Mysha || 13

344K 19.1K 875
                                    

Hari senin pun tiba. Seperti biasanya, kegiatan rutin dihari senin lebih tepatnya dipagi hari yang cerah ini semua murid wajib mengikuti upacara bendera.

Semua keluh kesah mereka keluarkan saat pembina upacara tengah beramanat.

"Mana pak Eko lagi, bisa dua jam dia ceramah disini." desis salah satu murid seraya mengipas-ngipasi lehernya yang dipenuhi oleh keringat.

Hari ini adalah hari yang paling dibenci seluruh murid, terutama Mysha. Gadis itu mengipasi lehernya dengan topi yang dikenakannya. Ia mengerutuki pak Eko yang kian hari ceramahnya makin meningkat lamanya.

BRUK

Saat Mysha tengah menghembuskan nafasnya berkali-kali seraya mengipas-ngipasi lehernya dengan topinya, seorang siswi pingsan di kakinya. Mysha sontak kaget, tak lama gadis itu membantu anggota UKS untuk membopongnya dari sana.

"Lo jagain Meira disini, gue panggil kepala dokter dulu." kata anggota UKS itu seraya pergi meninggalkan UKS.

Kini, Mysha benar-benar berdua dengan Meira. Gadis itu entah mengapa merasa canggung, Mysha beberapakali menatap Meira yang pingsan.

"Engghh-" eluh Meira yakni sudah terbangun.

"Gue dimana?" tanya gadis itu.

"Di UKS." jawab Mysha singkat. Lalu ia menyodorkan minuman pada Meira.

"Minum dulu." ujar Mysha. Meira menerima gelas itu lalu meminumnya.

"Makasih." ucap Meira.

Mysha mengangguk, "sama-sama, kalo kenapa-kenapa wa gue aja. Gue mau ke kantin beli makan buat lo." kata Mysha lalu meninggalkan Meira sendiri di UKS.

Meira menghela nafasnya sejenak, ia celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang. Shiren. Kenapa gadis itu tidak ada disini?

Mysha kembali dengan membawa semangkuk bubur ditangannya. "Makan dulu, Ra." katanya.

Meira baru saja ingin mengeluarkan kata-kata, Mysha sudah menjawab. "Gak pedes seperti biasa lo beli, gak gue racunin juga." ucap Mysha. Meira mengangguk akan itu.

Baru saja Meira ingin mengambil mangkuk itu dari tangan Mysha, kepalanya kembali berdenyut. Ia refleks memegangi kepalanya itu.

"Biar gue aja yang suapin,"

"Thank's."

Mysha mengangguk, "Lo masih marah sama gue?" tanya gadis itu to the point.

"Biar gue jelasin. Gue ada masalah di rumah, dan itu, buat gue frustasi setengah mati. Gue berangkat ke sekolah dengan keadaan kacau, dan dijalan gue ketemu Keano. Dia nenangin gue dengan kata-katanya. Dan pelukan itu, pasti kalo lo di posisi gue lo ada masalah berat, dan yang di depan lo memberi lo semangat, apa lo bakal diam aja? gak ada rasa mau meluk dia nyari ketenangan?"

Meira masih terdiam. "Oke gak penting masalah keluarga gue itu. Sekarang, intinya kalo lo udah gak mau jadi temen gue bahkan sahabat gue its okey Ra gue ngerti. Gue emang bikin ilfeel, gue bikin lo dan Shiren malu, tapi, itu salah satunya cara gue nutupin semuanya. Persetan lo percaya apa gak, intinya gue udah jelasin." pernyataan Mysha membuat Meira berpikir berkali-kali, bahkan mungkin ratusan kali. Meira berpikir, bila ia berada diposisi Mysha ia akan melakukan hal itu, pasti.

"Foto itu?"

"Foto itu diambil mungkin sama orang yang gak suka sama gue." jawab Mysha setenang mungkin.

"Berarti, gue salah paham ya Sha? i'm sorry."

"Jauhin gue aja kalo semisal temenan sama gue buat Revan jauh dari lo. Tapi tenang aja, gue selalu bantu lo kalo lo susah." ucap Mysha.

"Sorry Sha, ini, demi Revan.." kata Meira lirih.

Mysha mengangguk mantap. "Gapapa, goodluck." ucap Mysha seraya menepuk pundak Meira.

"Gimana sama Revan? dia ngejauhin lo? apa gak?" tanya Mysha.

"Kayaknya, iya. Dia beda."

***

Mysha berjalan menyusuri koridor, ia ingin menemui Revan sekarang. Gadis itu sudah berpikir panjang jika harus dihujat disana, apalagi, ada Erlangga.

Dan masalah Erlangga? Mysha akan tetap berusaha menjelaskan segalanya pada cowok itu.

Gadis itu sudah berada di depan Erlangga sekarang, yang berarti ada Revan disana.

"Gue mau ngomong sama lo." ucap Mysha dengan nada datar.

"Paan?"

"Gak disini." ujar Mysha ketus.

"Disini aja, jangan buang-buang waktu gue."

Erlangga yang melihat itu menatap Mysha kebingungan. Ia berusaha tidak perduli akan keberadaan orang di depannya ini.

"Tolong, jangan jauhi Meira." ucap Mysha pada Revan, respon cowok itu hanya diam menaikan satu alisnya. "Kenapa?" tanya cowok itu.

"Langsung ke point aja. Gue tau lo jauhi Meira karena Meira temen gue. Dan lo beransumsi bahwa gue punya niat yang gak baik untuk kalian, tentang Keano. Nyatanya enggak sama sekali, lo semua salah paham. Dan, disini, gue udah gak berteman atau dekat sama Meira. Gue ngalah, gue ngejauh dari Meira kalo lo masih beransumsi bahwa gue punya niat jahat sama Keano dengan cara deketin Erlangga."

"Nyatanya enggak, gue suka sama Erlangga real. Gak ada sangkut pautnya sama ini." Mysha menjeda ucapannya sebentar, menghela nafasnya berkali-kali menahan air mata yang ada dipelupuknya.

"And, gue udah jauh dari Meira. Tolong, jangan jauhi dia. Dia gak salah apa-apa, tolong jangan buat Meira sakit hati, gue mohon. Disini, yang salah gue." kata gadis itu. Dan tiga lelaki ini hanya terdiam mendengar penuturan Mysha. Disini, dari raut wajah Mysha, tidak nampak kebohongan disana. Ia mengungkapkannya real, berdasarkan fakta.

"Van, gue mohon.. Demi Meira."

"Hm, oke." pasrah lelaki itu. Membuat Mysha tersenyum senang walau yang ditampilkan adalah senyuman hambar.



Jangan lupa vote&komen❣

MYSHA [SELESAI]Where stories live. Discover now