Bagian Lima (2)

40K 3.8K 117
                                    

Pena bulu di tangan Gestan yang dia goreskan ujung tintanya pada kertas berhenti bergerak. Raut wajahnya tidak berubah secara signifikan, namun sesungguhnya ada sesuatu yang mengganggu sejak ia melihat bocah yang diakui sebagai peliharaan Danzel itu membuka mata. 

"Dores."

Suara bass berdengung di telinga sang Asisten. Lantas, pria itu mendongak dari dokumen yang sedang dia kerjakan. "Ya, Tuan Duke?"

Jelas kentara sekali keengganan Duke saat mulutnya menyebut nama, "Harazelle."

Sejenak Dores terkejut. "Ya? Kenapa dengan Nona Hara?"

"Kau bilang dia punya anak perempuan?"

Pertanyaan ini, tiba-tiba sekali? Padahal selama enam tahun kepergian Nona Hara dari kastil, Tuan Duke tidak pernah sekalipun menyebut nama perempuan itu.

Dores membenahi letak kacamatanya sebelum menjawab tanpa keraguan. "Benar, Tuan Duke. Seperti yang saya laporkan terakhir kali, Nona Hara tinggal di wilayah bangsawan Atlanika. Hubungan rumah tangga Nona dengan suaminya sangat baik dan ..., mereka dikaruniai satu anak perempuan."

Dores mengulang informasi tersebut berdasarkan apa yang ia peroleh beberapa tahun silam. Sebetulnya, Tuan Duke tidak pernah menitahkan padanya untuk mengorek kabar tentang Nona Hara.

Dores hanya melakukannya sukarela dan terus melaporkan apa yang ia dapatkan secara berkala. Tiap kali Dores memberi kabar, Tuan Duke sama sekali tidak menggubris. Namun, Tuannya itu juga tidak merasa terganggu atau mencoba menghentikannya.

Gestan Aslett hanya diam sembari melanjutkan kesibukannya tanpa berkomentar seakan-akan itu hanya berita kecil yang tidak penting.

Tapi, ada apa dengan Tuan Duke hari ini? Tak ada angin tak ada topan beliau tiba-tiba menanyakan anak Nona Hara. Apa benar manusia berhati dingin yang bekerja di seberang mejanya ini sungguh Tuan Duke?

"Apa Anda ingin saya mencari informasi lebih tentang putri Nona?"

"Tidak."

Alis Dores terangkat bingung. Lalu buat apa Tuan Duke tadi memastikan anak Nona Hara adalah perempuan?

Sedari muda Dores telah mendapat ajaran ketat dari keluarga Baron Charlios tentang bagaimana cara melayani Duke. Menjadi asisten pribadi yang bersumpah setia pada pemimpin Aslett merupakan kebanggaan tersendiri bagi Charlios.

Pemikiran itu pun secara otomatis mendarah daging dalam diri Dores. Ia merasa sangat terhormat bisa melayani Duke seperti generasi-generasi sebelumnya.

Hanya saja, Dores mengalami tekanan batin akhir-akhir ini. Ayah Dores diakui oleh Duke Amberly. Sedangkan para Charlios sebelum-sebelumnya pun dipercaya oleh Duke yang mereka layani pula.

Duke Gestan adalah satu-satunya pengecualian. Jika ditanya siapa penguasa paling krisis kepercayaan, maka dialah orangnya.

Gestan tidak serta merta membeberkan masalah krusial pada sembarang orang, bahkan pada Dores yang seorang asisten pribadi.

Duke terbiasa memikirkan solusinya sendiri dan menyampaikan perintah pada yang bersangkutan langsung ketimbang menugaskan Dores menjadi perantara. Mengandalkan orang lain adalah tindakan mahal baginya.

Wajar bila sebagai Charlios, harga diri Dores sedikit terluka.

Namun, apa daya. Dores tak memiliki hak untuk memprotes. Keputusan Duke adalah mutlak dan tidak mungkin dia yang hanya seorang rendahan berani meragukannya.

"Bayi itu."

Suara sang Duke menyadarkan lamunan Dores kembali ke dunia nyata. "Maaf, Tuan Duke? Anda bilang sesuatu?"

"Bayi yang dipungut Danzel. Dia laki-laki, 'kan?"

"Oh, maksud Anda teman Tuan Muda?" Terlalu kasar menyebut manusia sebagai 'peliharaan' sehingga Dores mengganti dengan yang lebih sopan. 

"...,"

Diamnya Duke berarti benar. Tentu saja Tuan Duke membicarakan anak itu. Siapa lagi kalau bukan?

"Benar. Saya dengar namanya Lala. Bukan dipungut Tuan Muda, tapi dia dibawa oleh Margrave sendiri beberapa hari lalu. Tuan Muda tampaknya tertarik dengan anak itu."

Lagi-lagi Duke bersikap cuek soalah ia tidak membutuhkan informasi tersebut.

"Suruh Danzel makan bersamaku nanti malam."

"Baik." Biasanya, jika sudah begini, Tuan Duke akan membicarakan hal penting pada orang yang dia ajak makan bersama. Ku rasa kali ini beliau akan membahas tentang Lala.

Lagi pula membiarkan balita berkeliaran di kastil adalah sesuatu yang mustahil. Mereka makhluk kecil super aktif bisa mengusik ketenangan Duke. Hanya masalah waktu sampai Danzel merasa bosan, Duke pasti akan segera mengusirnya.

"Lalu...,"

"Ya?"

"Pastikan kamarku tidak berlubang."

"Maaf?"

Mungkin sedikit berlebihan, tapi memang bayi itu pandai memanfaatkan ukuran mungilnya. Andai bantalnya tadi tidak bergerak, Gestan mungkin tidak akan menyadari keberadaan Labelina.

"Jangan ada celah atau bayi itu akan menyelinap masuk."

*****

Sisanya up nanti malam, ya😋

Bher tunggu komen2nya.

Be My Father?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang