Mysha || 05

426K 22.2K 2.1K
                                    

Jam istirahat pun tiba. Seluruh siswa-siswi berbondong-bondong untuk memenuhi kantin guna mengisi perutnya yang kosong. Kini, kantin ramai dan padat akan penghuni.

Andai saja, kantinnya luas. Sayangnya, hanya beberapa meja makan saja, tak lebih dari dua puluh.

Mysha, Meira, dan Shiren memilih untuk makan di kelas saja. Walaupun sudah ditegur beberapa kali agar tidak makan dikelas karena ruangan kelas ber-Ac, mereka tetap saja melanjutkan aksinya itu tanpa henti dan protes.

"Boleh gak sih, gue bilang kalo gue masih sayang sama Sausan?" Shiren menanyakan hal tersebut pada dua sahabatnya ini.

Mysha menoleh kearah Shiren, "kenapa gak?" ujar gadis itu.

"Takutnya, kayak kesannya gue buta banget sama cinta. Padahal, emang gue tulus kok sayang sama Sausan. Dan soal gue mutusin dia, itu karena gue bener-bener lagi emosi aja." kata Shiren dengan nada menyedihkan. Gadis itu menunduk seraya menghela nafasnya sejenak.

"Terus? lo mau gimana? chat dia gitu? kalo dia udah punya pacar lagi gimana?" tanya Mysha.

"Ya gue tau, cuma ka-",

"Udah lah Ren, move on!" potong Meira cepat. “Lo begini juga karena masih keinget sama tuh cowok.”

***

Disisi lain, anak Geuvast tengah berkumpul di pojok kantin yakni adalah tempat tongkrongan mereka. Selain anak Geuvast, tidak ada orang lain yang boleh menginjak tempat tersebut. Ya terkecuali mendapatkan persetujuan dari ketua Geuvast, Erlangga.

Erlangga membakar rokok yang berada ditangannya, lalu menghisapnya. Erlangga memang seperti itu, dan, tidak masalah bagi teman ataupun keluarganya.

"Lang, nanti balik sekolah jangan lupa ke basecamp." ucap Darren.

"Ngapain?" tanya cowok itu.

"Gue mau bahas tentang masalah kemarin yabg gue kasih tau sama lo." kata Darren.

Erlangga mengangguk seraya mengacungkan jempolnya, "oke."

"Gercep ya, gak lama. Buat yang lain juga, gak ngaret. Ngaret? gue pastiin besok gak boleh nginjek tempat ini." kata Darren sadis.

"Iya, santai bro," ujar Aldito.

"Gue agak telat dikit," kata Erlangga.

"Lah, ngapain lo?" tanya Revan.

"Gue nganter Mysha balik dulu."

Revan mengernyitkan dahinya, pasalnya, Erlangga adalah tipekal anak yang malas bila disuruh hal-hal yang seperti ini.

Apalagi, pulang sekolah nanti ada perkumpulan anak Geuvast, yang pasti kegiatan mengantar Mysha pulang adalah suatu halangan, tetapi, mengapa Erlangga mau mengantar gadis itu?

"Oke deh, habis itu langsung ke basecamp." kata Darren seraya menepuk pundak Erlangga.

"Yauda, kita bubar. Nanti, jangan lupa." kata Erlangga mengingatkan. Mereka bertos ala-ala anak Geuvast, lalu bubar meninggalkan tempat. Dan Darren juga Rio pun kembali ke sekolah mereka.

***

KRIIINGGG!

"Yes! pulang!" seru Mysha bersemangat. Gadis itu segera mengemaskan barang-barangnya. Setelah selesai, Mysha mengecek kembali apakah barangnya ada yang tertinggal, dan ternyata tidak. Gadis itu pun menggendong tasnya dengan senyuman yang tak pernah memudar.

"Kenapa lo? seneng banget romannya." tanya Shiren yang kini tengah memasukkan buku-bukunya kedalam tas.

