Mysha || 47

318K 14.6K 514
                                    

"Tak usah paksakan dirimu untuk segera melupakan, ini cuma masalah waktu. Sebab, waktu akan membawamu untuk kembali terbiasa tanpa hadirnya dia. Dan kau, akan kembali bahagia."

-Mysha Adeline Shunie
🌿



Anak kecil berumur tujuh tahun itu sedang sibuk menyusun balok-balok bambu di pinggir danau yang tenang. Mukanya serius. Mulutnya sedikit terbuka. Kepalanya terus berpikir. Sekali, dua kali, tiga kali, berkali-kali dia menyusun ulang balok-balok itu. Jatuh, disusun kembali. Gesit. Terampil tangannya mengikatkan tali rotan. Memukul ujung bambu dengan batu agar melesak lebih dalam ke tepi danau. Cahaya matahari pagi yang meninggi menyinari wajahnya.

Berhenti sejenak, menyeka keringat. Lantas beranjak ke tepi danau. Mengambil kincir yang bersandar di cadas batu setinggi lima meter. Kincir dari batang bambu itu benar-benar seadanya. Jauh dari kata kokoh. Tapi itulah usaha terbaiknya.

"Kamu lagi apa?" tanya anak kecil berusia tujuh tahun itu.

"Lagi buat kincir angin," jawab anak laki-laki berusia tujuhtahun itu.

"Waahh! bagus banget!" puji anak perempuan itu.

"Makasih, nama kamu siapa?" tanya anak laki-laki itu.

"Aku Mysha. Kalo kamu?"

"Aku Erlan-"

"Yaampun, kamu abang cariin, ternyata disini?" kata cowok yang sekiranya berusia diatas 4 tahun diatas mereka.

"Maaf abang, aku lagi buat kincir angin."

"Yaudah pulang, Mama nyariin."

"Iya bang, aku duluan ya Shasha! bye!"

"Bye!" jawab Mysha.

"Apa bener Mysha itu anak kecil yang waktu dulu nyamperin gue ke danau?" batin Erlangga.

"Woi ngelamun aja!" pekik seseorang dari belakang membuat Erlangga terkejut.

"Eh-sejak kapan lo disini?" tanya Erlangga.

"Anjir, daritadi!" jawab Revan kesal.

"Tumben kesini, ngapain lo?" tanya Erlangga.

Revan kembali duduk, disamping Erlangga. Cowok itu menaruh ponsel, jaket, dan tas di lantai.

"Tadinya mau ketemu bang Elang, tapi, kata nyokap lo dia gak ada." kata Revan.

Cowok itu bangkit, menaiki ranjang tidur Erlangga. Ia menyalakan televisi. Diraihnya sebuah guling untuk tumpuannya saat telungkup.

"Ngapain nyari bang Elang?" tanya Erlangga.

"Biasa, bisnis." sahut Revan.

"Bisnis apaan?" tanya Erlangga.

"Bisnis kancut."

Erlangga menoyor kepala Revan hingga cowok itu meringis, "gila!" kata Erlangga.

"Lagian kepo bat sama urusan orang!" pekik Revan.

"ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH YA AHLI KUBUR!"

"Masyaallah, kaget gue ada jin." kata Revan.

"Lo kira rumah gue kuburan!" timpal Erlangga.

Aldito meringis, "Hehe, pis! jawab dong salamnya dasar kaum kafir!"

"WAALAIKUMSALAM!" teriak Erlangga dan Revan bersamaan.

"Kita gak nongki-nongki muanjah nih di warung babeh?" tanya Aldito.

Erlangga menggeleng, "Gak dulu," jawabnya.

"Lah lo gak jaga Yara di rumah sakit, Lang?" tanya Revan.

"Kata Tante Anisa gue disuruh pulang aja, katanya gue kesana kalo Yara nyari doang." ujar Erlangga.

"Ah kebanyakan katanya lo,"

"Eh guys, gue mau nanya!" seru Aldito.

"Lo mau nanya apa ngajak ribut nih?!" sahut Revan.

"Gimana.. caranya.." Revan menyenggol lengan Aldito," Apaan? lama, ngomong doang!"

"Caranya nembak cewe,"

Erlangga dan Revan saling bertatapan, sedetik kemudian mereka meledakkan tawanya hingga benar-benar pecah.

"Gue serius, anjay!"

"Hahaha lagian lo aneh, gitu aja pake nanya!" kata Revan.

"Lo berdua kan tau sendiri, gue gak pernah pacaran!" kata Aldito kesal.

"Siapa sih emang?" tanya Revan.

"Kinara."

"Menurut pengalaman gue waktu pacaran, lo deketin dulu. Manis-manisin, buat dia betah dan gak marah-marah mulu ke lo. Kalo bisa sih ucapin kata-kata yang bisa buat dia baper." usul Revan.

"Bukan gue banget, ogah!" tolak Aldito.

"Yaudah, lo traktir dia makan aja." kata Revan lagi.

"Bangkrut gue, tuh anak aja modelannya kecil kek upil gitu. Porsinya ngalahin kuli!" tolak Aldito.

"Ajak jalan," usul Erlangga.

"Tekor bensin gue!" tolak Aldito lagi.

"Kasih bunga," usul Revan kembali.

"Lo kira dia orang mati dikasih bunga." tolak Aldito.

"Coklat, dah."

"Ntar kalo dia gendut, gue yang di salahin!" ketus Aldito.

"Main ke rumahnya aja dah," Erlangga masih sabar.

"Gak! ntar gue dikira ngapa-ngapain sama Kinara!" Aldito menolak lagi.

"Nyemplung ke jurang yuk Al mau gak?!" tanya Erlangga habis kesabaran.

"Ya lagian cara lo berdua gak ada bagusnya!" kata Aldito.

Revan menoyor kepala Aldito, "songong bener lu ye!"

"Ampun, miper!"

וו×

JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE!

Instagram: @nitaayunii

MYSHA [SELESAI]Where stories live. Discover now