Mysha || 17

339K 18K 950
                                    

Kini, suasana kelas Mysha hening dan mendadak sepi. Seluruhnya diam tidak berkutik. Sebabnya, Bu Tari mengajar dikelas Mysha. Dan sekarang tengah ulangan harian.


Mysha memang anak yang pintar. Tetapi, gadis itu sangat membenci pelajaran tersebut. Lebih baik Fisika atau Kimia daripada Matematika. Padahal sama saja, sama-sama menghitung. Tapi, iyain ajalah biar cepet.

Gadis itu menempelkan pensil yang ia pegang ke arah dagunya, ia komat-kamit menghafal rumus. Mysha menjelajahi setiap kertas, sedikit demi sedikit kertas itu penuh dengan jawaban. Ya walaupun membutuhkan waktu lama, setidaknya ia bisa mengerjakan semua soal tersebut.

"Ra, liat dong!" bisik Shiren dari belakang pada Meira. Meira sulit untuk menoleh, karena Bu Tari memperhatikan dari tadi.

Meira duduk bersama Mysha, dan Shiren, bersama Gea si ketua kelas.

"Susah.." balas Meira sangat pelan tanpa menoleh ke arah Shiren sedikitpun. Shiren mendengus kesal, gadis itu terus saja meminta contekkan pada Meira.

"Liat saja Mysha aja sih." kata Meira pelan sekali, hampir berbisik.

"Lebih susah, dia dipinggir deket jalanan. Kepantau terus sama Bu Tari." bisik Shiren.

"Yah, gue satu nomer lagi nih." ucap Shiren berbisik lagi.

"Ya mau gimana susah banget buat ngasih contekan." balas Meira sangat pelan.

"Usaha-"

"Ada apa itu ribut-ribut dibelakang? kalian nyontek, iya? mau saya robek kertasnya?!" gertak Bu Tari.

Bu Tari pun berdiri, menghampiri meja Meira, Mysha, Shiren dan juga Gea.

"Kalian nyontek?!" bentak Bu Tari. Meira dan Shiren benar-benar takut sekarang, ia akan malu jika ketahuan nyontek oleh Bu Tari.

Hening.

"JAWAB!!" bentak Bu Tari lalu menggebrak meja membuat seluruh isi kelas diam tak berkutik.

"Saya yang nyontek, Bu."

Bu Tari menggeram kesal. Lagi-lagi gadis ini membuat ulah lagi, tak segan-segan Bu Tari merobek hasil atau jawaban yang diisi di lembar jawaban tersebut. Membuat seisi kelas menganga lebar, matanya membulat, bulu kuduknya merinding.

"Keluar! kamu saya hukum Mysha!" bentak Bu Tari.

Mysha mengangguk, "iya Bu."

Mysha melangkah keluar, siap-siap dengan hukuman yang akan diberikan oleh Bu Tari.

Meira dan Shiren saling bertukar pandang, mereka lega mereka aman. Tetapi, bagaimana Mysha?

Erlangga

Erlangga?

Lo dimana?

Gue dihukum masa:(

Gara2, gue nyontek. Bu tari nyebelin abis sumpahhhhhh bikin gue gondok!!

Lang?

Helloooooo

Siang Langgg

Ko gak dibales? lagi bljr? oh maap ganggu sayang😋

Yaudah lanjut ya Lang belajarnya, semangatttt

***

Lagi-lagi, Mysha dihukum memutari lapangan sekolah. Lapangan sekolahnya ini sangatlah lebar tiada tara. Mysha baru saja mengelilingi 6 putaran, masih kurang 14 putaran lagi.

Keringatnya bercucuran, keningnya dibanjiri oleh keringat. Matanya sayu, buram. Mysha lari terpengah-pengah, sesekali ia berhenti dan mengatur nafasnya sejenak.

Seragamnya sudah basah dipenuhi oleh keringat, gadis itu berhenti sejenak. Menunduk seraya memegang lututnya, lalu mengatur nafasnya kembali. Setelah itu ia melanjutkan hukuman mematikannya itu.

Mysha kehilangan keseimbangan, matanya memburam dan berair. Mysha jatuh, dan ia pun pingsan.

"Mysha!" teriak seseorang yang kini datang menolongnya.

"Bangun wey, ini gue!" ucapnya khawatir seraya menepuk-nepuk pipi Mysha yang dipenuhi keringat. Tanpa ba-bi-bu cowok itu menggendong Mysha ke arah UKS.

Cowok itu langsung membawa Mysha ke UKS agar ditangani oleh dokter dan petugas UKS disana.

"Sha, bangun.." kata cowok itu pelan.

Mysha meresponnya, ia menggerakkan jarinya. Lalu menggerakkan tangannya untuk menyentuh kepalanya yang nyeri.

"Lo udah makan?" tanya cowok itu khawatir.

Mysha menggeleng, "belum." jawab Mysha seadanya.

"Gue beliin makanan dulu, lo tunggu sini jangan kemana-mana."

Mysha mengangguk saja, ia masih saja memegangi kepalanya. Rasanya sakit, nyeri, pusing, sampai perut pun ikut mual.

5 menit kemudian, cowok itu datang membawa makanan dan juga minuman. Ia menutup kembali pintu UKS.

"Makan dulu, Sha."

Mysha mengangguk, "makasih, Fab." ya, cowok itu adalah Fabian.

"Sama-sama." jawab Fabian seraya menyuapi Mysha.

"Lo nanti balik sama siapa?" tanya Fabian.

"Erlangga." jawab Mysha lalu tak lama kemudian ia senyum-senyum sendiri.

"Yakin dia nganter lo sampe rumah?" tanya cowok itu lagi. Mysha mengangguk mantab. "iyalah, dia tanggung jawab." balas Mysha.

"Yaudah deh bagus kalo gitu, gue tenang dengernya." kata cowok itu seraya tersenyum.

"Ih senyum-senyum, sok ganteng lo!" kata Mysha lalu tertawa.

"Dih, gue emang ganteng ya."

"Kepedean lo haha!"

"Gue emang ganteng, dari lahir. Lo masa gak nyadarin itu sih?" sungut Fabian bercanda.

"Haha gila!" timpal Mysha.

"Lo gila." balas Fabian.

"Lo sinting."

"Lo bego."

"Lo oon."

"Lo oneng!" balas Fabian tak terima.

"Lo-"

"Iya gue tolol!" Fabian berkata. Mysha terkekeh sebentar, lalu meledakkan tawanya di depan cowok itu.

"Nah gitu dong, ngalah sama cewek." ucap Mysha lalu ia beranjak dari brankar, "mau kemana lo?" tanya Fabian.

"Duduk doang."

"Tidur aja sih kalo masih pusing."

"Males."

"Yaudah makan dulu, abisin! awas gue balik ni bubur gak abis," ancam Fabian.

"Awas apa?!" ketus Mysha seraya mendelikkan mata tajamnya. Tatapannya berubah menjadi sinis pada Fabian.

Fabian memicingkan matanya, tersenyum sejenak, "gue paksa lo jadi pacar gue." jawab Fabian lalu mengacak-acak rambut Mysha lalu pergi meninggalkan Mysha yang kini tengah mematung.

וו×

Hello everyone! Maaf kalo banyak typo. Maaf kalo telat update hehe. Gimana cerita Mysha sampe sejauh ini? ada yang bosen?

Im so so sorry kalo ada kata yang membingungkan. Karena aku buatnya pake clue gitu, jadi, hati-hati ya bacanya.

Kalo suka jangan lupa vote! komen juga boleh💖💖💖

Terima kasih!!!

MYSHA [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora