Bagian Satu (4)

62.9K 4.7K 86
                                    

Hari semakin gelap. Delzaka menunggu informasi Joviette di tempat sepi, sementara Labelina berhasil ditenangkan setelah diberi makan. Dia mengunyah apa saja pemberian ksatria seperti kelinci peliharaan.

Bocah itu ..., sungguh tidak ada hubungannya dengan Hara, 'kan? pikirnya memperhatikan Lala sembari bersandar di pohon besar. Mata mereka terlalu sama untuk dikatakan tak memiliki hubungan darah.

Tiga puluh menit kemudian, sosok yang ditunggu-tunggu akhirnya kembali. Tingkah ganjil Joviette yang terkesan buru-buru menandakan bahwa dia mendapatkan berita besar.

"Margrave, ada kabar baik dan buruk yang saya dapat mengenai rumah itu. Anda ingin dengar yang mana dulu?" tawar Joviette dengan peluh membanjiri dahi.

"Kabar baik dulu."

Joviette hampir menangis saat berkata, "Kabar baiknya adalah saya yang berhasil kembali hidup-hidup kepada Anda."

Para ksatria yang mengerumuni Delzaka mengernyitkan alis. Memangnya itu kabar baik?

"Seandainya saya tadi ketahuan menyelinap masuk, mungkin saya akan dikuliti hidup-hidup!"

Seburuk itukah? "Lalu, apa berita buruknya?"

Joviette menelan ludah, siap mengagetkan Sang Dewa Petir beserta seluruh bawahannya, "Rumah itu adalah tempat perdagangan anak-anak!"

Wilayah Aslett yang dilindungi Delzaka dan dikelola oleh Tuan Duke ini melarang perdagangan manusia. Seluruh bentuk transaksi menyimpang berhasil ditumpas sejak Delzaka menyerahkan gelar pada putranya. Tak disangka hal kotor semacam itu masih ada.

"Joviette, kau sungguh tidak salah informasi?" tanya Vincent memastikan.

"Saya yakin! Saya benar-benar menyelinap ke dalam karena pintunya terbuka. Di rumah itu ternyata ada ruang bawah tanah yang mengurung puluhan anak-anak yatim piatu!"

"Astaga, beraninya tikus-tikus itu bertindak seenaknya di Aslett!"

"Margrave, kita harus menangkap mereka sekarang!"

Disaat para ksatrianya tersulut murka, Delzaka menoleh heran ke arah Labelina yang masih asyik mengunyah. Bagaimana si Buntal tahu tentang rumah itu? Apa dia salah satu korban yang berhasil melarikan diri?

Dengan kaki pendeknya yang seperti bonsai itu?

"Joviette, ada berapa penjaga di sana?"

"Sekitar tujuh belas, Margrave."

Baiklah, aku sendiri mampu menghabisi mereka semua. Tapi, banyak anak kecil harus dievakuasi. Gawat bila ada yang dijadikan sandera. "Vincent, kau tunggu di sini dengan Buntalan. Yang lain ikut aku menyergap!"

*****

Langit gelap telah didesak oleh matahari terbit ketika Delzaka dan pasukan kecilnya selesai mengurus tempat ilegal tersebut. Mereka berjalan keren memunggungi ufuk timur dengan disambut oleh pujian serta sorak sorai masyarakat sekitar.

Tiga puluh empat anak yang menjadi korban akan dipindahkan ke panti asuhan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebab, seluruh panti asuhan di wilayah Aslett telah disponsori langsung olehnya.

"Ayo kembali, Vincent. Semua sudah beres." Para pelaku yang berhubungan dengan tempat itu akan dibawa ke kastil untuk eksekusi mati di hadapan orang-orang.

"Baik, Margrave. Saya akan mengantar anak ini ke panti asuhan yang sama," ujar Vincent, bangkit berdiri dengan Labelina yang lagi-lagi nyenyak di gendongannya.

"Tunggu."

"Ya?"

"Khusus anak itu, bawa dia ke kastil."

"Eh?"

Sebagai bentuk terima kasih karena telah memberitahu lokasi perdagangan itu, Delzaka akan bantu menyebarkan pengumuman 'dicari orang tua si Buntal' dan mengijinkan dia tinggal di kastil sampai orang tuanya ditemukan.

Vincent merasa mendengar hal yang mustahil barusan. Apa aku sedang bermimpi indah? "Ma-margrave, tolong katakan sekali lagi agar saya yakin ini bukan mimpi!"

Apa, sih? Reaksi Vincent terlalu berlebihan. Membuat malu saja! "Aku tidak mengulang ucapanku dua kali!" gertak Delzaka telah menaiki kudanya sendiri. Sang kuda pun melaju kencang diikuti sejumlah ksatria dengan gagah berani.

*****

Seperti yang Vincent duga, seluruh penghuni kastil heboh ketika Tuan Margrave kembali dengan membawa anak laki-laki berusia empat tahun yang mirip dengan mantan Nona mereka.

Delzaka tak terlalu mempedulikan reaksi para pekerjanya. Dia hanya asal menunjuk salah satu pelayan untuk merawat si Buntal. "Kau adalah pengasuhnya mulai sekarang!"

"Ba-baik, Margrave."

Sementara di tempat lain, jauh di kastil yang lebih dalam, seorang butler buru-buru menyampaikan informasi pada Tuan Muda yang dia layani.

"Tuan Muda, Margrave telah kembali. Beliau juga membawa seorang anak kecil," lapornya, menunduk takut.

Danzelion, remaja tiga belas tahun itu menutup buku begitu dia merasa terusik dengan laporan si butler.

"Hmm, dia bawa oleh-oleh rupanya."

To be continue...

*.*

*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*

Part selanjutnya Bher up satu minggu sekali ya, kecuali temen2 rajin komen :)

Ini sambil proses revisi juga jadi maaf kalau layout-nya berubah tiba-tiba. Sekian, terimagaji.

Be My Father?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang