Bagian Lima (4)

42.2K 3.8K 139
                                    

Danzelion merupakan putra raja terdahulu yang pernah menjadi korban sandera Kerajaan Atlanika.

Singkatnya, ia adalah mantan pangeran. Kakaknya merupakan putra mahkota yang kini telah naik tahkta.

Demi menghindari konflik politik, Duke Gestan memberinya posisi ahli waris yang kelak akan berkuasa atas wilayah Aslett.

Tiga tahun lamanya menjadi tahanan negara tetangga, Danzel sempat dijadikan objek eksperimen dan bertahan hidup sebagai budak petarung yang bisa mati kapan saja.

Sebab itu ilmu pertahanan dirinya sangat hebat meski ia belum lama bergabung dalam pelatihan ksatria.

Mulai malam ini, gara-gara syarat yang diajukan Duke, Danzel harus membuktikan bahwa dia mampu mendidik Lala dengan baik. Dikabulkan permintaannya oleh Duke bukan berarti ia dapat terbebas dari aturan.

Salah satu poin dalam surat perjanjian tertulis bahwa pihak B, yakni Danzel, akan mematuhi satu aturan yang ditetapkan pihak A, yang bukan lain adalah Duke, tiap kali pihak A mengabulkan satu permintaan pihak B.

Penalti dibayar secara adil apabila salah satu dari mereka melanggar.

Seperti ini, misalnya. Ketika Danzel mengajukan permintaan supaya Lala diijinkan tinggal di kastil, Duke memberikan syarat sebagai timbal balik, yaitu Danzel berkewajiban melatih si peliharaan.

Mau tak mau Danzel berbagi kamar dengan Lala lantaran status bocah kecil itu adalah peliharaan kesayangannya.

"Dengar, mulai sekarang kau harus menuruti perkataanku kalau tidak mau ditendang dari tempat ini."

Pembagian peran mereka pun diperjelas oleh Danzel malam itu. Demi kedamaian hidupnya agar tak perlu membayar penalti, Danzel mengajari Lala banyak hal.

Ini merupakan hal baru baginya dan itu sangat menyebalkan. Berurusan dengan balita adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan Danzel selama ini. 

Selepas tiga tahun hidup dalam marabahaya, Danzel hanya tahu cara menangani pria dewasa. Pengalamannya menghadapi bocah kematian super aktif, nihil.

Melihat Lala melompat ke sana kemari membuat rasa pesimisnya mendominasi. Akankah dia selamat dari penalti?

Apa yang salah denganku? Danzelion, kau bodoh bukan main!

Hanya gara-gara tersulut soal 'adik', dirinya sampai nekat mengajukan permintaan pada setan bengis berkedok pemimpin Aslett itu!

Danzel bersila di atas kasur, menghembuskan nafas kasar dengan raut putus asa. "Hei, kau dengar aku?"

Lompatan lincah Lala yang berusaha menirukan kelinci melambat. Mata bulatnya spontan menengok ke sang pemilik ruangan.

"Eung."

Danzel mengisyaratkan dengan jari telunjuk bergerak maju mundur di udara. "Kemari."

Labelina menurut dan berdiri di depan Danzel. Entah saking sulitnya diam atau apa, kaki kecil itu terus bergerak walau perhatiannya mendongak fokus mendengarkan Danzel.

"Pertama, kau harus patuhi aku."

"Ung."

"Duduk saat aku bilang duduk. Diam saat aku bilang diam."

"Ung."

"Langsung datang saat aku memanggilmu."

"Eung."

Danzel melirik kaki Lala yang terus berjalan di tempat. Mari coba sekali, apakah Lala benar-benar paham atau cuma ang-ung ang-ung saja.

"Sekarang, berhenti bergerak."

Labelina menggeleng. Dengan wajah tanpa dosa ia langsung memberitahu alasannya.

"Tak bica. Lala belet pipis."

"APA?!"

*****

Gestan menyesap kopi pahitnya dalam diam di bawah kanopi pinggir lapangan latihan. Koran yang ia baca pagi ini serasa damai meski isinya memuat berita pembunuhan.

Pekerjaan di kantor pun masih segudang, tetapi ketidakberadaan Delzaka di kastil adalah suatu keleluasaan yang jarang terjadi. Duke tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

Margrave sebetulnya memiliki manornya sendiri. Itu adalah bangunan indah yang hampir semegah istana. Tapi, dia lebih suka menempati kastil dan merecoki putranya agar segera menikah. 

Cuaca berawan mendung pun menjadi tampak cerah menurut penglihatan Duke yang sedang menikmati hari tanpa Margrave.

Alih-alih memikirkan pekerjaan, satu-satunya yang mengganjal bagi Duke adalah bocah berseragam pelaut yang kini sibuk menata sesuatu sembari berjongkok membelakanginya di semak belukar.

Labelina berada di situ menunggu majikannya, a.k.a. Danzel, yang sedang berlatih pedang.

Duke menghindari kontak mata dengan Lala meski sulit sekali mengabaikan manusia mini yang satu itu. Anehnya dia dapat membaur dengan baik diantara ilalang. Dari belakang, rambut brunette mengembangnya jadi tampak seperti batu.

Kabarnya, baru dua hari berlalu sejak Lala menjadi peliharaan, Danzel sudah menunjukkan tanda-tanda tertekan. Dia mencoret-coret dinding kamar Danzel, melipat jurnalnya mengira itu adalah kertas origami, mengumpulkan serangga-serangga aneh, dan hal-hal diluar nalar lainnya.

Puas rasanya melihat remaja tiga belas tahun itu mengayunkan pedang dengan muka kusut.

Siapa suruh membodohinya dengan mengaku-ngaku anak yang dibawa Margrave adalah peliharaan?

Hanya karena di surat perjanjian tertulis Gestan akan mengabulkan permintaan Danzel, bukan berarti dia tidak bisa memberi batasan.

Menuntut sesuatu yang merepotkan seperti merawat peliharaannya sendiri adalah cara terselubung Gestan supaya Danzel memikirkan konsekuensi yang akan dihadapinya terlebih dahulu sebelum mengajukan permintaan.

Natelia dan rekan-rekannya melotot kaget bagai disambar petir. Baru lengah sebentar, Lala tahu-tahu sudah mendekati Tuan Duke.

"Ini," katanya, meletakkan sesuatu di meja depan Duke. Di antaranya ada satu bebek karet, garpu mini bergagang wortel, dan setangkai bunga liar, "buat Etan."

To be continue...

*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*

Maaf ya, guis. Bher kemarin sibuk poll, jadi hanya bisa nulis di waktu senggang.

Sebenarnya part 5 sudah jadi seminggu yang lalu. Tapi kok rasanya aneh dg vibes-nya Gestan. Kurang sesuai sama penokohan dia. Jadilah Bher rombak lagi dari awal.

Lalu, ada yang bingung kemarin soal silsilah keluarga mereka. Memang tidak dijelasin secara detail di ceritanya sih, tapi intinya gini...

Margrave Delzaka dan Amberly adalah pasangan suami istri. Mereka punya putri namanya Hara.

Gestan kerabat jauh Amberly yang dirawat oleh mereka. Jadi, hubungan antara Gestan dan Hara adalah saudara angkat.

Sementara Danzel merupakan anak yang dipilih Gestan menjadi penerusnya.

Singkatnya begitu. Paham?

Untuk part selanjutnya mungkin agak lama, ya. Terima kasih😊

Be My Father?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang