Mysha || 41

309K 15.5K 755
                                    

"Semesta sengaja membuatmu jatuh, bukan karena ingin mendengarkanmu mengeluh. Ia hanya ingin kau belajar, bagaimana cara bangkit dari rasa sakit."

-Mysha Adeline Shunie
🌬



"Erlangga?"

Jelas panggilan tersebut membuat Mysha dan Erlangga menoleh.

Dia adalah Yara.

Yara pergi begitu saja, meninggalkan Mysha dan juga Erlangga.

"Kejar, gih." suruh Mysha pada Erlangga seraya tersenyum hambar pada Erlangga.

Dan ya, siapa bilang Erlangga akan tetap diam disana? pastinya cowok itu akan mengejar Yara, orang yang sangat ia jaga.

Mysha menghela nafasnya, lalu tersenyum. Gadis itu memegangi perutnya yang masih sangat sakit, dan berjalan menuju ruang OSIS kembali.

Klek

"Yaampun, Mysha! lo kenapa?!" pekik Meira. Gadis itu mendudukan Mysha di kursi yang ada disana.

"Gapapa," jawab Mysha.

"Yakin?"

"Hm."

"Eh Sha, lo tau? Yara pingsan lagi!" kata Raka.

Deg

Mysha bungkam.

"Dia sakit apa sih? kayaknya parah ya? sampe harus dijaga banget sama Erlangga." kata Raka.

Meira menggidikkan bahunya, "Gak tau, sakit parah kali?" kata gadis itu.

Mysha bangkit dari duduknya, dan masih saja memegangi perutnya. Mysha berjalan menuju UKS, tempat dimana ada Yara dan juga Erlangga.

Setelah sampai, belum masuk ke UKS Mysha mendengar percakapan Ahli Medis didalam dan juga Erlangga.

"Sudah berapa lama dia ada penyakit Gagal Ginjal?" tanya Dokter tersebut.

"Dari usia 7 tahun, Yara mengidap Leukimia Dok. Setelah beberapa tahun sembuh, Gagal ginjal ini yang jadi penyakit berikutnya. Saya khawatir Dok." kata Erlangga.

"Apa dia sudah mencoba untuk transplantasi ginjal?" tanya Dokter tersebut.

Erlangga menggeleng, "belum."

"Cobalah, sebelum terlambat." saran Dokter tersebut.

"Apa syarat-syarat untuk menjadi pendonor, Dok?" tanya Erlangga.

"Intinya pendonor sehat, tidak memiliki kelainan darah, tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang, dan yang pasti golongan darah harus sama dan juga dia bersedia untuk hidup dengan satu ginjal."

Dokter itu kembali bertanya, "Apa golongan darah Yara?" tanya Dokter itu.

"AB, Dok." jawab Erlangga.

"Oke, saya bekerja dirumah sakit. Jika saya mendapatkan pendonor dengan golongan darah AB, saya akan hubungi kamu."

"Makasih Dok, makasih banyak.."

"Sama-sama, Erlangga." Dokter itu tersenyum.

"Golongan darah saya O, jadi gak bisa Dok." kata Erlangga.

Dokter itu menepuk pundak Erlangga, "Berpikirlah secara dewasa Erlangga. Niat kamu memang membantu, tetapi, masa depan kamu masih panjang Erlangga. Biasanya, pendonor itu adalah orang-orang yang malas untuk hidup, dan ia merasa hidupnya tidak berguna. Maka dari itu, ia mendonorkan ginjalnya untuk seseorang karena ia ingin sekali berguna untuk orang lain."

Mysha tertegun, gadis itu bungkam. Setelah itu, Mysha pergi dari sana dan melanjutkan kegiatannya didalam ruang OSIS.

***

"Gimana perkembangannya, Anya? sudah ada kabar?"

Anya menggeleng, "Belum Bu Raline. Maaf, tetapi, saya sudah tau dimana anak itu bersekolah." kata Anya.

"Saya sangat minta tolong sekali sama kamu, Anya, tolong.." kata Raline lirih.

Anya mengangguk, "Baik Bu. Saya mengerti bagaimana rasanya terpisah dengan anak kandung setelah kejadian itu." kata Anya.

"Oke, makasih banyak. Saya akan mengurus model-model photoshoot dulu, kamu lanjutkan pekerjaan kamu."

"Baik, Bu."

Mysha dan teman-temannya sudah selesai mengerjakan pekerjaannya. Gadis itu duduk di sebuah sofa yang cukup besar. Bersandar disana seraya menghela nafasnya panjang.

Mysha sangat lelah. Ah inikah pekerjaan Fabian setiap hari? membayangkan itu Mysha terkekeh.

Juniar

Ada job buat lo, lumayan

oke ntr plg sklh gue kesana.

Oke see u

***

Mysha memanggil Erlangga, yang dipanggil pun menoleh. "Nebeng ya? anter gue.." kata Mysha.

"Oke,"

Mendengar itu Mysha senang. "Yuk!" kata gadis itu.

"Nunggu Yara."

Mysha bungkam. Gadis itu berusaha tersenyum walau hanya terpaksa. "Oke." jawab Mysha.

Tak lama setelah itu, Yara datang dengan wajah yang sangat amat pucat. Badannya benar-benar abis. Mysha sangat amat kasihan melihatnya, dan Mysha membantu Yara untuk berjalan ke arah mobil.

"Gue bisa sendiri." kata Yara.

Mysha menghela nafasnya sejenak, "Oke." katanya.

"Lo ngapain disini sih?" ketus Yara.

"Gue nebeng Erlangga." jawab Mysha.

"Ck, emang dasar ya lo, murahan." cibir Yara seraya melipat kedua tangannya didada.

"Yar, jaga mulut lo." tegur Erlangga.

Yara menatap Erlangga sinis, "kenapa? emang bener kok!"

Erlangga memegang tangan Yara, "Itu gak bener." kata Erlangga.

"Lo kok belain dia sih?!" kesal Yara.

"Yar, gak selamanya gue ada dipihak lo. Selama lo bener, gue dukung. Tapi ini dengan gampangnya lo ngatain oranglain." kata Erlangga mengingatkan.

Mysha tertegun, menghela nafasnya lega. Setidaknya Erlangga bisa menenangkan pikiran Yara.

Mysha tersenyum ke arah Erlangga, dan dibalas senyuman juga oleh Erlangga.

וו×

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

Instagram: @jesnitaayunii

MYSHA [SELESAI]Where stories live. Discover now