"Gue kan hari ini balik sama Erlangga, seneng lah!" seru Mysha lagi. Shiren dan Meira menggelengkan kepalanya. "Segitu kagumnya lo sama Erlangga?" tanya Meira pada Mysha.

Mysha mengangguk, "iya, kenapa?" tanya gadis itu.

"Ya gak apa, cuma, awas lo galau, gue gak mau ya denger lo curhat." kata Shiren.

"Gue curhat bukan tentang Erlangga aja lo pada gak dengerin kan? responnya cuma nyuruh sabar."

Jleb.

Shiren dan Meira terdiam, ya memang benar. Shiren dan Meira selalu tidak perduli akan masalah yang dialami Mysha, sedangkan Mysha, sangat perduli dengan masalah mereka.

"Yaudah ya, gue balik dulu! lo berdua hati-hati!" seru Mysha seraya melambaikan tangannya pada Shiren dan Meira.

Mysha berjalan dengan langkah senang seraya bersenandung kecil, menuju parkiran untuk menemui Erlangganya.

Mysha pun tiba, ia melihat Erlangga disamping mobilnya sedang berbicara di telfon dengan seseorang.

"Yaudah, balik dari basecamp gue kesana. Lo jangan kemana-mana, obatnya jangan lupa diminum." kata Erlangga pada seseorang yang ada ditelfon tersebut. Lalu Erlangga menutup panggilan tersebut. Mysha mengernyitkan dahinya bingung.

"Siapa Lang?" tanya Mysha penasaran.

"Masuk, gue buru-buru mau ke basecamp." kata Erlangga, Mysha mengangguk dan duduk di kursi belakang. Erlangga pun masuk ke dalam mobil.

Erlangga memperhatikan Mysha lewat kaca yang ada diatas, Mysha yang merasa diperhatikan menjadi gugup dan salah tingkah. "Kenapa? kok lo liatin gue gitu banget?" tanya Mysha.

"Duduk didepan, gue bukan sopir lo."

Mysha tersentak, lalu tersenyum, iapun mengangguk. Lalu ia turun dari mobil, dan masuk kedalam mobil kembali.

Diperjalanan, Mysha yang selalu saja mengoceh, dan Erlangga hanya menjawab dengan jawaban yang seharusnya ia jawab.

"Lo peka gak sih Lang kalo gue suka sama lo?" tanya Mysha pada Erlangga yang tengah fokus menyetir.

"Hah?"

"Iya, gue suka sama lo, bahkan sayang hehe.." ujar Mysha blak-blakan menampilkan cengiran yang ada diwajahnya, jujur, Mysha memang cantik. Entah kenapa Erlangga tidak mau meliriknya itulah yang membuat Mysha geram.

"Hm,"

"Ish! singkat banget sih Lang! kesel gue." kata Mysha lalu memalingkan wajah dan badannya ke arah depan, dengan bibir yang dikerucutkannya.

Gadis itu melipat tangan didepan dadanya, dengan wajah kesal. Erlangga meliriknya, tanpa sadar Erlangga menarik ujung bibirnya dan tersenyum.

"Lo marah?" tanya Erlangga.

"Gak."

"Bener?"

"Hm."

Ya, Erlangga tau, bahwa gadis itu tengah marah kepadanya.

"Yakin gak marah?" tanya Erlangga santai, tidak ada nada ketus yang terdengar.

"Gak peka banget sih Lang jadi orang!" ketus Mysha yang masih saja memalingkan wajahnya.

"Maaf."

"Terserah!" kata Mysha tanpa melihat wajah Erlangga.

"Sebagai permintaan maaf, gue jemput lo nanti malem jam tujuh." kata Erlangga sontak membuat Mysha tersenyum senang bukan main. Gadis itu menatap Erlangga.

"Ngapain?" tanya gadis itu seraya memposisikan badannya agar menatap Erlangga.

"Dinner."

ΔΔΔ

MYSHA [SELESAI]Where stories live. Discover now