari. Karena Erlangga pun punya kegiatan lain, tetapi, Yara juga sangat penting.

Bibir pucat nan pasi menggambarkan bentuk wajah Yara saat ini. Gadis itu sangat kurus. Bahkan tulang dibagian bawah lehernya menonjol jelas.

"Lang, gue ke kantin dulu." pamit Revan.

"Ngapain? ngerokok?" tanya Erlangga.

Revan berbalik arah, "Kaga, gue udah gak main rokok, tenang."

"Udah sana, daripada berisik takut bangunin Yara." usir Aldito.

"Nanti gue balik lagi, gue mau cari makan. Lo pada kan udah makan, giliran gue." ucap Revan.

Revan pun keluar ruangan, kini tinggal Erlangga dan Aldito berdua, ah ralat, bertiga dengan Yara. Si gadis cantik yang kini masih tertidur.

"Gimana? lo udah dapet pendonor buat Yara?" tanya Aldito seraya menatap Yara dengan tatapan kasihan. Erlangga sebenarnya enggan menjawab, tetapi mulutnya terpimpin untuk berbicara.

Erlangga menggeleng, "Belum." jawab Erlangga.

"Waktu itu ada, tapi, golongan darahnya beda." kata Erlangga lagi.

"Gue udah sebarin ini ke sosial media. Yang berhasil nemuin donor ginjal dengan golongan darah yang dibutuhin, bakal dapet imbalan. Tapi, ginjalnya jangan bekas begal-an. Yang ada digentayangin gue." kata Aldito.

"Imbalan?" ulang Erlangga.

"Iya, tenang, masalah imbalannya gue sama Revan patungan lima juta lima juta. Lo gak usah khawatir." kata Aldito.

"Tapi, lo gak sebut kan siapa yang butuh ginjal itu?" tanya Erlangga.

Aldito menggeleng, "Gue tulis aja hamba Allah."

"Hm, makasih Al. Lo berdua emang sohib gue terterter!" Erlangga menepuk pundak Aldito.

"Sama-sama, gue dan Revan selalu ada buat lo. Tenang, brader." ucap Aldito.

Erlangga tersenyum. Jelas itu senyum kebahagiannya, keberuntungannya, mendapatkan sahabat seperti Revan dan Aldito. Sangat beruntung.

Erlangga menggenggam tangan Yara kuat, lalu mencium punggung tangannya.

"Cepet sembuh, Yar. Gue sayang sama lo, lebih dari apapun.."

Diluar sana, seorang gadis cantik berambut pirang menyaksikan adegan di depannya ini. Cela pintu yang sedikit terbuka membuat Mysha bisa melihat itu semua. Sakit rasanya. Tetapi, Mysha bisa apa? dia siapa? sadar diri Mysha!

Mysha menghapus air matanya yang mengalir, menghela nafasnya sejenak. Dan berbalik arah, menggandeng tangan Kinara untuk segera pergi dari sana. Tak lupa buah-buahan yang ia beli pun di letakkan di lantai didepan pintu ruangan Yara.

Revan yang melihat itu langsung berlari, sayangnya, Mysha dan Kinara sudah pergi terlebih dahulu.

Ngomong-ngomong, kenapa Mysha tidak pernah menghubungi Erlangga? ponselnya rusak saat pulang sekolah minggu-minggu kemarin, jatuh saat Mysha ingin masuk ke dalam bus.

Revan pun mengambil parsel tersebut, dan masuk ke dalam ruangan Yara.

"Dari siapa itu? nyolong lo?" semprot Aldito.

"Yeh enak aja lo, sujon aja! Ini, tadi Mysha sama Kinara kesini. Dan pas mau masuk, entah dia ngeliat apa disini, dia langsung pergi sama Kinara. Nangis gitu. Dan ninggalin ini di depan pintu." kata Revan seraya memberikan parsel itu kepada Erlangga.

"Serius lo? sekarang dimana dia? dia nangis kenapa?" Erlangga geger.

Revan dan Aldito memicingkan kedua matanya, mencurigai sahabatnya ini.

"Jujur aja deh Lang, lo suka kan sama Mysha? peduli gitu?"

"Mau bilang gengsi tuh, yaelah dasar cowok. Gak usah takut ditolak. Gue aja ditolak sama Kinara biasa aja." ucap Aldito.

"Bahhahaha itu mah lo emang ditakdirin gak laku!!" sengit Revan.

"Banyak yang ngantri sama gue! enak aja lo kalo ngomong! Readers Mysha ada yang mau gak sama babang Aldito?"

"Najis!" pekik Revan.

"Udah-udah, brisik!" timbrung Erlangga kesal.

"Jawab pertanyaan gue Lang!" kesal Revan.

"Pertanyaan apaan sih?" Erlangga mulai kesal.

"Apa bener lo hamilin anaknya pak Tio?"

Erlangga menempeleng kepala Revan, "Sembarangan lo kalo ngomong!" sengit cowok itu.

"Lagian gue nanya jugaan."

"Pertanyaan lo gak penting." balas Erlangga.

"Tapi gue liat-liat, lo sedikit peduli ke Mysha. Apa lo mulai suka sama dia?" tanya Aldito.

"Gue gak tau."

"Lang, ayolah, jujur, kita sahabat lo. Masa iya lo gak ada demen-demennya sama sekali sama tu bocah. Cakep, pinter, bertanggung jawab, gesit lagi. Kalo gue gak nembak si Kinara duluan, udah gue cecer tuh Mysha. Sayangnya aja mereka temen." ujar Aldito.

"Gue cuma sayang sama Yara."

"Bro, kita temenan lama. Gue tau betul lo sayang sama Yara karena lo udah anggep dia sebagai adik lo sendiri kan? bukan atas dasar cinta. Lo sayang dia karena lo gak mau kehilangan dia kan, please, kita sahabatan udah bertaun-taun. Gue tau karakter lo." ucap Revan.

"Belajar buat buka hati Lang, belajar buat ngehargain orang yang selalu ada buat lo. Yang selalu berusaha buat lo ketawa. Ya walaupun Mysha mantannya Keano, tapi, gak harus disangkutpautin kan? gue malah salut sama tuh cewek." kata Aldito.

"Ja-jadii..lo cuma anggep gue adik disaat gue bener-bener cinta sama lo, Lang?"

וו×

Hello everyone! Maaf kalo banyak typo. Maaf kalo telat update hehe. Gimana cerita Mysha sampe sejauh ini? ada yang bosen?

Im so so sorry kalo ada kata yang membingungkan. Karena aku buatnya pake clue gitu, jadi, hati-hati ya bacanya.

Kalo suka jangan lupa vote! komen juga boleh💖💖💖

Terima kasih!!!

Insta: @nitaayunii

MYSHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang