Mysha || 86

317K 12.8K 685
                                    

"Tidak akan ada ketidakpercayaan jika semua diawali dengan kejujuran."

–o0o–


"Sebenarnya Laluna itu bukan anak kandung Mama.." ujar Raline, ia menghela nafasnya sejenak. Menatap kedua anaknya ini, disaksikan oleh semua teman Mysha. Laluna mengerjapkan matanya beberapa kali. "Maksud Mama?" tanya Laluna.

"Laluna itu anak dari sahabat Mama yang gak menginginkan anaknya dulu, maka dari itu kamu Mama rawat sayang," ucap Raline seraya mengusap pucuk rambut Laluna dengan air mata yang berlinang.

Laluna menggelengkan kepalanya, "Gak mungkin.." lirihnya, Elang mengelus kepala sang istri. "Tapi kamu tenang aja, kamu tetap disini sama Mama. Mama hanya menyampaikan ini aja disaat usia kamu 20 tahun sesuai perintah Mama kamu," ucap Raline.

"Te–terus Mama Luna kandung dimana Mah sekarang? apa dia masih ada?" tanya Laluna dengan bibir yang bergetar.

"Mama kandung kamu udah gak ada, dia udah tenang disana." ujar Raline.

"Lo yang sabar Kak, kan sekarang udah ada Mama Raline, Mama yang selalu sayang sama lo. Gak boleh larut mikirin ini, nanti kapan-kapan kita ziarah ke kuburannya." ucap Mysha seraya mengelus punggung tangan Laluna, Laluna hanya tersenyum dan mengangguk.

"Ini dia berita sedih dan bahagianya yang Mama sampaikan." kata Raline.

"Berita bahagianya apa Mah?" tanya Laluna.

"Berita sedihnya ya ini, Laluna bukan anak kandung Mama, berita bahagianya Mysha dan Erlangga bukan saudara. Mereka bisa pacaran lagi," ucap Raline.

Laluna tersenyum dan mengangguk, "Anggap aja ini permintaan maaf dari gue karena udah sempet bikin lo sama Erlangga putus." ucap Laluna tersenyum.

***

Dua insan yang kini tengah berjalan berdua ini larut dengan pikiran masing-masing. Mysha hanya ingin jalan-jalan sendiri, ia tidak memanfaatkan moment dimana ia bisa kembali bersama Erlangga. Justru ia takut jika ia kembali pada Erlangga, segala bahaya datang padanya. Tak apa jika hanya datang padanya, tetapi yang Mysha takutkan adalah semua orang yang ada di dekatnya terlibat.

Tetapi, kali ini Erlangga memaksa untuk menemaninya. Dengan berat hati Mysha mengiyakan. Erlangga menatap Mysha, "Lo kenapa?" tanya Erlangga lembut, hal itu membuat Mysha benar-benar ingin menangis dan memeluk kencang cowok yang ada disampingnya ini.

Dengan cepat Mysha menggeleng lemah, ia tetap melanjutkan perjalanannya ke arah taman.

"Yakin?" ulang Erlangga. Mysha menggangguk saja memberikan jawaban, lalu ia menatap Erlangga nanar. "Lo gak pulang?" tanya Mysha memecahkan keheningan.

"Nemenin lo." jawab Erlangga.

"Oh."

Setelah itu, Mysha dan Erlangga pun duduk dibangku taman. Mereka larut pada pikiran masing-masing hingga Erlangga pun berdiri pergi meninggalkan Mysha.

Mysha bodoamat.

Setelah beberapa lama Erlangga pergi, iapun kembali dengan membawa 2 eskrim cone yang ada ditangannya.

"Nih, biar dingin pikiran lo." ucap Erlangga seraya memberikan eskrim itu pada Mysha. Mysha pun menerimanya, ia memakan eskrim itu dengan tenang tanpa ocehan.

"Lo kenapa sih?" tanya Erlangga.

"Emangnya gue kenapa?" Mysha bertanya kembali.

