Mysha || 32

318K 16K 505
                                    

"Apa mungkin kita dapat bersatu? mengukir kembali kenangan yang pernah selesai waktu itu? hingga kita dapat melupakan caranya berpisah? apa bisa?"

-Mysha Adeline Shunie
🙊




"Lang? lo jago main gitar kan?" tanya Mysha.

"Iya."

"Ajarin gue dong, minggu depan ada acara pentas seni sebelum kelas 12 ujian." kata Mysha.

"Gimana?"

"Ajarin gue," pinta Mysha. Gadis itu mengencangkan suaranya, "Ya ya ya? mau ya bantu gue? gue disuruh tampil nyanyi sambil main gitar,"

"Yaudah." kata Erlangga, hal itu sontak membuat Mysha senang.

"Kalo gitu, setiap pulang sekolah gue bareng sama lo ya? kita belajar gitar di rumah lo." kata Mysha.

"Hm."

"Apa? gak denger!" teriak Mysha.

"Iya."

"Yang keras!"

"Iya, Mysha." Erlangga menaikkan volume bicaranya.

"Nah gitu dong, hehe!"

***


"Makasih Lang udah nganterin!" kata Mysha.

"Sama-sama." balas Erlangga.

"Gak mau mampir du–"

"Siapa itu Mysha?" suara tersebut sontak membuat Mysha dan Erlangga menoleh. "Temen Ma, calon pacar tepatnya." kata Mysha.

"Gak disuruh masuk? pelit banget kamu, Nak." kata Merlina.

Mysha cengengesan, "Hehe, Lang, mau masuk?" tanya Mysha seraya menatap ke Erlangga.

"Engga, udah sore. Tan, saya pamit mau pulang. Udah sore." kata Erlangga seraya tersenyum.

"Ah ya, makasih udah nganter Mysha ya." kata Merlina. Lalu Merlina masuk ke dalam rumah.

"Makasih Lang sekali lagi." ujar Mysha.

"Iya Sha, sama-sama." jawab Erlangga seraya menyalakan mesin motornya.

"Dah, hati-hati!" kata Mysha seraya tersenyum sembari melambaikan tangannya pada Erlangga.

"Besok gue jemput."

Mysha terdiam, bibirnya mengatup sempurna. Hal ini yang ditunggu-tunggu olehnya, tanpa meminta sudah ditawarkan.

"Oke!" seru gadis itu.

***

Mysha masuk ke dalam rumah, berganti pakaian selayaknya orang di rumah. Gadis itu memainkan ponselnya, seraya memakan camilan yang ia beli waktu itu.

"Kamu udah makan?" tanya Merlina.

"Belum, Mah." jawab Mysha.

"Makan dulu."

"Pake apa Mah?" tanya Mysha.

"Tahu dan tempe, seadanya ya." kata Merlina.

Mysha mengangguk, lalu tersenyum. "Gue harus bisa terbiasa." gumamnya dalam hati.

"Yaudah Mama mau ke rumah Tante Rani, kamu di rumah jangan kemana-mana. Kalau ada orang nyari Mama, bilang aja Mama gak ada. Motor Mama bawa." kata Merlina lalu pergi dari hadapan Mysha.

"Iya Mah. Hati-hati."

Setelah Merlina pergi, Mysha bangkit dari duduknya. Dengan pakaian kaos oblong, dengan jeans hitam pendek Mysha pergi ke dapur untuk mengambil sapu.

Mysha menyapu seluruh ruangan, sudut yang ada di rumah ini. Setelah selesai, gadis itu mengambil bak kecil dan diisi air beserta cairan pengharum lantai. Seperti yang ia kerjakan tadi, mengepel seluruh ruangan hingga bersih dan wangi.

Tok Tok Tok

Mysha menghentikan aktivitasnya sebentar, menoleh kearah pintu.

"Siapa sih," gumamnya.

Mysha membawa alat pel tersebut menuju pintu, dibukanya pintu sehingga nampaklah dua orang lelaki berbadan kekar ada dihadapannya saat ini dengan membawa map atau apalah Mysha tidak mengerti.

"Siapa ya?" tanya Mysha jutek.

"Ibu Merlina ada?" tanya salah satu pria itu.

"Gak ada, ngapain nyari Mama saya?" tanya Mysha.

"Anda siapanya Ibu Merlina?"

"Saya anaknya, kenapa?!" tanya Mysha geram.

"Oh anak adopsi."

"Maksud bapak apa ya bilang kayak gitu? langsung ke point aja deh, buang-buang waktu saya lagi ngepel!" pekik Mysha.

"Hari ini jadwalnya Ibu Merlina membayar hutang." kata pria itu. "Jangan bohong ya, dimana Merlina?!"

"Saya bilang gak ada ya gak ada!" bentak Mysha.

"Hutang Mama anda sangat banyak, mana dia?!"

"Memang berapa hutang Mama saya?" tanya Mysha.

"Satu miliyar."

"Hah?! dengan siapa Mama saya berhutang?"

"Sebenarnya, bukan Mama anda. Tapi, Ayah anda." kata pria itu.

"Lalu?"

"Ayah anda terlibat korupsi disuatu perusahaan bos kami, dan totalnya satu miliyar. Ibu Merlina, berjanji akan melunasi itu semua,"

"Saya tanya, dengan siapa Ayah saya berhutang?!"

Mysha masih menyimpan beberapa pertanyaan yang ada didalam kepalanya. Gadis itu terdiam sejenak lalu melanjutkan kembali ucapannya dan juga lontaran pertanyaannya.

"Apa konsekuensi jika Mama saya tidak membayar hutang dengan secepatnya?" tanya Mysha dengan nada bicara sedikit takut.

"Penjara." Mysha mengatupkan kedua bibirnya. Ingin melanjutkan lagi pertanyaan selanjutnya.

"Be–berapa lama waktu yang diberi?"

"Dua bulan ini harus lunas."

Mata Mysha berkaca-kaca.

"Dengan siapa Ayah saya berhutang?" tanya Mysha dengan bibir getar.

"Dengan Ibu Elise."

Deg

וו×

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAA


MYSHA [SELESAI]Where stories live. Discover now