Mysha || 10

349K 18.1K 335
                                    

Kini, hanya satu orang yang masih bisa Mysha percaya untuk bercerita. Dia adalah sahabat kecilnya. Sahabat yang selalu ada ketika dirinya jatuh, sahabat yang selalu ada ketika dirinya dilanda masalah.

Mysha terbangun, mengedarkan pandangan ke sekitar dan ini bukanlah kamarnya ataupun rumahnya. Ia mengingat kejadian apa yang menimpanya hingga membuatnya tidak sadarkan diri.

"Engghh-" eluh gadis itu, ia memegangi kepalanya yang terasa nyut-nyutan. Mysha mencoba membenarkan penglihatannya, melihat ada seseorang di depannya tengah duduk.

"Kamu udah sadar? minum dulu." kata wanita paruh baya yang kini berada di depan Mysha. Lalu wanita itu memberikan segelas air pada Mysha, dengan senyum kikuk Mysha menerimanya.

"Makasih, Tante." ucap Mysha.

"Sama-sama, kamu temennya Erlangga?" tanya wanita itu pada Mysha.

Mysha mengangguk, "iya Tan." jawab Mysha seadanya.

"Oh, Saya Mamanya, Elise. Nama kamu siapa?"

Mysha tersenyum sopan pada Elise. "Aku di rumah Erlangga Tante? Aku Mysha Tan." tanya gadis itu.

Elise mengangguk, "Oh, iya." lalu ia tersenyum.

"Erlangganya mana Tan?"

"Dia pergi sama temen-temennya, katanya sih, mau ke basecamp." ucap Elise.

Mysha mengangguk memberikan respon pada Elise. Gadis itu mengedarkan pandangannya lagi, melihat foto-foto yang ada di sana. Mysha tersenyum, melihat betapa harmonisnya keluarga Erlangga.

"Ini, siapa Tante?" tanya Mysha saat melihat sebuah foto Erlangga dengan seseorang. Ya memang, hatinya sangat sakit. Erlangga merangkul gadis itu dengan sayang. Dan lebih menyakitkan lagi, Erlangga tersenyum saat itu. Erlangga terlihat bahagia disana. Mysha mencoba untuk berpikir positif, ah mungkin saja itu Kakaknya.

"Ah ini," Elise menggantung ucapannya, "Dia namanya Yara." ucap Elise selanjutnya.

Mysha mengangguk mengerti atas ucapan Elise, terlintas dibenaknya untuk bertanya kembali. "Siapanya Erlangga, Tan?"

Elise terkekeh mendengar pertanyaan Mysha tadi, gadis itu benar-benar ingin tau tentang Erlangga.

"Kamu suka sama Erlangga?" tanya Elise sontak membuat pipi Mysha merah merona. "Ah, enggak Tan." bohong Mysha seraya menggelengkan kepala.

Elise mengambil foto tersebut, menatapnya dengan senyuman. "Yara, orang yang paling Erlangga jaga."

"Erlangga sayang sekali sama Yara. Dari kecil, mereka selalu bareng-bareng. Sampai suatu saat, Yara dikabarkan sakit. Gagal ginjal. Dan mereka kepisah, Yara menjalani pengobatan diluar Negeri. Dan dia masih sakit, karena pekerjaan Ayahnya ada disini, akhirnya Yara ditangani disini." kata Elise. Tatapan Elise berubah menjadi sendu. Lalu wanita paruh baya itu menatap Mysha, Mysha gugup. Ia menutupi gugupnya itu dengan senyumannya.

"Yara sayang sama Erlangga, bahkan cinta."

"Oh-oh ya.. Tan?" Mysha mencoba memanimalisir perasaannya.

Elise mengangguk, "Tapi, gak tau Erlangganya." kata Elise.

"Kayaknya, Erlangga juga sayang deh Tan." kata Mysha.

"Tante gak tau soal itu, biar Erlangga yang memilih." kata Elise seraya tersenyum.

"Ini beda lagi, terus, yang kemarin siapa?" batin Mysha. Gadis itu terbengong. Membuat Elise bingung.

Elise sedikit mengguncang tubuh Mysha, membuat gadis itu tersadar akan lamunannya.

"Kamu gapapa?"

"Gapapa Tante, hm, kalau gitu, Mysha pamit pulang ya Tan. Salam buat Erlangga. Makasih banyak Tan, maaf ngerepotin," kata Mysha sopan.

Elise mengangguk, "Hati-hati."

***

Mysha memilih pulang jalan kaki daripada naik taksi ataupun ojek online. Karena ongkosnya kali ini benar-benar pas-pasan untuk membeli pulsa internet guna mengabari Erlangga.

Mysha menemukan konter dipinggir jalan, gadis itu berjalan ke arah konter tersebut untuk membeli pulsa.

"Bang, pulsa ceban."

"Nomornya neng?"

"Yeh, jangan modus ya bang! saya bisa nulis langsung disini, tanpa diminta sama abang!" sengit Mysha membuat penjual pulsa tersebut kebingungan.

"Lah kan neng mau beli pulsa, ya saya minta atuh nomornya buat dikirim." kata penjual tersebut.

Mysha menyengir tanpa dosa, "oh iya ya. Sorry bang, lagi ngablu hehe." kata Mysha lalu menulis nomornya di buku yang telah disediakan.

Mysha memberikan uang dua belas ribu pada abang-abang pulsa tersebut.

"Makasih bang."

"Sama-sama neng."

Mysha pun pergi dari konter itu, melihat bahwa pulsanya telah sampai. Mysha segera memaketkannya.

Ia mencari kontak seseorang, segera memberikan pesan kepada seseorang. Gadis itu tersenyum senang, yang diberikan pesan telah membalasnya.

Erlangga
Keano itu musuh gue.

Deg

Mysha terdiam sesaat. Jadi, Keano yang menjabat sebagai mantan kekasihnya itu ialah musuhnya Erlangga? Mysha tidak percaya ini, bagaimana bisa?

Gadis itu takut jika Erlangga benar-benar menjauhinya, baginya, satu masalah muncul lagi. Mysha terduduk diatas trotoar pinggir jalan. Gadis itu mendesah frustasi, mengusap wajahnya kasar hingga terdengar suara mobil yang sangat kencang melewatinya dan ...

Mobil tersebut melewati gadis itu dengan kecepatan yang sepertinya maksimal. Hingga sebuah cipratan kubangan air mengenai gadis itu.

"Ah! Sial banget sih gue!"

ΔΔΔ

MYSHA [SELESAI]Where stories live. Discover now