"Gue lebih suka lo bawel, cerewet daripada diem kaya gini." jujur Erlangga, cowok itu terus saja menatap Mysha tanpa putus pandangan.

"Ya terus gimana?" tanya Mysha.

"Abisin eskrimnya, abis itu kita pulang udah malem."

***

Hari ini adalah hari senin, hari dimana siswa-siswi kelas 12 melakukan try-out pertamanya. Hari dimana mereka tengah tegang-tegangnya, hari dimana mereka harus berpikir mati-matian untuk menjawab soal-soal.

Mysha dengan kacamatanya tengah sibuk mengisi lembar jawaban yang kian lama penuh dengan coretannya.

"Waktunya dua puluh menit lagi." Merinding. Mysha merasakan itu, mendengar ucapan sang pengawas ia bisa merasakan sekujur tubuhnya merinding. Gadis itu pun kembali berkutik pada kertas putih yang ada didepannya ini.

"Kumpulkan sekarang!" Mysha pun mengumpulkan lembar jawaban itu tepat waktu, gadis cantik ini kembali duduk ditempatnya dan mengobrol dengan Zira.

"Lo mau ke kantin Sha?" tanya Zira.

Mysha menggeleng, "Males ah, mending tidur, lumayan setengah jam mah." ujar Mysha seraya terkekeh.

"Yaudah gue duluan ya," kata Zira.

"Yo!" seru Mysha.

Baru saja Mysha ingin berleha-leha dan istirahat karena lelah 2 jam sudah mengerjakan soal, Meira dan Shiren datang ke kelasnya. "Nih gue bawain bakso," ucap Meira.

"Makasi, gue ngantuk banget asli." jawab Mysha.

"Yaela makan bakso juga seger, yang pedes biar melotot." ucap Meira.

"Males gue di kantin, ada Revan." ujar Meira.

"Kenapa lagi lo sama dia?" tanya Mysha.

"Biasa, ribut. Heran gue, orang pacaran kalo gak kerjaannya jalan, pasti ribut." kata Shiren.

"Lo gak punya doi, jadi sirik. Ati-ati tar burik anunya," balas Meira.

"Udah ih makan, ngapa jadi bahas anu si?" tegur Meira. "Lagi juga gak usah dibahas ah." lanjutnya.

"Lo balik sama siapa Sha ntar?" tanya Shiren.

"Sama–"

Drtt.. Drttt...

Erlangga:
nanti balik sm gue, gue tunggu diparkiran. jgn nolak rezeki, ntr dipatok ayam nangis lo.

Setelah membaca itu, Mysha pun menatap Shiren. "Sama Erlangga."

Shiren dan Meira terdiam saling menatap, Mysha bingung. "Kenapa sih?" tanya Mysha.

"Cie.. Tanda-tanda celebek nih!"

"Apaan si lo pada?!" kesal Mysha dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan.

"Kok blushing?" goda Shiren.

"Tuh pipi merah.." tambah Meira.

"GUE GAK DENGERRRRR!!!" pekik Mysha.

"Kalo gak denger kenapa jawab, hayo?" Meira semakin membuat Mysha kesal.

"Tau ah!" Mysha sudah badmood gais.

"Dih baper.." Shiren berucap.

"PERGI JAUH-JAUH LO BERDUA SANA!" hal itu membuat Meira dan Shiren tertawa terbahak-bahak. Mysha hanya menunduk menutupi wajah merahnya.

וו×

Hello everyone! Maaf kalo banyak typo. Maaf kalo telat update hehe. Gimana cerita Mysha sampe sejauh ini? ada yang bosen?

Im so so sorry kalo ada kata yang membingungkan. Karena aku buatnya pake clue gitu, jadi, hati-hati ya bacanya.

Kalo suka jangan lupa vote! komen juga boleh💖💖💖

Terima kasih!!!

Insta: @nitaayunii

MYSHA [SELESAI]Where stories live. Discover now