Mysha || 73

293K 13.3K 535
                                    

"Lebih baik berjuang untuk menuju puncak bersama daripada menunggu sebuah perjuangan di atas puncak sendirian."

–o0o–

Kini, Mysha dan Meira tengah berada di perpustakaan. Ngomong-ngomong soal nilai, belakangan ini nilai Mysha benar-benar anjlok. Entah kenapa. Padahal, ia selalu belajar tanpa menunda-nunda waktu. Dan ini adalah waktunya ia tidak bermain-main lagi, Mysha sudah kelas 12, dimana perjuangan aslinya harus ia lakukan.

"Gue lupa cara ini, lo masih inget? pelajaran kelas 11." tanya Mysha pada Meira. Shiren tidak masuk sekolah hari ini karena ada urusan keluarga di luar kota.

"Masa lo lupa sih, Sha?" tanya Meira heran.

Mysha meringis, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gue bener-bener gak tau, Ra..." kata Mysha, "lupa." sambungnya.

"Jadi gini.." setelah Meira selesai menjelaskan cara tersebut kepada Mysha, Mysha mulai mengerti kembali. Entah mengapa gadis itu akhir-akhir ini jadi jarang mengurus dirinya.

Bu Raline: Bisa ketemu hari ini?

Mysha Adeline: bisa bu, jam berapa?

Bu Raline: Istirahat kamu keluar sekolah, kita ketemu di kafe nanti saya kirim lok nya

Mysha Adeline: baik bu

Meira melirik, "Siapa Sha?" tanya gadis itu.

"Bu Raline, ngajak ketemuan, gue gak tau." kata Mysha.

"Yaudah temuin aja, kali aja lo mau dikasih duit." kata Meira ngarang. "Gundulmu!" ucap Mysha. Meira hanya cengengesan saja.

"Sha, ke kantin yuk. Mumpung freeclass.." ajak Meira. "Sekalian liat dedek-dedek emesh lagi MOS!" lanjutnya.

"Males gue," ucap Mysha.

"Males kenapa?"

"Erlangga gak sekolah, jadi gak semangat." ujar Mysha menunduk lesu. Melihat disekitarnya, perpustakaan masih sangat sepi. Biasanya, jam segini sudah ramai. "kok sepi?" tanya Mysha pada Meira.

Meira menggidikkan bahunya, "Entah, lagi pada puasa baca kali." kata Meira. Mysha menghela nafasnya berat, ini lah yang Meira tunggu-tunggu, Mysha memperjuangkan Erlangga lagi dengan cara mengacaukan keseharian cowok itu. Karena ini adalah Mysha yang sebenarnya.

"Eh, mending lo coba telpon Erlangga. Siapa tau diangkat," usul Meira. Mysha hanya mengangguk saja, lalu ia mengambil ponsel berlogo apple itu.

"Berdering do–"

"Halo?" itu adalah suara Erlangga. Mysha menempelkan ponselnya ke dekat telinganya, duduk dengan tegap tidak seperti tadi yang lesu.

"Lo kemana aja Lang? gak sekolah? lo sakit? astaga, kenapa gak bilang gue sih? oh iya bukan siapa-siapa ya? hehe. Lo kenapa?" Mysha mulai bawel.

"Ada urusan mendadak." kata Erlangga.

"Beneran? gak lagi sakit? kalo lagi sakit gue madol nih, gue jenguk," ujar Mysha.

MYSHA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang