Mysha || 04

436K 21.5K 776
                                    

Mysha adalah seorang model. Model yang ada dimajalah. Ia bisa mendapatkan uang dari sana jika sang Mama tidak memberinya uang. Tetapi, bukan berarti ia bisa bebas dengan uangnya. Ingat, ia bekerja jika ada panggilan saja.

Kalau bicara soal fisik, Mysha bisa terbilang hampir sempurna. Tubuhnya ideal, wajahnya pun sangat cantik, rambutnya berwarna cokelat alami, manik matanya sangat indah, hidungnya pun mancung.

Diana memiliki anak lagi yang bernama Gladis. Cewek itu kini ada diluar negeri, Gladis tengah menempuh pendidikannya disana.

Gladis mempercayai bahwa bukan Mysha lah yang sengaja membunuh Raya. Mysha bersyukur, masih ada yang mempercayainya. Sayangnya, kakaknya itu terlalu sibuk hingga jarang berkomunikasi dengan Mysha.

Kini, Mysha sudah siap dengan seragam sekolahnya. Bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Sarapan dulu," kata Diana yang melihat Mysha ingin pergi ke sekolah. Mysha tersenyum hangat kepada Diana juga Damar, lalu gadis itu pun duduk dikursi meja makan.

"Pagi, Mah, Pah." sapa Mysha lalu tersenyum.

"Nanti pulang sekolah kamu ikut Mama." ujar Diana.

"Kemana?" tanya Mysha penasaran. Pasalnya, Diana tidak pernah mengajaknya kemana-mana sebelumnya.

"Makam Raya." katanya. Mysha terdiam, detik selanjutnya ia mengangguk dengan cepat. "Iya Mah." jawab Mysha.

Mysha pun melanjutkan sarapan paginya, setelah selesai, ia berpamitan pada Diana dan Damar, setelah itu ia berangkat ke sekolah.

Mysha mengambil sepatu yang ada di rak, tiba-tiba, seseorang datang dan berniat ingin mengagetkan Mysha.

“Dor!”

"Yaampun, Kakak!" pekik Mysha terkejut melihat Gladis ada di depannya. Gladis tersenyum. "Hai," sapa Gladis lalu memeluk Mysha.

"Kakak kapan pulang?" tanya Mysha.

"Barusan sampe. Lo mau sekolah?" tanya Gladis. Mysha mengangguk.

"Kakak libur kuliah?" tanya Mysha.

"Iya, gue mau tinggal disini, dan kuliah disini." ucap Gladis.

Mysha membulatkan matanya terkejut bukan main, diluar negeri Gladis mendapatkan universitas yang cukup bagus. Mengapa Gladis lebih memilih untuk kuliah disini?

"Lo gak salah Kak?" tanya Mysha seraya menguncir rambutnya dengan asal. Mysha segera memakai sepatunya dan mengikat talinya.

Gladis menggeleng, "Engga." jawabnya.

"Gue disini buat jaga lo." ucap Gladis membuat lengkungan senyum terpancar di wajah cantik Mysha.

"Dah sana berangkat, nanti telat." ucap Gladis. Mysha mengangguk. "Bye!"

***

Mysha berjalan menyusuri koridor. Cewek yang dijuluki sebagai cewek gila ini terlupa akan rutinitas paginya.

Mysha menepuk jidatnya, merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya. Ia pun segera men-chatting Erlangga. Entah apa isinya, hanya Mysha dan Erlangga yang tahu.

Mysha memang seperti itu, setiap pagi selalu ingat akan rutinitasnya tentang Erlangga. Bahkan, kedua temannya itu bingung mengapa Mysha bersikap seperti ini.

Mysha senang bukan main melihat jawaban Erlangga. Ia jingkrak-jingkrakan dikelas. Senang sangat senang. Ini keberuntungan baginya. Erlangga mau mengantarnya pulang, dan ini, pertama kalinya Erlangga mengiyakan.

MYSHA [SELESAI]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora