Bagian Delapan Belas

16.1K 2K 15
                                    

BAGIAN DELAPAN BELAS, ANGGOTA BARU

*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*

Gestan menatap lama ke atas benteng, seolah berharap dapat melompati dinding tersebut sesegera mungkin. Lebih tepatnya, di bagian yang berbatasan dengan Atlanika dimana Harazelle mungkin tinggal di balik dinding.

"Harazelle," desisnya pelan. Kau di sana sekarang?

Semoga kekhawatirannya hanya sebuah asumsi yang tidak benar. Gestan genggam liontin hitam di tangan kokoh itu selagi menekan ambisinya yang tak sabar ingin mengetahui keadaan Hara.

Margrave menitipkan benda tersebut beberapa jam sebelum ia berangkat. Pria tua itu berpesan, andai Gestan berhasil bertemu Harazelle dan keadaan mereka baik-baik saja, dia ingin thalasa dikembalikan saja padanya.

"Tuan Duke, kita berangkat sekarang?" interupsi Joviette yang telah berada di atas kuda.

"Ya," sahut Duke, mendekati kuda miliknya setelah memasukkan kembali thalasa dengan aman. 

*****

Sembilan tahun kemudian, Gestan akhirnya kembali. Fisik, suara, hingga gerak-gerik lelaki itu telah berubah sampai beberapa orang hampir tidak mengenalinya.

Lingkungan keras berhasil menempanya menjadi sosok pria matang dengan kemampuan yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Kecuali kepribadiannya yang masih seperti dinding besi, itu tidak berubah sama sekali.

Pesta kecil guna menyambut kepulangan Duke Muda dan anak buahnya pun diadakan hanya dilingkup internal atas masukan Margrave dan ijin Amberly. 

Lapangan terbuka menjadi pilihan tempat paling nyaman bagi ksatria-ksatria yang terbiasa hidup di alam liar. Mereka bersenang-senang sambil menikmati hiburan dan minuman keras.

Para pelayan ikut bermusik dan menari mengitari api unggun, melupakan penat mereka khusus malam itu saja. Sorak, nyanyian hingga siulan nyaring khas keramaian pesta memadati tempat itu.

Sampai kesadaran orang-orang dilahap perlahan seiring mereka menenggak dan menuangkan miras terus menerus.

Gestan sebagai tokoh utama tentu membaur diantara banyaknya ksatria bar bar tersebut. Meski ia sendiri tidak banyak bertingkah seperti yang lain.

Gelas bir kesekian di genggamannya sama sekali tak lepas selagi pandangan pria beralis tajam itu mengikuti sosok berseragam maid yang sedari tadi mencuri minatnya.

Dia berputar, berdansa, tertawa lepas diantara para pelayan seolah tidak memiliki beban apapun di pundaknya.

Dia pikir bisa menipuku? Gestan Aslett meneguk bir sambil terus memperhatikan.

Pemuda sembilan belas tahun itu langsung dapat mengenalinya walau surai brunatte milik si gadis dengan terampil ia sembunyikan di balik penutup kepala, menyisakan poni dan beberapa helai yang mengintip di tengkuk putihnya.

"Duke Muda."

"...,"

"Duke?"

"...,"

"Duke Muda!"

"Hm." Gestan baru merespon setelah Dores memanggilnya tiga kali.

"Tolong berhenti tertarik pada wanita yang sudah memiliki kekasih," tegur Dores, cukup peka menjabarkan jenis tatapan Gestan barusan.

"Aku tidak."

Oh, ya? Yang benar saja. Lihat mata Duke Muda sekarang. Bahkan sedetik pun beliau tidak bisa mengalihkan pandangan dari gadis itu.

"Sebentar lagi Anda akan mendapatkan gelar Duke, tolong jangan buat skandal yang bisa memengaruhi eksistensi Anda di mata masyarakat. Terlebih, tahun depan Anda sudah memasuki usia untuk menikah."

Dores khawatir Duke Muda akan kehilangan kesempatan memiliki pasangan sempurna jika berita tentang beliau yang mengganggu kekasih orang menyebar di dunia sosial kaum bangsawan.

Alih-alih merespon positif teguran Dores, Gestan justru memandang calon asistennya itu dengan ekspresi geram. Dia pikir siapa dia sampai berani mengatur masa depannya?

"Persetan dengan pernikahan. Tak peduli meski keluargamu sudah mengabdi pada Aslett secara turun-temurun, kalau sekali lagi kau berani ikut campur, bersiaplah kebanggaan itu berakhir digenerasimu," peringat Gestan, beranjak bangkit usai mengosongkan gelas birnya yang ke-5 tersebut.

Dores tercenung seperti orang bodoh begitu ditinggalkan. Itu akan menjadi terakhir kalinya ia berani mengungkit kehidupan pribadi Tuan Gestan.

Buru-buru Gestan menyelinap diantara kerumunan, sementara fokusnya mengekori bayangan si gadis yang sudah menepi dari tempat ia menari sebelumnya.

Desakan melawan orang-orang mabuk tak dapat pemuda itu hindari sampai ia berhasil lolos dari kepadatan lapangan.

Gestan menyusul di belakang tanpa berniat menyapa. Dia cuma ingin memastikan si pelayan jadi-jadian masuk ke kamar dengan selamat, yang bukan lain adalah Hara.

Gadis itu, dia berhenti menulis surat padanya sejak dua tahun lalu. Apa kau tidak lagi menempel padaku karena telah menemukan seseorang yang kau sukai?

Limbung ke kanan kiri, gadis itu kesulitan mempertahankan keseimbangan lantaran terlena mencoba minuman yang seharusnya belum boleh ia konsumsi. Tentu saja sesekali ia meracau tidak jelas.

Margrave dan istrinya pasti akan marah kalau tahu putri mereka minum alkohol sebelum waktunya.

Sudut bibir Gestan naik kurang dari satu senti. Sungguh mengesankan, bocah yang dulunya sangat polos telah berubah menjadi pembangkang begitu beranjak dewasa.

Ketika gadis itu mendadak tersandung kaki sendiri, niat Gestan mengikuti dalam diam akhirnya gagal.

Be My Father?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang