Bagian Sebelas (3)

26.9K 2.9K 9
                                    

"Liat itu! Liat itu!"

Apa, sih? Sejauh mata memandang, hanya keramaian orang-orang yang dua pria itu dapati. Apa bagi balita itu merupakan hal yang menarik?

"Itu, ada Bibi. Tadi Lala pelgi kalna ikut Bibi."

Gestan awalnya tak begitu mengindahkan lantaran telunjuk kecil Labelina mengarah ke tempat yang tidak spesifik.

Namun, ketika sosok asing secara sekelebat membuatnya terngiang ucapan Lala tempo hari, barulah Duke menyuruh kusir menghentikan kereta.

Diantara banyaknya manusia yang berlalu lalang di pusat kota St.West, ada seorang wanita ramah dengan gaun merah keluar dari ruko. Tidak ada yang mencolok dari penampilan wanita tersebut, kecuali rambut keriting dan tahi lalat di bawah hidungnya.

"Bibi punya lambut lingkalan-lingkalan. Bawah hidungnya ada meces cokelat."

"Kau menunjuk orang dengan pakaian merah itu?" tanya Gestan memastikan.

"Iya. Itu Bibi."

*****

Sejak insiden ramuan versat, Duke merasa tidak ada salahnya mencoba menyelidiki petunjuk dari anak kecil. Dia pun lekas menitahkan Joviette mengikuti seseorang yang Lala sebut sebagai 'Bibi' tersebut.

Pada malah harinya, Jov langsung melaporkan hasil penyelidikan. Duke tidak menolak kedatangan Joviette meskipun malam hampir melewati pertengahan.

"Ophelia Woods, dia adalah sepupu Senorita Bliss yang kabarnya suka mengelana. Selain menjadi relawan dan apoteker, dia juga banyak melakukan penelitian tentang tumbuhan," lapor Jov.

Duke belum pernah mendengar nama Ophelia Woods di acara Persidangan Evaluasi. Mungkin wanita itu memang tidak berniat menunjukkan hasil penelitian padanya.

"Bujuk dia menemuiku besok pagi."

"Baik, Tuan Duke."

Joviette mengira Duke tidak akan menyampaikan apa-apa lagi. Ketika dia hampir membungkuk pamit, pria dengan kimono gelap yang tampak acuh tak acuh sedang membaca buku tebal di atas ranjang itu mengatakan sesuatu yang amat mengejutkan.

"Aku akan mengembalikan pangkat lamamu. Tapi sebelum itu, jadilah pengawal anak itu selama dia tinggal di kastil."

"Ta-tapi, Tuan Duke, bagaimana dengan Sir Toby?"

Sebelum dipecat, Toby adalah junior sekaligus bawahan yang paling dekat dengannya. Joviette bahkan tidak berharap akan kembali ke jabatan semula meskipun Tuan Duke menerimanya kembali.

"Pelantikan belum dilakukan. Dia bersedia menggantikan tempat Vincent yang sudah lama kosong," jelas Duke, cukup melegakan bagi Jov.

"Jika itu perintah Anda, baik, Tuan. Terima kasih banyak."

Toby memang pernah berkata ingin menjadi tangan kanan Margrave daripada menggantikan jabatan Joviette. Karena sosok Margrave adalah panutannya sekaligus alasan ia bergabung dalam pasukan ksatria.

Ku harap cita-citanya belum berubah, batin Joviette.

Keberadaan suara langkah kaki di luar pintu membuat atensi Duke langsung beralih dari buku.

Saya juga mendengarnya. Joviette mengkode lewat tatapan. Boleh saya sergap?

Duke mengangguk usai mengambil pedangnya di sisi ranjang.

Tak butuh berancang-ancang lama, Joviette sigap membuka pintu dan mengarahkan mata pedang ke objek mencurigakan yang menyeret-,

Boneka?

Beruntung ujung pedang dapat Joviette belokkan tepat sebelum menyentuh Labelina.

"Astaga, Lala," gumam Jov mengatur kembali nafas cepatnya. 

Sambil menyeret beruang besar pemberian Duke yang tempo hari sempat ia tolak, Lala mengerjap. "Paman Juliet? Kenapa dicini? Ini cudah malam, loh. Kalau tak bobok tak bica tumbuh tingi."

Terbalik. Nasihat itu seharusnya berlaku untuk dirinya sendiri.

Sama halnya dengan Joviette, Duke menghela nafas, menurunkan kewaspadaan dan menaruh kembali pedangnya.

"Lala," panggil Joviette lembut, berjongkok di depan gadis mungil itu.

Ah, omong-omong dia baru tahu Lala adalah anak perempuan. Awalnya, Joviette pun sangat syok. Apalagi mereka sudah saling mengenal sejak beberapa minggu lalu.

Namun, setelah dilihat-lihat, wajah Lala memang terlalu cantik untuk seukuran laki-laki. Dia punya hidung kecil, mata belo dan gigi kelinci yang imut.

Kenapa aku baru menyadarinya setelah diberitahu Pengasuh Nana?

Joviette jarang bermain dengan anak perempuan, sehingga dia agak canggung setelah mengetahui itu. Tapi, bukan berarti dia tidak senang.

Justru Joviette-lah yang paling tidak sabar menanti gaun dari Senorita Bliss. Lala pasti terlihat lebih menggemaskan saat mengenakan baju-baju cantik mereka.

"Ini sudah larut malam. Kenapa Lala masih jalan-jalan diluar?"

Be My Father?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang